Rabu, 13 April 2011

16 Tahun Hidup Saya Masih Terus Belajar


Nama saya Gitasha Afiyah Putri. Saya lahir pada tanggal 31 Mei tahun 1994 dari pasangan Rasmoro Pramono Aji dan Irda Suryaningsih di rumah sakit Azra, Bogor. Dokter memprediksikan saya akan lahir pada bulan Juni namun ternyata saya lahir di hari yang bertepatan dengan ulangtahun ibu saya. Jadi ketika ibu melahirkan ia sedang berulangtahun yang ke 28. Kata ibu saya ketika saya lahir saya mirip dengan ayah. Saya diberi nama Gitasha Afiyah Putri yang berarti perempuan yang sehat walafiat. Setelah lahir saya dan orangtua tinggal di Bogor di rumah kakek nenek saya. Ketika bayi jadwal tidur saya tidak teratur. “Tasha waktu bayi kalo malem melek kalo siang tidur”, jelas ibu, sehingga orangtua saya cukup kewalahan mengurus saya di malam hari. 4 bulan setelah lahir saya pindah ke Jakarta dan tinggal di Jl. Mangga. Lalu diumur 1 tahun saya dan orang tua pindah ke daerah Pamulang. Di sana saya mulai mengenal orang-orang dan teman-teman baru.

2 tahun
4tahun
Ketika umur saya 3 tahun, orangtua saya memasukkan saya ke playgroup Nurul Azhar yang berlokasi di pamulang sehingga tidak jauh dari rumah. Di sana saya memiliki teman dekat bernama Bintang Khalisa. Dulu guru suka menegur kami karena kami sering mengobrol dan asik sendiri ketika di kelas sehingga tidak memperhatikan guru yang mengajar. Di masa ini saya mulai berlajar membaca. Biasanya yang mengajari saya  membaca adalah penjaga saya karena ibu dan ayah saya sibuk bekerja. Setahun kemudian saya memasuki taman kanak-kanak Al Azhar Pamulang. Semasa TK saya sering mengikuti kegiatan seperti menari, bermain musik, juga mengikuti lomba-lomba seperti lomba menggambar, membaca puisi, dll. Dulu saya sangat menyukai 17 Agustus karena di hari itu komplek rumah saya mengadakan perlombaan untuk anak-anak kecil. Saya dan teman-teman pun ikut serta dalam perlombaan seperti lomba sepeda hias, makan kerupuk, dan macam-macam. Di masa ini saya sering bermain dengan teman-teman komplek bahkan hingga larut malam sambil menunggu orangtua saya pulang kerja. Kata ibu, saya waktu kecil sangat baik dan penurut. Saya suka menemani ibu mengaji dan mengingatkannya untuk solat. Tapi saya juga sangat aktif suka berlari-lari kesana kemari. 2 tahun saya menghabiskan waktu di TK kecil dan TK besar. Biasanya ketika sekolah saya selalu ditemani penjaga saya. Dia ikut saya ke sekolah dari pagi hingga pulang sampai saya memasuki TK besar. Di TK besar saya sudah bisa berangkat sekolah sendiri. Kata ayah, dulu saya sangat susah bangun pagi sehingga saya sering telat masuk. Karena saya pergi sekolah menggunakan jemputan jadi  ketika saya telat bangun 1 jemputan jadi telat semua. Kebiasaan ini berlanjut hingga saya SD.
TK





MASA SD 
6 tahun, SD kelas1
Memasuki sekolah dasar di umur 6 tahun, saya dan orangtua pindah dari Jakarta ke Bali dikarenakan ayah yang di pindah tugas. 6 bulan pertama saya tinggal di sebuah apartemen di daerah Sanur karena belum mendapatkan rumah, tetapi setelah itu ayah saya mengontrak sebuah rumah yang letaknya di daerah Renon. Mayoritas masyarakat Bali beragama hindu sehingga dimana-mana terdapat pura termasuk di rumah yang saya tempati. Biasannya  pura di beri sesajen oleh orang-orang namun pura dirumah saya tidak di apa-apakan. Sesajen juga tidak hanya ada di pura tetapi ada juga di tempat-tempat umum, jadi kalau saya sedang berjalan-jalan tidak jarang akan menemukan sesajen dan dupa-dupaan. Di Bali saya bersekolah di SD Cipta Dharma. Saya memiliki wali kelas bernama Ibu Putu. Dia juga memiliki asisten wali kelas tapi saya lupa namanya. Mereka mengajar semua mata pelajaran secara bergantian. Saya termasuk anak yang rajin belajar ketika SD, tetapi walaupun saya rajin belajar saya tidak rajin bangun pagi sehingga saya sering sekali telat sekolah. Setiap pagi ayah selalu masuk kamar saya dan membangunkan saya sambil marah-marah. “Waktu kelas satu Tasha susah banget dibangunin, setiap pagi papa marahin sampai nangis-nangis”, cerita ayah. Hingga suatu hari saya di panggil ke ruang kepala sekolah lalu di beri nasehat dan diancam jika saya telat lagi saya akan di skors. Setelah di ancam begitu saya pun jadi rajin bangun pagi dan berangkat pagi tetapi jadinya kepagian sampai sekolah. Di SD ini saya di ajarkan sedikit-sedikit bahasa Bali dan setiap seminggu sekali saya dan teman-teman diajarkan tari Bali. Tinggal di Bali merupakan masa yang menyenangkan untuk saya karena banyak tempat yang bisa dikunjungi. Namun setelah 1 tahun tinggal di Bali ayah saya dipindah tugaskan lagi ke Bandung, jadi saya dan ibu ikut pindah ke Bandung.
Di Bandung saya melanjutkan sekolah di SD Islam Salman Al Farisi yang berlokasi di Jl. Tubagus Ismail. Sekolahnya ada di dalam sebuah kompleks perumahan, namun memiliki lahan yang luas karena di sana terdapat playgroup, TK, SD, dan SMP. Beberapa bulan setelah saya pindah, terjadi tragedi 9/11 yaitu runtuhnya menara WTC di New York pada tanggal 9 September 2011. Menara kembar tersebut runtuh akibat di tabrak oleh pesawat yang di bajak oleh teroris Al Qaeda. Kejadian ini sangat lah menggemparkan dunia.
11 tahun, kelas 5 SD
Kembali ke masa saya bersekolah di SD Salman Al Farisi. SD ini merupakan sekolah full day jadi masuk pagi pukul 7.30 sampai sore pukul 16.00. Hal ini merupakan hal baru bagi saya. Awalnya saya tidak betah karena di sekolah sebelumnya saya sudah pulang ke rumah pada pukul 11.00 sedangkan di sekolah yang baru ini saya harus belajar 5 jam lebih lama. Tetapi dengan berjalannya waktu saya menjadi terbiasa pulang sore, apalagi dengan semakin akrab dengan teman-teman membuat keadaan menjadi lebih menyenangkan. Enaknya dari sekolah ini adalah, karena full day school jadi kita tidak lagi diberikan pekerjaan rumah sehingga di rumah tinggal istirahat saja. Ketika masa ini bisa dibilang saya memiliki prestasi yang baik. Peringkat kelas pun sangat baik dan biasanya jika mendapat peringkat bagus di kelas akan di beri hadiah oleh wali kelas. Di sekolah ini terdapat suatu kegiatan yang di sebut KBM Lapangan atau kegiatan belajar mengajar lapangan, yaitu setiap berapa bulan sekali melakukan kegiatan belajar di luar sekolah seperti pergi ke pabrik, tempat percetakan buku cerita anak, dll.
Pada tahun 2002 ketika saya sudah menduduki kelas 3 SD terjadi peristiwa yang menggemparkan Indonesia yaitu Bom Bali di bulan Oktober. Kurang lebih menjatuhkan korban sebanyak 202 orang dan mencederakan 209 yang lain, kebanyakan merupakan wisatawan asing. Di mana-mana ada berita bom bali, hal  ini membuat saya merasa ngeri dan sedih mengingat saya dulu pernah tinggal di Bali.

MASA SMP 
Setelah 6 tahun menjalani pendidikan di sekolah dasar, saya pun memasuki sekolah menengah pertama. Awalnya saya akan pindah ke Jakarta mengkuti ayah yang sudah 1 tahun di tugaskan di Jakarta dan terus bolak-balik Jakarta-Bandung selama setahun, namun tidak jadi dan akhirnya saya melanjutkan sekolah di SMP Salman Al Farisi. Masa SMP ini pertama kali saya merasakan MOS. Mendengar cerita dari saudara-saudara saya bahwa MOS itu menyeramkan karena akan dikerjai dan di marahi kakak kelas membuat saya khawatir dan takut. Hari pertama MOS berjalan tidak separah yang di ceritakan saudara saya, memang kakak kelasnya ada yang marah-marah, tapi karena banyak teman SD saya yang melanjutkan ke SMP yang sama jadi teman-temannya sudah kenal dan lebih menyenangkan menjalani MOS-nya.
Di SMP ini saya menjalani masa-masa yang menyenangkan. Sekelas hanya terdiri dari 20 orang sehingga kami menjadi sangat akrab dengan satu sama lain. Di SMP ini juga ada kegiatan KBM Lapangan, sama seperti yang telah saya jelaskan tadi. Suatu waktu kami melakukan KBM Lapangan ke ITB, saat itu merupakan pertama kalinya saya melihat lingkungan kampus ITB dari dalam. Saya sangat kagum dan bertekad ingin melanjutkan kuliah di sana.
Setelah setahun menjalani SMP kelas 1 dan 6 tahun tinggal di Bandung, saya dan ibu pindah ke Jakarta mengikuti ayah yang sudah 2 tahun tugas di Jakarta. Saya melanjutkan pendidikan di SMP Labschool Kebayoran yang ternyata kegiatannya banyak. Ketika masuk ternyata saya harus mengalami MOS lagi untuk yang kedua  kalinya bersama dengan angkatan yang baru masuk. MOS di Labsky ini lebih berat dari MOS di SMP saya sebelumnya. Di mulai dari harus membuat name tag yang rumit, kemudian ada makan komando dimana kita harus makan dengan hitungan kakak OSIS yang sangat cepat, dll. SMP Labsky memiliki kegiatan yang terhitung banyak, salah satunya adalah BIMENSI. Ketika BIMENSI, saya dan teman-teman di latih oleh marinir di Cilandak selama 5 hari. Di sana kami di latih fisik dan mental. Kegiatan ini sangat lah melelahkan. Kami sering sekali di bentak oleh para marinir, dan ketika kami berbuat salah hukuman yang diberikan tidak tanggung-tanggung, kami disuruh push up berpuluh-puluh kali, merayap di tanah berbatu, terlentang menghadap matahari di siang hari yang panas, dll. Saat makan pun menjadi saat yang tidak menyenangkan, kami disuguhkan makanan dalam porsi besar dan harus menghabiskannya dalam waktu yang sangat cepat. Selama menjalankan kegiatan, yang diinginkan adalah pulang ke rumah. Kegiatan ini menjadi pengalaman yang seru untuk dikenang. Banyak cerita seru dan kocak yang di hasilkan dari kegiatan ini. Namun saya akan menolak jika harus mengulang kegiatan ini.
Kelas9
Memasuki kelas 9, sekolah mulai terasa berat karena tuntutan ujian nasional dan masuk ke SMA yang bagus. Saya mencoba mengikuti tes masuk SMA Labschool Kebayoran lewat jalur khusus, tetapi sayangnya saya tidak diterima. Setelah kejadian itu saya menjadi lebih giat belajar untuk mengikuti tes SMA Labsky jalur reguler, dan hasilnya pun memuaskan.
Masa SMP saya terbilang menyenangkan. Saya bertemu dengan teman-teman yang baik, menyenangkan, kocak, dan membentuk angkatan yang kompak yaitu Averla Sixeras.

MASA SMA 
XD
Lulus SMP saya melanjutkan pendidikan ke SMA Labschool Kebayoran. Sekali lagi saya menjalani MOS bersama teman-teman.  Namun pada MOS kali ini saya tidak begitu khawatir karena saya sudah cukup mengenal sekolah ini sejak SMP. Mungkin di SMA memang berbeda dengan SMP, kami di tuntut untuk lebih mandiri dan lebih dewasa.
Setelah melalui masa orientasi, saya memasuki kelas baru di sma yaitu kelas XD. Di sana saya berkenalan dengan teman-teman baru, walaupun banyak juga teman yang sudah saya kenal karena sama-sama berasal dari SMP Labsky. Kegiatan di SMA ini juga terbilang banyak. Kami harus mengikuti kegiatan trip observasi dan juga BINTAMA. Trip observasi angkatan saya yang bernama “NAWA DRASTHA SANDYADIRA” dilakukan di purwakarta.  Di sana kami menginap selama 5 hari di rumah penduduk, lalu mengerjakan penelitian yang di tugaskan oleh guru mata pelajaran.
Setelah trip observasi, saya dan teman-teman mengikuti kegiatan BINTAMA yang di laksanakan pada semester 2. Kegiatan ini mirip dengan kegiatana BIMENSI di SMP dahulu. Kami dilatih oleh tentara angkatan darat. Tetapi saya bersyukur karena kegiatan ini tidak sekeras BIMENSI. 
Tidak lama setelah BINTAMA, saya dan 40 orang teman lainnya pergi mengikuti misi budaya di Perancis. Di sana kami bertemu dengan peserta-peserta misi budaya dari negara lain, seperti Mongolia, Georgia, Nigeria, Peru, dll. Kami sebagai perwakilan dari Indonesia menampilkan beberapa tarian tradisional Indonesia seperti tari saman, rapai geleng, tari piring, tari giring-giring, dan yang lainnya. Setelah misi budaya berakhir, saya dan rombongan melanjutkan tour ke beberapa negara di eropa seperti Jerman, Belanda, Swiss, dan Italia. Pengalaman ini merupakan pengalaman yang paling menyenangkan dan tidak akan saya lupakan.

MISI BUDAYA


Sekarang saya sedang menjalani tahun kedua di SMA Labsky dengan mengambil jurusan IPA. Di jurusan ini pelajaran eksak seperti kimia, fisika, biologi, dan matematika memasuki tahap yang lebih sulit. Tidak mudah mendapatkan nilai sempurna pada 4 mata pelajaran tersebut. Tetapi walau pun begitu, di tahun kedua ini terasa lebih menyenangkan karena saya sudah semakin mengenal sekolah dan teman-teman dengan baik.
XI IPA 3

MASA DEPAN
Untuk kedepan, saya berharap dapat naik kelas ke kelas 12 dengan nilai yang memuaskan lalu diterima di PTN unggulan di Indonesia. Sebenarnya saya belum memiliki cita-cita yang pasti, tetapi saya ingin sekali melanjutkan pendidikan ke ITB. Ayah dan ibu saya memberi saran agar saya mengambil jurusan teknik industri di ITB, karena kata mereka setelah lulus saya bisa bekerja di mana saja. Yang pasti ketika dewasa nanti saya ingin menjadi orang yang sukses dalam segala hal. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar