Minggu, 12 Juni 2011

Saya dan Purnomo Yusgiantoro, Seorang Pengambil Keputusan Yang Tidak Populer

PERJALANAN MASA KECIL DR IR PURNOMO YUSGIANTORO

Dr. Ir. Purnomo Yusgiantoro, M.A., M.Sc lahir di Semarang 16 Juni 1951.Masa kecilnya dihabiskan di kota Semarang. Ayahnya adalah Yusuf Sugianto seorang pensiunan tentara yang berjuang sejak masa penjajahan Belanda, dan ibunya adalah Sugini. Beliau bersekolah di SMP Bernadus,  dan kemudian melanjutkan pendidikannya di SMA Loyola. Menurut eyang saya,Pitoyo Sachro,yang mengenal beliau sejak muda beliau memang dikenal rajin, giat dan cerdas sejak di sekolah.

Beliau merupakan lulusan Sarjana Teknik Pertambangan pada Fakultas Teknik ITB Bandung, pada tahun 1974 . Beliau juga merupakan pemegang dua gelar S-2. Ia meraih gelar M.Sc pada Colorado School of Mines, Golden Colorado (Fakultas Pertambangan) tahun 1986, dan gelar M.A bidang ekonomi pada University of Colorado at Boulder Main Campus, Colorado, Amerika Serikat (Ilmu Ekonomi) tahun 1988. Ia pun mencapai gelar akademis tertinggi S-3, Ph.D bidang ekonomi mineral dan sumberdaya alam dari Colorado School of Mines, Golden, Colorado juga tahun 1988.
Beliau menikah dengan Sri Murniati Sachro dan memiliki tiga orang anak, Lucky A. Yusgiantoro, Filda C. Yusgiantoro, dan Inka B. Yusgiantoro,

Dalam masalah pendidikan, anak anak beliau juga tak kalah dari orang tuanya. DR Ir Purnomo Yusgiantoro beserta istrinys sangat mementingkan arti pendidikan bagi putera puterinya,agar mereka juga mengejar cita citanya setinggi bintang dilangit. 

Ketika keluarga beliau menetap di Amerika, saat beliau menempuh pendidikan lanjutan, kedua anaknya, Lucky dan Inka berhasil mendapatkan penghargaan dari Presiden Amerika Serikat kerena berhasil masuk 10 besar terbaik lulusan SMA di seluruh AS.

Anak pertamanya, Lucky, merupakan penyandang gelar master dari Colorado State University, dan menyelesaikan program beasiswa untuk mendapatkan gelar doktor di Colorado. Demikian pula Inka, seorang pemegang gelar master pada teknik industry dari Columbia University, dan sedang melanjutkan studinya untuk gelar doctor di University of Michigan. Sedangkan anak perempuannya, Filda, merupakan lulusan Teknik Kimia ITB, yang mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan master dalam fragrance and perfume, di Universite de Versailles, Prancis.

KARIR PURNOMO YUSGIANTORO

Di tahun 1993-1998 Purnomo Yusgiantoro sudah menjabat sebagai Penasehat Menteri Pertambangan dan Energi. Ia juga sempat pula menjadi Gubernur OPEC, yang ada  di Wina, Austria tahun 1996-1998. Selanjutnya, beliau menjadi Ketua II Bidang Pemasaran Dalam dan Luar Negeri Dewan Komisaris Pemerintah untuk Pertamina 1993-1998, Tim Ahli Panitia Ad Hoc I BP MPR RI dalam mempersiapkan GBHN Pelita VII 1997-1998. Ia adalah anggota Pokja Wanhankamnas dalam mempersiapkan GBHN Pelita VII, sekaligus anggota Panitia Deptamben dalam menyusun GBHN Sektor Pertambangan dan Energi Pelita VII.

Beliau juga seorang guru, beberapa kali beliau mengajar di berbagai lembaga pendidikan. Di almaternya Departemen Ekonomi University of Colorado at Boulder ia pernah mengajar pada tahun 1989, dan sebelumnya pada tahun 1983-1985 mengajar di Fakultas Teknologi Mineral Universitas Trisakti Jakarta.
 Ia adalah pengajar di berbagai kursus kepemimpinan seperti Lemhannas, Seskogab, Suspim Pertamina dan PLN, Sespanas, dan pengajar pada Kursus Atase Pertahanan Dephankam. Widyaiswara Lemhannas untuk mata ajaran Globalisasi, dan Dewan Penyantun Universiats Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta, ini tercatat pula sebagai staf pengajar pada Program Pasca Sarjana Magister Manajemen dan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (IESP) Universitas Atma Jaya sejak tahun 1993, dan pada Program Magister Manajemen STIE LPMI Jakarta sejak 1990.



PERAN DI TINGKAT NASIONAL

Pada masa Purnomo menjadi Mentri Energi dan Sumberdaya Mineral, beliau bukan menjalani masa masa yang mudah. Seperti kita ketahui, banyak sekali isu isu sensitif mengenai masalah energy, seperti  harga bahan bakar minyak, maupun bocornya lumpur lapindo. 
Diantara sekian aktivitas yang beliau lakukan di tingkat nasional, mungkin yang paling diingat publik, adalah keputusan keputusan beliau di saat beliau menjabat sebagai mentri Energi dan Sumber Daya Mineral. Pada saat itu, Purnomo mengambil keputusan keputusan yang sangat tidak populer. Diantaranya, beberapa kali menaikkan tarif dasar listrik dan bahan bakar minyak.

Pada saat itu, rakyat turun ke jalan, berdemo untuk turunnya harga-harga. DPR pun menekan beliau untuk membatalkan kebijakan kebijakan tidak popular tersebut. Purnomo Yusgiantoro menjadi sangat tidak populis di dalam negeri hanya karena kebijakan tunggalnya menaikkan tarif BBM dan TDL. 

Namun sosok beliau di dunia internasional pada saat itu, justru direspon berbeda. Buktinya adalah beliau bisa merangkap jabatan Sekjen dan Presiden OPEC, merupakan jabatan rangkap pertama dalam sejarah OPEC.

Karena keberhasilannya menjabat Menteri ESDM, kepada Ir. Purnomo Yusgiantoro, M.A., M.Sc, Ph.D sudah selayaknya diacungi jempol. Ia mendasarkan kebijakannya menaikkan harga BBM dengan logika dan alasan yang bisa diterima oleh masyarakat luas. Jika di era Orde Baru yang otoriter dan tertutup, setiap kenaikan harga BBM potensial menimbulkan kerawanan sosial politik, Purnomo berhasil mengelola potensi konflik sehingga tidak menimbulkan gejolak yang berarti di masyarakat. Salah satu kiatnya, untuk setiap kenaikan harga BBM ia menganggarkan sejumlah dana kompensasi sosial BBM sebagai subsidi, semacam jaring pengaman sosial kepada rakyat kecil yang membutuhkan.

Purnomo lebih suka jika subsidi BBM puluhan triliun rupiah diberikan dalam bentuk subsidi langsung kepada kelompok miskin, daripada menetapkan harga BBM murah namun artifisial saja. Ia, bahkan sudah berpengalaman melakukan proyek percontohan subsidi langsung dipindahkan dari dana kompensasi sosial BBM melalui delapan jalur.
Salah satu alasannya adalah, subsidi BBM tidak tepat sasaran dan justru dimanfaatkan kaum yang berada dengan daya beli lebih besar.

Subsidi dialihkan untuk membiayai beras murah, subsidi kesehatan, subsidi pendidikan, dan pembiayaan infrastruktur. Dengan cara demikian masyarakat percaya bahwa subsidi, benar-benar sampai ke rakyat miskin. Untuk makin mempertegas tekadnya menolong rakyat miskin, Purnomo meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ikut mengaudit penyaluran dana kompensiasi tersebut.

Isi hati Purnomo sesungguhnya sangat berorientasi kepada rakyat miskin. Ia melakukan pilihan dalam menaikkan harga. Sebab terbukti, dari kelima macam BBM minyak bakar, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, dan premium, Purnomo menetapkan minyak tanah yang harganya Rp 700 per liter dan harga pasar Rp 2.700 per liter sebagai prioritas yang terakhir dinaikkan. Dengan kata lain, minyak tanah yang lebih digunakan kalangan bawah, adalah prioritas terakhir kenaikan harga. Karena masyarakat menengah keatas cenderung menggunakan gas tabung atau listrik. Sedangkan untuk bahan bakar lain, yang di targetkan untuk kalangan bawah, namun realitanya juga dikonsumsi secara masif oleh kalangan menengah keatas, dijadikan prioritas kenaikan harga.

Sebagai pengambil keputusan, beliau juga sangat konsisten. Purnomo tak mau mundur dari kebijakan menaikkan tarif BBM dan TDL hingga 10 kali, walau demo terus berlangsung, hingga dicap tidak peka, beliau tak sedikitpun mengubah keputusannya. Purnomo sangat yakin betul hasil akhirnya akan positif bagi masyarakat miskin, dan masyarakat pada akhirnya akan bisa memahami kenaikan asal bisa dibuktikan bahwa apa yang dilakukan bisa dirasakan secara konkret oleh masyarakat.

Pada 2004 harga saat minyak melonjak tinggi, menembus rekor yang puluhan tahun tak terpecahkan, bahkan dalam bahasa Purnomo disebutkan “gila”, seluruh dunia kalang kabut jadinya. Ancaman resesi ekonomi global mengemuka, bahkan menjadi salah satu tema isu kampanye pemilihan presiden tahap kedua di tanah air. Nama Purnomo Yusgiantoro serta merta menjadi sorotan dunia. Ia lalu diminta agar bertemu dengan pejabat berpengaruh di Amerika Serikat dan Inggris, demi mencegah kemungkinan terjadi resesi global.
Purnomo agaknya berhasil memimpin kementerian ESDM, sebagaimana ia berhasil memimpin keluarga dan organisasi OPEC. Ia telah menyelesaikan tugas kementeriannya dengan baik sekaligus mempersiapkan yang terbaik kepada penggantinya. Ia ingin meninggalkan kementerian ini dengan tidak neko-neko, melainkan penuh kedamaian sebab ia datang dengan baik dan keluar ingin dengan baik pula.

PENUTUP
Sebagai seorang cucu (beliau adalah adik kakek saya), saya mengenal beliau sebagai sosok yang baik. Saat berinteraksi dengan beliau, saya lebih merasa berinteraksi dengan seorang kakek ketimbang seorang mentri. Sikap beliau sungguh low profile, bahkan pada pekerja seperti supir atau pembantu, beliau sangat ramah dan tidak terkesan arogan.



Beliau juga mengatakan, setelah menjadi mentri, waktu-waktunya menjadi milik  negara. Tak jarang hingga larut malam, beliau masih disibukkan urusan urusan negara. Meski begitu, bukan berarti beliau adalah seorang yang tidak mempedulikan keluarga karena waktunya dihabiskan untuk negara.
Beliau adalah sosok yang sangat menyayangi keluarga. Saya ingat betul, ketika eyang buyut saya dalam keadaan koma, ditengah kesibukannya, beliau mengawal betul setiap detik-detik terakhir eyang buyut saya di dunia. Juga saat eyang saya sakit, beliau datang di sela sela waktu istirahatnya di malam hari, untuk menjenguk eyang saya. 
Saya mengagumi karakter beliau, sebagai seorang pelajar yang giat belajar, sebagai seorang mentri,sebagai seorang pemimpin, sebagai seorang ayah yang menjadi panutan dan juga sebagai eyang.Beliau sangat bersahaja dan selalu ingin membantu orang lain.Saya juga mendengar bagaimana beliau mengharapkan setiap anak cucunya membawa nama baik keluarga dan menjaga kerukunan seluruh anggota keluarga,dan kelak bermanfaat bagi nusa bangsa.

Jumat, 10 Juni 2011

Goresan pena Saya di antara Fosil Museum


    Kalau boleh jujur, sudah lama sekali saya menyelesaikan tugas mengunjungi museum ini bahkan sebelum disuruh mengunjungi museum.. jadi pada 30 Desember 2010 ketika saya berlibur menghabiskan waktu di rumah aki saya di bogor, Mahira (sepupu,kelas 1 SD) minta pergi jalan-jalan,dan ketika saya tanya mau kemana, dia menjawab "museum" dan saya agak tercengang dengan jawaban mahira, karena di usia sangat belia, minatnya untuk ke museum amat tinggi… dan jika diingat lagi, ketika saya menduduki usia itu,, minat saya ke museum amat minim…. Museum yang menurut saya menarik yang pernah saya kunjungi itu museum PETA dan Museum IPTEK… dan apakah saya mengunjungi kedua museum itu? Tidak.. jika anda Tanya apa saya kecewa? maka jawabannya adalah tidak.. saya mengunjungi Museum Zoologi karena Mahira begitu amat ingin melihat tulang Dinosaurus… dan kunjungan saya untuk kali itu adalah kunjungan kedua saya..
saya -mahira- faiz
 
    Oh ya sebelumnya, saya minta maaf atas keterlambatan nge posting tugas ke empat saya pada blog ini.. mohon maaf sebesar-besarnya Pak Shobirin, dan beberapa kendala yang menghambat postingan saya ini dikarenakan persiapan untuk OSK waktu itu, Susulan-susulan ulangan, dan Ayah saya.. yang terakhir agak membingungkan yah pak? Iya ayah saya,, setiap mulai mengerjakan tugas sejarah, ayah saya selalu bertanya "ngerjain apa? Sejarah terus yang dikerjain.. Kapan mau belajar Fisika sama Matematikanya? Inget loh ade udah kelas dua SMA,kalau main-main nanti nggak bisa dapat PTN yang bagus.. " dan sebagai anak yang baik saya tidak mau membantah perkataan ayah saya dan kemudian menyudahi menulis tugas Sejarah ini.. sehingga akhirnya tugas Sejarah saya terbengkalai,, namun saya pula tidak bisa menyalahkan apa yang dikatakan ayah saya,, karena itu betul adanya.. jika saya tidak belajar sungguh sungguh di mata pelajaran khas jurusan maka saya akan tidak bisa mendapatkan PTN yang saya inginkan.. (Paragraf ini baru disisipkan dari tulisan asli)

 

    Kami sempat salah masuk, jadi kan kami masuk dari pintu depan museum dan ketika sampai parkiran sunyi senyap dan pintu museum tertutup rapat dan tidak ada kehidupan.. saya kira tutup, dan Mahira bilang "ah, masak tutup sih? Kan hari libur… " dan ia minta ke sopir saya untuk Tanya ke satpam, dan betul kata mahira Museum buka, namun masuknya harus dari Kebun Raya Bogor.. masuk lah kami,,, dan Tiket museum bisa dibilang amat murah hanya Rp 2000,- saja, dan kesan pertama saya menjejakkan kaki saya di Museum Zoologi adalah suram, karena gelap dan penuh orang.. dari pintu depan Mahira lalu menyeret saya.. dia bilang "mba Ulan mana Dinasaurus nya?" saya bingung.. karena yang saya tahu tidak ada Kerangka Dinasaurus di dalam Museum,, dan dengan agak sok tahu saya menjelaskan ke Mahira sedikit tentang Museum Zoologi (biar keliatan pinter didepan adik sepupu.. hehe),, saya mulai menjelaskan bahwa Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) yang akrab disebut Museum Zoologi Bogor ini mulanya hanyalah laboratorium di sudut Kebun Raya Bogor (Lands Planetunin) yang didirikan pada tahun 1894 untuk kepentingan penelitian oleh Dr. J.C. Koningsberger seorang ahli Botani.


    
    Dan perjalanan saya ke Museum ini menambah rasa bangga saya lagi sebagai warga negara Indonesia, kenapa? Jadi kata guide nya, MZB ini merupakan salah satu museum koleksi fauna terbesar di Asia Tenggara. Dalam rentang satu abad MZB berhasil mengoleksi lebih dari 3 Juta Spesimen, yang dimana meliputi 17.500 jenis fauna asal Indonesia yang masih ada hingga saat ini dan juga yang sudah punah seperti Harimau Jawa (Panthera Tigris Sondaicus) atau burung trulek Jawa (Vanellus macropterus). Saya begitu tercengang ketika guide museum bilang bahwa koleksi di Showroom disini hanya sepuluh persen dari total specimen yang dipunyai MZB. Koleksi museum ini dibagi menjadi 7 kelompok besar: Mamalia, Burung, Reptil, Amfibi, Ikan, Moluska, Serangga, dan Invertebrata.

Ruang burung:



Ruang Mamalia:

Ruang Reptil dan Amphibi:

Ruang Ikan dan Moluska:

Ruang Serangga:


 
    Koleksi fauna apa yang menarik hati saya? Paus Biru, Kepiting Raksasa Jepang, Ikan Kiper, kerangka Harimau sumatra, Badak Bercula sama Pithecanthropus erectus.. oke mari saya jelaskan satu satu daya tarik dari koleksi tersebut.. Pertama, Kerangka Paus biru yang amat sangat besar dengan berat 119 kilogram pada saat ditemukan dan panjangnya… panjangnya 27,2 meter .. Raja Lautan tersebut ditemukan mati terdampar di Pantai Pameungpeuk, Priangan Selatan,Jawa Barat.

 

Kedua, Badak Jantan dari Desa Karangnunggal, Tasikmalaya ini merupakan badak terakhir yang hidup di Tasikmalaya pada tahun 1934 yang bobot tubuhnya 2280 kilogram dan panjangnya sekitar dua meter. Besar sekali kaan?

Ketiga, Kepiting Raksasa Jepang,,, sangaaat besar sekali.. tidak terbayang oleh saya jika hewan tersebut masih ada sampai sekarang dan ketika saya lagi jalan jalan dipantai tiba tiba Kepiting itu dibelakang saya,, saya pasti akan langsung ngibrit.. hehehe


 
Keempat, Kerangka Harimau Sumatera yang giginya tajam-tajam:


 
Kelima, Ikan Kiper.. namanya lucu,, mengingatkan saya sama Klub sepakbola kesukaan saya MU, pas melihat ini saya langsung kebayang kalau ada klu MU versi ikannya… hehehe..


 
Keenam, Pithecanthropus erectus,, akhirnya kesampaian juga ngeliatnya.. dari dulu saya ngebayangin manusia jaman phitecanthropus itu kayak apa sih,, dan kesampean,, sayangnya hanya rangkanya saja dimuseum zoology,coba ada awetan organnya seperti yang ada di Museum Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia..

 

Phitecanthropus erectus ini ditemukan oleh Eugene Dubois di Sangiran(sekarang Seragen) , kota leluhur saya.. Ayah saya dibesarkan di Seragen, Solo. Eugene Dubois ini juga berhasil menemukan beberapa fosil kerangka manusia purba lainnya di Indonesia: Homo Wajakensis yang ditemukan di daerah wajak,Tulung Agung, Pithecanthropus Majokertensis ditemukan di daerah Mojokerto,Pithecanthropus Soloensis, ditemukan di daerah Solo.


  

    Sekian goresan saya untuk museum ini, kesan saya adalah banyak hal yang menarik dari museum zoology ini namun saying kondisi museum agak memprihatinkan.. Pesan saya Indonesia adalah negara yang kaya akan SDA dan SDM nya,, kita terkenal akan diversitasnya, maka mari kita bangun bangsa ini dalam keberagaman yang mempekokoh bangsa ini dan ciptakan sejarah. Dan gunakan lah SDA kita dengan bijak, karena seyogyanya kita hidup berdampingan dengan lingkungan alam kita.


 

    

Kamis, 09 Juni 2011

Saya Dan Saksi Gerakan Mahasiswa 1998

Saya mewawancarai saksi peristiwa bersejarah di Indonesia, yaitu peristiwa gerakan mahasiswa tahun 1998. Tokoh yang saya wawancarai bernama Laily Ariaty, yang lahir di Meulaboh Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 29 Juni 1967. Laily Ariaty ini adalaha mama saya, yang pada saat peristiwa gerakan mahasiswa tersebut berlangsung. Mama saya merupaka anak kedua dari 7 bersaudara, mama saya lulusan Fakultas Perikanan Institut Perikanan Bogor (IPB) pada tahun 1990, dan sekarang bekerja di PT. Succofindo yang beralamat di Graha Succofindo, Jln. Raya Pasar Minggu Kavling 34, Jakarta. Berpendidikan dasar di Aceh Barat, dan pada saat melanjutkan pendidikan SMP, mama pindah ke Jakarta pada tahun 1980. Bersekolah di SMP 74, Rawamangun dan lulus pada tahun 1983. Setelah itu melanjutkan ke SMA 21, Pulo Mas, Jakarta Timur dan lulus pada tahun 1986. Dan melanjutkan pendidikan pada tingkat kuliah di Universitas IPB pada tahun 1986 – 1990. Dan mulai bekerja pada tahun 1991-1993 di perusahaan SCIS yang berlokasi di Menteng. Pada 1994 beralih kerja ke PT. Succofindo Cabang yang beralamat di WTC, Jln. Jendral Sudirman Kavling 32, Jakarta. Pada tahun 2000 mama pindah ke PT Succofindo Pusat, yang beralamat di Graha Succofindo, Jln. Raya Pasar Minggu Kavling 34, Jakarta. Pada tahun 1994 mama menikah dengan papa, tepatnya pada tanggal 6 Februari 1994. 

Pada saat  peristiwa gerakan mahasiswa Mei 1998, mama saya sedang bekerja  di PT.Succofindo Cabang yang beralamat di World Trade Center dan ketika jam istirahat makan siang sekitar pukul 14.00 WIB. Banyak massa yang sudah memasuki ke Jalan Sudirman, sehingga kantor mama saya mengeluarkan kebijakan untuk seluruh pegawai kembali ke rumah masing-masing pada sekitar pukul 15.00 WIB. Ketika mama saya naik bus untuk menuju rumah, sudah  banyak jalan-jalan yang ditutup. Salah satunya area semanggi, sehingga semua kendaraan dialihkan ke jalan lain yang massa nya belum terlalu banyak. Selain itu, hal tersebut dilakukan karena pada daerah sekitar semanggi sudah terjadi kerusuhan-kerusuhan, seperti pembakaran ban bekas, mobil, dan juga aparat keamanan pun sudah turun ke area semanggi. Sehingga pada saat itu pemerintah menurunkan informasi keadaan darurat siaga I, agar seluruh masyarakat waspada dan menghindari area-area yang terdapat banyak kerumunan massa. Semakin malam keadaan semakin parah, massa sudah melakukan banyak penjarahan dan pembakaran di mal-mal, karena itu banyak para penjarah yang mati terbakar di lokasi tersebut. Selain itu juga terdapat beberapa mahasiswa trisakti yang meninggal.Untuk mengamankan keadaan tersebut, pemerintah telah menurunkan semua aparat keamanan untuk meredakan amukan massa. Salah satunya juga dengan penyemprotan gas air mata.
Perilaku Kolektif Mahasiswa dalam Reformasi 1998
Tahun 1998 menjadi satu catatan tersendiri dalam sejarah perubahan di Indonesia. Dilatarbelakangi krisis ekonomi yang berkepanjangan dan berlanjut menjadi krisis multi-dimensi, sebuah usaha perubahan sosial yang dimotori oleh gerakan mahasiswa yang didukung oleh kesadaran bersama dari para mahasiswaa. Momen ini kemudian berkembang menjadi suatu gerakan bersama yang menuntut perubahan dibeberapa bidang, khususnya sistem pemerintahan
Menyadari bahwa perguruan tinggi dan lembaga pemerintah tidak dapat diharapkan, sebagian mahasiswa coba menciptakan ruang-ruang berkembangnya sendiri. Mereka kemudian memilih untuk melakukan aktifitas mereka diluar kampus. Selain membentuk kelompok-kelompok diskusi, mahasiswa juga membentuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang menangani berbagai isu-isu sosial. Aksi protes mahasiswa masih berlanjut akan tetapi masih sangat sporadis dan dampaknya belum meluas, baik itu dikalangan mahasiswa maupun masyarakat umumnya dan semakin lemah sampai akhirnya menghilang akhir 1970-an.
Gairah pergerakan di kelompok mahasiwa kemudian mulai kembali pada tahun 90-an saat akumulasi berbagai permasalahan sosial makin tajam. Mereka lebih cenderung mengangkat masalah-masalah yang aktual pada saat itu, misalnya masalah kelaparan atau bencana di satu daerah dan permasalahan keseharian yang dihadapi oleh masyarakat. Akan tetapi, pola yang digunakan tidak berubah; masih sporadis dan dilakukan dalam kampus. Pada awalnya tidak semuanya mahasiswa tersebut tergerak untuk menanggapi masalah sosial yang muncul.
 Pada masa itu muncul conscience collective, kesadaran bersama dimana mahasiswa merupakan satu kelompok yang harus bersatu padu. Dalam kondisi perilaku kolektif, terdapat kesadaran kolektif dimana sentimen dan ide-ide yang tadinya dimiliki oleh sekelompok mahasiswa yang menyebar dengan begitu cepat sehingga menjadi milik mahasiswa maupun masyarakat pada umumnya. Kekecewaan dan ketidakpuasan mahasiswa terhadap pemerintah disambut oleh masyarakat yang menjadi korban dari sistem yang ada. Aksi dari mahasiswa kemudian direspon oleh masyarakat melalui secara sukarela memberikan bantuan kepada para mahasiswa yang sedang mengadakan demonstrasi.
Neil Smelser memberikan pendekatan yang lebih komprehensif dalam munculnya perilaku kolektif. Menurutnya, ada enam syarat pra-kondisi yang harus terjadi; struktural (structural conducivenes), ketegangan struktural (structural strain), kemunculan dan penyebaran pandangan, faktor pemercepat (precipitating factors), Mobilisasi tindakan (mobilization for action), dan pelaksanaan kontrol sosial (operation of social control). Dalam konteks gerakan mahasiswa di Indonesia, keenam syarat itu terpenuhi; pertama kondisi sosial masyarakat saat itu yang mendukung aksi-aksi mahasiswa, kedua adanya kesamaan rasa tertindas oleh pemerintah, ketiga penyebaran serta gagasan dengan landasan kebenaran, hak asasi manusia dan rakyat sebagai dasar perjuangan , keempat adanya faktor pemicu dengan gugurnya mahasiswa Universitas Trisakti yang kemudian berlanjut pada peristiwa lainnya , kelima adanya usaha mobilisasi aksi dengan berbagai elemen masyarakat dan terakhir adalah adanya tekanan dari negara atau bentuk kontrol sosial lainnya yang berusaha menggagalkan/menggangu proses perubahan.
Gerakan mahasiswa pada tahun 1998-tepatnya bulan Mei-cenderung pada perilaku kerumunan aksi dimana aksi demonstrasi mereka lakukan secara terus menerus dengan mengandalkan mobilisasi massa demi tujuan bersama. Menurut Blumer, perilaku kerumunan yang bertindak dimana mereka mempunyai perhatian dan kegiatan yang ditujukan pada beberapa target atau objektif. Tuntutan gerakan mahasiswa sendiri pada pasca kejatuhan rejim Orde Baru cenderung pada perubahan sistem politik dan struktur pemerintahan.
Saya mengalami kesulitan untuk mencari narasumber, karena saya mencari ke lingkungan sekitar saya. Namun ternyata, mama saya merupakan salah satu saksi dari sebuah peristiwa sejarah, yang mengartikan bahwa saya membuang banyak waktu untuk mencari narasumber padahal mama saya sendiri merupakan seorang saksi. Mengetahui mama saya merupakan salah satu saksi, ini memudahkan saya untuk wawancara terhadap peristiwa tersebut.

Senin, 06 Juni 2011

Saya dan Museum IPTEK, Ilmu Pengetahuan Tak Bisa Lepas Dari SejarahA

Saya dan Museum IPTEK, Ilmu Pengetahuan Tak Lepas Dari Sejarah

Beberapa waktu lalu, saya mengunjungi museum IPTEK. Berbeda dengan museum kebanyakan, museum ini cenderung lebih mempertunjukkan perkembangan di bidang ilmu pengetahuan.

Berikut ini sekilas mengenai Museum Iptek TMII yang berhasil saya dapat dari petugas setempat.

Sejarah PP-IPTEK

Pada tahun 1984 gagasan pendirian science centre di Indonesia diprakasai oleh Menristek, Prof. Dr. B.J. Habibie.

Dibentuk Supporting Committee tahun 1987 untuk melakukan sosialisasi science centre kepada masyarakat melalui penyelenggaraan pameran fisiska dan matematika di Gedung Pengelola Taman Mini Indonesia Indah (TMII), yang dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Fuad Hasan.

Pada tahun sekitar 1988 dikembangkan 20 peragaan interaktif bidang IPA di Anjungan Istana Anak-Anak TMII, sebagai hasil kerjasama dengan Fakultas Pendidikan Matematika & IPA, IKIP Jakarta. Tujuannya untuk pengenalan dan studi penjajakan animo masyarakat, ternyata kesan pengunjung sangat positif dan para remaja dapat mengenal iptek dengan lebih mudah dan nyata.

Konsep awal perencanaan Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP-IPTEK) dibantu oleh US Agency for International Development dan Asia Foundation. Sesuai dengan konsep awal tersebut, Master Plan PP-IPTEK dikembangkan oleh Tim Kementerian Ristek, PT Tripanoto Sri Konsultan, Tim dari Musee de La Villete dan Sopha Development dari Perancis.

Pada tanggal 20 April 1991, PP-IPTEK diresmikan oleh Presiden Soeharto di gedung Terminal B Skylift-TMII seluas 1.000 m2. Alat peraga merupakan sumbangan dari industri strategis, IBM, serta sebagian dibuat secara in-house dengan bantuan KIM-LIPI, LUK BPPT, dan BATAN.

PP-IPTEK menempati gedung permanen pada tanggal 10 November 1995, yang berlokasi di poros utama kompleks TMII menghadap Plaza Perdamaian Monumen KTT Non-Blok. Filosofi konsep desain bangunannya futuristic, menjelajah tanpa batas, dengan luas bangunan 24.000 m2 dan luas area 42.300 m2.








Koleksi – koleksi museum IPTEK TMII

Koleksi yang ada terbilang menarik, dan menyenangkan untuk dipelajari. Mulai dari komputer yang sangat kuno, hingga benda benda yang baru seperti mesin sepeda motor.  Berikut ini beberapa alat yang sempat saya amati dan catat.

Giroskop

Alat ini cukup unik. Kita duduk di sebuah kursi, sambil memegang sebuah roda yang berputar. Yang menjadikannya unik adalah, ketika kita memiringkan  giroskop, kursi yang kita duduki akan bergerak searah giroskop tersebut. Tubuh kita pun serasa sedikit tertarik. Sangat menarik untuk dicoba.

Prinsipnya adalah berupa piringan berputar yang disangga oleh pelat yang disebut “gimbal”. Sehingga saat piringan itu berputar, maka unit giroskop itu akan tetap menjaga “posisinya” saat pertama kali dia diputar.
Penggunaan gyroskop seperti yang sudah di jelaskan tadi dipasang pada pesawat terbang, yang membantu kendali sayap (AILERON), yang akan menjaga pesawat tetap horisontal terhadap permukaan bumi.
compas_clip_image028Giroskop juga digunakan sebagai “kompas” untuk menentukan posisi seperti halnya posisi kompas magnetik, namun tidak terpengaruh oleh medan magnet apapun disekitarnya.





Di dekat Giroskop, ada salah satu favorit saya. Yaitu alat flight simulator. Kita bias mencoba menerbangkan sebuah model pesawat yang biasa digunakan untuk aero modeling. Meski hanya menggunakan simulasi computer, kita tetap menggunakan sebuah remote control yang persis seperti aslinya.

Ini adalah salah satu koleksi yang baru. Saya cukup menyukainya. Gambar yang ditampilkan pun juga baik dan realistik. Bila tak mampu mengendalikan pesawat yang ada, maka pesawat mini itu akan tercebur kedalam air.

Tak jauh dari pesawat mainan ini, ada bagian bagian pesawat yang asli. Kita dapat melihat bagian bagian tersebut dan memperhatikannya secara detail.

Bergerak lagi, saya menemukan ruang cahaya. Disana semua alat peraga yang ada menggunakan prinsip prinsip cahaya. Salah satunya adalah alat Zoetrope.

Zoetrope adalah alat yang menghasilkan ilusi dari gambar statis yang diputar dengan cepat . Istilah zoetrope diambil dari kata Yunani ζωή - zoe, "kehidupan" dan τρόπος - tropos, "mengubah". Yang berarti Wheel of Life atau Roda Kehidupan

Zoetrope terdiri dari sebuah silinder dengan celah vertikal di setiap sisinya. Di bagian dalam Zoetrope tepatnya dibawah celah-celah vertikal terdapat barisan gambar yang dijadikan satu. Sebagai silinder berputar pengguna melihat melalui celah-celah vertikal. Karena silindernya berputar dengan cepat jadi kita  melihat gambar yang didalam seperti animasi yang bergerak sesuai dengan yang digambar.

Karena celah berbentuk vertikal , maka gambar yang kita lihat akan lebih kecil dari gambar aslinya.

Zoetrope pertama kali diciptakan oleh Ting Huang pada tahun 180M di China. Zoetropenya masih simple dibanding yang ada beberapa tahun setelahnya. Zoetrope digantung di lampu lalu nanti diputar. Pada tahun 1834 William George Horner membuat Zoetrope yang modern pertama yang dia beri nama Daedalum atau the wheel of the devil tetapi Daedalum masih belum populer sampai dipatenkan oleh pembuat di Amerika bernama William F. Lincoln di tahun 1860, nah baru si william memberi nama Zoetrope. Itulah asal nama Zoetrope. Cara kerja zoetrope sama dengan cara kerja phenakistiscope hanya gambarnya dibuat di atas kertas yang panjang.

Ruang cahaya juga salah satu favorit saya. Saya sempat berfoto di salah satu alat tipuan cermin. Yang terlihat dari kamera adalah kepala saya putus dan berada di atas sebuah piring makanan. Yang terjadi sesungguhnya adalah, tubuh saya tersembunyi karena tipuan cermin, dan hanya memperlihatkan kepala saya.

Di ruang cahaya, banyak sekali cermin dan tipuannya. Kita bisa melihat cerminan diri kita menjadi gemuk, sangat kurus, atau bahkan memiliki kepala seperti alien. Semua itu karena bentuk cermin yang tidak rata.

Tipuan cermin sudah sering digunakan, sejak masa lalu. Contohnya adalah tipuan tipuan cermin para pesulap, yang mampu memunculkan ilusi di mata penonton.

Di area cahaya sangat gelap. Saya tidak bisa terlalu lama berada di sana, karena saya hanya berdua dengan adik saya, dan adik saya ketakutan dan merengek untuk segera meninggalkan ruang cahaya.

Di lantai bawah, saya mencoba rumah gempa. Nampaknya salah satu alat baru di museum IPTEK. Saya masuk kedalam sebuah model rumah. Betul betul mirip dengan rumah sebenarnya. Begitu simulasi dimulai, efek suara suara teriakan mucul. Gempa awalnya hanya berupa guncangan lemah, namun makin lama semakin keras.

Saat guncangan saat keras, alat alat / perabot rumah tangga yang menjadi bagian dari dekor disana buerdentuman, bergoncang, dan menimbulkan suara gaduh. Saya mencoba berdiri, namun cukup sulit berdiri dengan guncangan sebesar itu. Saya rasa lebih baik duduk selama simulasi, daripada menyebabkan hal hal yang tidak diinginkan.

Simulasi berlangsung singkat, tapi saya benar benar merasakan sensasi gempa bumi.

Di dekat ruang simulasi gempa, saya menemukan banyak peralatan elektronik. Di ruang listrik, banyak koleksi menarik. Diantaranya baterai tangan. Saya menggunakan baterai tangan untuk karya tulis saya saat SMP.


Alat ini termasuk kuno. Prinsipnya hanya menempelkan tangan pada dua  logam berbeda, yaitu zinc dan cuprum. Atau biasa kita kenal seng dan tembaga. Dasarnya adalah dari seorang ilmuan atau ahli fisika dari Negara Itali, yaitu Alessadro Volta. Teori ini dikemukakan pada tahun 1800. Yaitu perpindahan ion antara 2 logam yang berbeda jenis adalah prinsipdasar dari baterai. Disini tangan atau tubuh manusia menjadi perantara perpindahan .

Pada alat ini, karena arus yang mengalir sangat lemah, yang digunakan untuk mengukur arus adalah galvanometer. Galvanometer adalah alat yang ditemukan oleh Leupold Nobili. Ia hidup pada masa tahun 1784-1835. Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakn untuk mengukur kuat arus dan beda potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak dapat digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang relatif besar, karena komponen-komponen internalnya yang tidak mendukung . Galvanometer bisa digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang besar, jika pada galvanometer tersebut dipasang hambatan eksternal (pada voltmeter disebut hambatan depan, sedangkan pada ampermeter disebut hambatan shunt). Galvanometer itu sendiri adalah alat pengukur listrik yang sensitive / peka.
Di dekat perangkat baterai tangan, ada sebuah pembangkit listrik dengan tenaga manusia. Jadi kita mengayuh sesuatu yang menyerupai kayuh sepeda untuk menghasilkan listrik. Namun sayangnya ada kerusakan pada alat sehingga tidak dapat digunakan.
Di bagian area suara, saya menemukan sesuatu yang baru. Setidaknya, beberapa tahun lalu saat saya brkunjung, alat ini belum ada. Alat tersebut adalah seperangkat angklung lengkap.   Yang menjadikannya unik adalah, angklung ini dapat bergerak sendiri sesuai program, dan memainkan sebuah lagu.
Juga ada pipa pipa yang merambatkan suara. Jika kita berbicara kea rah salah satu pipa, di sisi lainnya akan terdengar rambatan suara kita, meskipun jaraknya cukup jauh. Sebenarnya ini juga telah lama dikenal orang. Rambatan suara pada medium padat telah lama digunakan oleh orang Indian kuno, dalam system navigasi darat mereka. Mereka bias mendengar suara derap langkah sepasukan orang berkuda yang jaraknya masih jauh, hanya dengan mendengarkan rambatannya di tanah.


Perjalanan saya ke museum IPTEK TMII menyadarkan saya, bahwa dibalik segala ilmu pengetahuan, pasti ada sejarah bagaimana pengetahuan itu ditemukan.

Tugas Sejarah Ahmad Zakky : Saya dan Kamerun, Tanah Kelahiran Pesepakbola Liar, Samuel Eto'o

Saya telah mempublish post ini pada tanggal 31 lalu. Hanya belum saya beri label, sumber dan nama. Selbihnya tak ada perubahan samasekali dengan yang saya post pada tanggal 31.



Republik Kamerun adalah sebuah republik kesatuan di Afrika tengah dan barat. Ia berbatasan dengan Nigeria di barat, Chad di timur laut, Republik Afrika Tengah di timur, dan Republik Kongo, Gabon, dan Guinea Khatulistiwa di selatan. Pantai Kamerun terletak di Teluk Bonny, bagian dari Teluk Guinea dan Samudera Atlantik. Negara ini disebut "Afrika dalam miniatur" karena banyaknya ragam geologi dan budayanya. Daerahnya memiliki pantai, gurun, gunung, hutan hujan, dan savana. Titik tertinggi adalah Gunung Kamerun di barat daya, dan kota-kota terbesar adalah Douala, Yaoundé, dan Garoua. Kamerun memiliki lebih dari 200 kelompok etnis dan bahasa. Negara ini juga dikenal dengan gaya musiknya yang khas, terutama makossa dan bikutsi, dan dengan tim nasional sepak bolanya

Bahasa Inggris dan Perancis adalah bahasa resmi.
Penduduk awal daerah ini adalah kebudayaan Sao di sekitar danau Chad dan suku Baka di tenggara. Penjelajah Portugis mencapai pantainya pada abad ke-15 dan menamai daerah ini Rio dos Camarões ("Sungai Udang"), dan dari sini muncul nama "Kamerun". Tentara suku Fula mendirikan Emirat Adamawa di utara pada abad ke-19, dan berbagai kelompok etnis di barat dan barat laut mendirikan chiefdom dan fondom. Kamerun menjadi koloni Kekaisaran Jerman pada 1884. Setelah Perang Dunia I, daerah ini dibagi antara Perancis dan Britania sebagai mandat Liga Bangsa-Bangsa. Partai politik Union des Populations du Cameroun memperjuangkan kemerdekaan namun dilarang pada tahun 1950-an. Partai ini memerangi Perancis sampai 1971. Pada 1960, Kamerun Perancis merdeka sebagai Republik Kamerun dengan presiden Ahmadou Ahidjo. Bagian selatan dari Kamerun Britania bergabung pada 1961 untuk membentuk Republik Federasi Kamerun. Negara ini kemudian dinamai Republik Kesatuan Kamerun pada 1972 dan Republik Kamerun pada 1984.
Dibandingkan dengan negara-negara Afrika lain, Kamerun relatif stabil. Hal ini memungkinkan perkembangan cocok tanam, jalan, kereta api, dan industri minyak bumi dan kayu. Namun banyak warga Kamerun tinggal dalam kemiskinan sebagai petani. Kekuasaan dipegang oleh presiden Paul Biya dan partainya Cameroon People's Democratic Movement, dan korupsi membudaya. Komunitas Anglophone merasa semakin terasing dari pemerintah, dan politisi Anglophone menyerukan desentralisasi atau bahkan pemisahan diri.
Daerah yang sekarang dikenal sebagai Kamerun pertama dihuni dalam zaman Neolitikum. Penduduk terlama adalah kelompok-kelompok Pygmy seperti suku Baka. Kebudayaan Sao muncul di dekat danau Chad sekitar 500 M dan digantikan oleh kerajaan Kanem dan kemudian kerajaan Bornu. Berbagai kerajaan, fondom, dan chiefdom juga muncul di barat.
Pelaut dari Portugal mencapai pantai Kamerun pada 1472. Mereka melihat kelimpahan udang dan kepiting di sungai Wouri dan menamainya Rio dos Camarões (sungai udang), dan dari kata ini kemudian diturunkan "Kamerun". Setelah itu, pedagang dan misionaris Eropa datang ke Kamerun dan masuk ke pedalaman. Pada awal abad ke-19, Modibo Adama memimpin tentara suku Fula dalam jihad di utara melawan orang-orang non-Muslim dan mendirikan Emirat Adamawa. Orang-orang yang melarikan diri dari tentara Fulani ini kemudian menetap di berbagai daerah.
Kekaisaran Jerman menjajah Kamerun mulai 1884 dan masuk ke pedalaman. Mereka memulai proyek untuk memperbaiki infrastruktur dengan sistem perbudakan. Dengan kekalahan Jerman dalam Perang Dunia II, Kamerun menjadi daerah mandat Liga Bangsa-Bangsa dan dibagi menjadi daerah Perancis Cameroun dan daerah Britania Cameroons pada 1919. Perancis kemudian menggabungkan ekonomi Cameroun dengan ekonomi Perancis dan memperbaiki infrastruktur dengan penanaman modal, pekerja terampil, dan perbudakan. Britania memerintah daerah mereka dari negara tetangga Nigeria. Hal ini menyebabkan Kamerun menjadi "koloni dari koloni" yang terabaikan. Tenaga kerja migran Nigeria masuk ke Cameroons selatan, mengakhiri perbudakan tapi juga membuat penduduk asli marah. Mandat Liga Bangsa-Bangsa diubah menjadi United Nations Trusteeships pada 1946, dan masalah kemerdekaan mulai muncul di Cameroun. Perancis melarang partai politik paling radikal, Union des Populations du Cameroun (UPC), pada 13 Juli 1955. Hal ini menyebabkan perang gerilya panjang dan pembunuhan pemimpin partai ini, Ruben Um Nyobé. Di Cameroons diperdebatkan antara bergabung dengan
Pada 1 Januari 1960, Cameroun mendapat kemerdekaan dari Perancis di bawah presiden Ahmadou Ahidjo, dan pada 1 Oktober 1961, Southern Cameroons bergabung dengan tetangganya untuk membentuk Republik Federasi Kamerun. Ahidjo menggunakan perang melawan UPC dan kekhawatiran akan perang etnis untuk menggalang kekuasaan presiden, bahkan setelah UPC dikalahkan pada 1971. Partai politiknya, Cameroon National Union (CNU), menjadi satu-satunya partai politik pada 1 September 1966 dan pada 1972, sistem pemerintahan federasi diubah menjadi United Republic of Cameroon (Republik Kesatuan Kamerun), dengan ibukota Yaoundé. Ahidjo memilih kebijakan ekonomi planned liberalism, mengutamakan cash crops dan minyak bumi. Pemerintah menggunakan uang dari minyak untuk menciptakan persediaan uang nasional, membayar petani, dan membiayai proyek-proyek pembangunan besar; namun banyak proyek gagal karena Ahidjo melakukan nepotisme dengan menunjuk teman-temannya walaupun mereka tidak kompeten.
Ahidjo mengundurkan diri pada 4 November 1982 dan menunjuk penerusnya, Paul Biya. Namun Ahidjo tetap mengendalikan CNU dan mencoba untuk memerintah negara dari belakang tirai sampai Biya dan sekutu-sekutunya mendesak Ahidjo untuk mundur. Biya memulai masa pemerintahannya dengan bergerak ke arah demokrasi, namun sebuah usaha kudeta mengembalikan gaya pemerintahannya ke pendahulunya. Sebuah krisis ekonomi terjadi pada pertengahan 1980-an sampai akhir 1990-an karena keadaan ekonomi dunia, kekeringan, harga minyak bumi yang jatuh, korupsi, mismanagement, dan kolusi. Kamerun meminta bantuan asing, memotong pengeluaran negara, dan memprivatisasi industri. Dengan dimulainya politik multipartai pada Desember 1990, kelompok-kelompok Anglophone menuntut otonomi yang lebih besar, dan sebagian menuntut kemerdekaan sebagai Republik Ambazonia.
Presiden Kamerun adalah kepala negara dan memiliki kekuasaan yang luas untuk menciptakan kebijakan, mengatur badan-badan pemerintah, mengepalai angkatan bersenjata, membicarakan dan mengesahkan perjanjian, dan menyatakan keadaan darurat. Presiden menunjuk pejabat-pejabat negara di semua tingkat, mulai dari perdana menteri (kepala pemerintahan) sampai gubernur provinsi, pejabat divisi, dan anggota lembaga perwakilan kota-kota besar. Presiden dipilih secara langsung setiap tujuh tahun. Di kota-kota kecil, penduduk memilih walikota. Korupsi tersebar di semua tingkat pemerintahan. Pada 1997, Kamerun mendirikan kantor-kantor anti korupsi di 29 kementrian, tapi hanya 25% yang bekerja, dan pada 2006, Transparency International menempatkan Kamerun di posisi 138 dari 163 negara. Pada 18 Januari 2006, Biya memulai gerakan anti korupsi di bawah pengawasan National Anti-Corruption Observatory.
 Sistem hukum Kamerun didasarkan pada hukum di Perancis dengan pengaruh common law. Walaupun independen, lembaga yudikatif berada di bawah lembaga eksekutif Departemen Kehakiman. Presiden menunjuk hakim di semua tingkat pemerintahan. Lembaga yudikatif dibagi menjadi tribunal, Pengadilan Banding, dan Mahkamah Agung. Majelis Nasional memilih anggota Pengadilan Tinggi yang mengadili pejabat-pejabat tinggi negara bila mereka dituduh membahayakan keamanan nasional.
Berbagai organisasi hak asasi manusia menuduh polisi dan militer menyiksa tersangka kriminal, etnis minoritas, kaum homoseksual, dan aktivis politik. Penjara diisi terlalu penuh dan kekurangan makanan dan fasilitas medis, dan penjara yang dikepalai oleh pemimpin tradisional di utara dituduh menahan lawan politik karena desakan pemerintah.Namun, sejak awal tahun 2000-an, banyak polisi telah dihukum karena pelanggaran hukum.
Majelis Nasional membuat hukum. Badan ini terdiri dari 180 anggota yang dipilih untuk masa jabatan 5 tahun dan bersidang 3 kali setahun. Hukum disahkan oleh pemungutan suara mayoritas. Badan ini jarang menolak hukum yang diusulkan oleh presiden.  Konstitusi 1996 mendirikan parlemen majelis rendah, yaitu Senat yang beranggotakan 100 orang. Namun lembaga ini belum pernah digunakan. Pemerintah mengakui kekuasaan pemimpin tradisional, fon, dan lamibe untuk memerintah di tingkat lokal dan untuk menyelesaikan persengketaan sepanjang keputusan mereka tidak berlawanan dengan hukum nasional.
Partai Presiden Paul Biya, Cameroon People's Democratic Movement (CPDM) adalah satu-satunya partai politik yang sah sampai Desember 1990. Berbagai partai politik etnis dan agama telah muncul sejak saat itu. Oposisi utama adalah Social Democratic Front (SDF), didukung sebagian besar oleh daerah Anglophone dan dipimpin oleh John Fru Ndi. Biya dan partainya telah mengendalikan kepresidenan dan Majelis Nasional dalam pemilu-pemilu nasional, tapi lawan-lawan politiknya menuduh bahwa hal ini tidak adil. Berbagai organisasi HAM menuduh pemerintah menekan kebebasan kelompok oposisi dengan mencegah demonstrasi, membubarkan pertemuan, dan menangkap para pemimpin dan wartawan oposisi. Freedom House memberi Kamerun peringkat "not free" dalam hal hak politik dan kebebasan sipil. Pemilu parlemen terakhir diadakan pada 22 Juli 2007.
Kamerun adalah anggota Commonwealth of Nations dan La Francophonie. Hubungan luar negeri mereka mengikuti sekutu terdekat mereka, Perancis. Negara ini juga sangat bergantung pada Perancis dalam hal pertahanan, walaupun pengeluaran militer tinggi dibandingkan dengan sektor pemerintahan lain. Biya telah berselisih dengan pemerintah Nigeria dalam hal kepemilikan semenanjung Bakassi dan dengan presiden Gabon El Hadj Omar Bongo mengenai urusan pribadi. Walaupun demikian, perang saudara adalah ancaman utama dalam negeri, karena ketegangan antara kaum Kristen dan Muslim dan antara kaum Anglophones dan Francophones.

Sebagian besar anak-anak dapat memperoleh pendidikan di sekolah negeri yang gratis atau sekolah swasta yang diberi subsidi Sistem pendidikan di Kamerun adalah campuran antara sistem Inggris dan Perancis dengan bahasa pengantar sebagian besar bahasa Inggris atau Perancis. Kamerun memiliki tingkat kehadiran sekolah tertinggi di Afrika. Anak perempuan lebih jarang bersekolah daripada anak laki-laki karena pengaruh budaya, kewajiban rumah tangga, pernikahan dan kehamilan dini, dan pelecehan seksual. Walaupun tingkat kehadiran lebih tinggi di selatan terlalu banyak guru ditugaskan ke sana, sehingga di utara sekolah-sekolah memiliki terlalu sedikit guru.
Kualitas kesehatan di Kamerun pada umumnya rendah. Di luar kota-kota besar, fasilitas kesehatan biasanya kotor dan tidak lengkap. Penyakit yang berjangkit misalnya demam berdarah, filariasis, leishmaniasis, malaria, meningitis, schistosomiasis, dan penyakit tidur. Tingkat infeksi HIV/AIDS diperkirakan 5,4% dari penduduk usia 15–49, walaupun tekanan sosial membuat jumlah laporan lebih rendah dari sebenarnya. Dukun adalah alternatif populer terhadap ilmu pengobatan barat. 

SAMUEL ETO'O
Klub : Inter Milan
Nama Lengkap:
Samuel Eto'o Fils
Nama Panggilan:
Sammy
Tanggal Lahir:
10 Mar 1981 (Usia 30)
Tempat Lahir:
Nkon
Negara:
Kamerun
Tinggi Badan:
180 cm.
Berat Badan:
75 Kg.
Peranan:
Striker
Nomor Punggung:
9
Tim Nasional:
Kamerun

Samuel Eto’o adalah seorang pemain kelahiran Kamerun. Ia bias dikatakan salah satu pesepakbola tersukses di Afrika, bahkan di dunia. Karirnya melejit bersama Barcelona. Pada saat itu, ia bersama Deco dan Ronaldinho, menjadi momok menyeramkan bagi lawan lawannya.
Saat ini, Eto’o membela Inter Milan, Itali. Meski jauh dari Negara asalnya, ia masih peduli dengan tanah kelahirannya. Ia buktikan dengan sering membantu anak anak kurang beruntung di Kamerun.

Saya mengagumi Eto'o bukan hanya sebagai pesepakbola. Namun juga karakternya yang jauh dari skandal, sikap yang santun dan tidak arogan, serta perjuangannya di dunia sosial dan melawan rasisme.

Sumber :

 Wikipedia.org
Goal.com
Buku World Cup 2006


Minggu, 05 Juni 2011

Saya dan Tokoh Sejarah: Sejarah di Mata “Kaki” Sang Mantan RI 2

Prolog: Sebuah Curahan Hati Penulis

Bukan bermaksud untuk membanggakan keturunan, hanya sekedar menunjukkan kelemahan diri saya. Sebagai seorang yang dapat dikatakan lahir diantara tokoh-tokoh besar walaupun hanya sebagai kurcaci yang bersembunyi diantara raksasa-raksasa sejarah, seharusnya saya tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas ini. Diantara tokoh besar tersebut, Pak Sudharmono (Alm) yang pernah menjabat sebagai Mensekneg dan Wakil Presiden Republik Indonesia merupakan suami dari bude ibu saya, Pak Andung Nitimihardja (Alm) yang pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Duta Besar Indonesia untuk Meksiko merupakan paman saya, dan paman saya yang lain, Pak Firman Ghani merupakan mantan Ajudan wakil presiden Try Sutrisno, Kapolda Maluku dan Kapolda Jawa Timur, serta tak ketinggalan kakek saya, TB. Arifin (Alm) yang merupakan ayah dari ibu saya, yang dahulunya merupakan pejabat eselon 1 di BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal). Namun, karena kebanyakan dari mereka sudah lama meninggal dan kalaupun ada yang masih hidup, baik sebagai pelaku maupun hanya sekedar saksi hidup, sangat sulit untuk ditemui karena sebagian mereka telah memasuki usia yang cukup tua sehingga pikun, sulit untuk mengingat peristiwa-peristiwa itu ataupun berada di luar kota dan saya sebagai penulis kurang memiliki waktu senggang untuk itu sehingga agak tersendat-sendat dalam proses pengerjaan. Setelah sekian lama, akhirnya saya memutuskan untuk mewawancarai salah satu “orang terdekat” Pak Sudharmono yang sempat merasakan hidup sehari-hari bersama beliau, yaitu supirnya yang bernama Pak Engkos yang saat ini tinggal di kawasan Cilandak.

Pada Rabu sore yang sejuk, sepulangnya saya dari sekolah, saya berpapasan dengan beliau. Hal ini adalah kejadian yang biasa, memang karena rumahnya dapat dicapai dengan berjalan kaki dari rumah saya. Namun saya kemudian teringat dengan tugas yang diberikan kepada saya dan saya memutuskan untuk mewawancarai beliau, sehingga saya kembali keluar dan hendak mencari beliau. “Mau pergi lagi, ya dek?” kata beliau seraya tertawa melihat saya keluar dari pintu rumah. Ternyata beliau masih berada tak jauh dari pintu rumahku. Lalu, saya utarakan maksud saya untuk mewawancara beliau. Beliau tambah tertawa geli mendengarnya dan berucap “Boleh saja, tapi bapak kan bukan siapa-siapa”.

Pria Tua Yang Ramah

Lalu, siapakah Pak Engkos yang hendak saya ceritakan ini? Ia adalah suami dari seorang istri dan seorang ayah dari tiga anak, beliau hampir memasuki usia kepala delapan, usia yang dapat dikatakan panjang untuk ukuran orang masa kini yang rata-rata meninggal pada usia kepala enam. Ia tinggal di sebuah rumah sederhana di Cilandak bersama istri dan ketiga anaknya tersebut, walaupun beliau masih belum dikaruniai cucu dari ketiga anaknya, dan seorang keponakannya yang duduk di kelas 5 SD yang bernama Fajar yang ia perlakukan layaknya cucunya sendiri. Untuk orang seusianya, dapat dikatakan ia masih gagah, badannya masih tegap, berambut putih, berkacamata dan murah senyum. Hampir setiap sore, ia duduk di depan rumahnya, kadang ia duduk seorang diri, kadang ia ditemani sang istri atau pergi ke poskamling terdekat untuk berbaur bersama teman-temannya, kadang sambil minum kopi, menonton pertandingan bola lewat televisi, atau sekedar berbincang-bincang, yang mana teman-temannya rata-rata juga telah banyak mengalami asam-garam kehidupan dan tengah menikmati masa tua. Sering kali ketika saya bertemu dengannya sepulang dari sekolah, beliau menyapa dengan sapaan khasnya, yaitu “Baru pulang sekolah, ya dek?” disertai dengan senyuman dengan sedikit tawa yang merupakan ciri khasnya yang membedakan dengan orang lanjut usia lainnya. Ya, beliau adalah seorang pria tua yang ramah.

Masa Kecil dan Masa Muda

Pak Engkos lahir di Sukabumi pada tanggal 25 Agustus 1932. Beliau bukanlah orang yang terlahir dari keluarga terpandang kala itu, sehingga beliau tidak pernah mengenyam pendidikan apapun. Masa muda beliau dihabiskan dengan bekerja untuk penjajah sebagai buruh atau tenaga kerja kasar, tepatnya pada masa penjajahan Jepang. “Waktu dulu dek, saya tidak pernah merasakan sekolah. Pas jaman Jepang, saya sudah kerja. Ya, kerja menggali lubang-lubang yang dalamnya sekitar 2 meter untuk keperluan militer Jepang, walaupun pada saat itu sih belum tahu gunanya untuk apa dan kayaknya tidak terpakai”. Pada masa penjajahan Jepang yang pada saat itu kurang lebih usia beliau sekitar antara 10 sampai 12 tahun yang dapat dibilang usia remaja, beliau “ikut serta” menggali lubang-lubang yang saya perkirakan akan menjadi bunker untuk kepentingan Jepang. Adapun mengapa lubang-lubang itu tidak terpakai lagi karena seingat saya tidak ada perang yang begitu fenomenal yang tercatat dalam buku teks sejarah yang meletus disana, dan kemungkinan Jepang membuatnya hanya untuk berjaga-jaga. Bayangkan betapa kejamnya penjajah Jepang ketika pada usia yang sangat muda, anak-anak seharusya bermain atau diberi pendidikan, bukannya dipekerjakan. Sedangkan pada masa penjajahan Belanda, beliau tidak menceritakannya. Kemungkinan pada masa itu anak-anak Sukabumi relatif masih bisa bermain bebas layaknya anak-anak pada umumnya. Pada usia 18 tahun, yaitu sekitar tahun 1949 atau 1950, beliau memutuskan untuk mengadu nasib dengan merantau ke Jakarta dan pada saat itu beliau kembali menjadi buruh, kali ini buruh pabrik di sebuah pabrik sabun.

“The Transporter”

Suatu ketika, nasib mempertemukan beliau dengan Pak Sudharmono seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya di atas, Pak Engkos bekerja sebagai supir Pak Sudharmono. “Pak Dhar orangnya baik, sabar dan tidak pernah marah sehingga saya merasa nyaman bekerja untuk beliau” ujar Pak Engkos seraya mengingat-ingat kembali. Peristiwa yang paling beliau ingat pada saat itu adalah peristiwa 27 Juli 1996, meskipun kala itu Pak Sudharmono tidak lagi menjabat RI 2. Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari Pak Engkos dan ayah saya, peristiwa itu adalah peristiwa pendudukan kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro oleh massa pendukung Suryadi. “Pada kala itu, di dalam intern PDI sendiri telah diadakan kongres untuk menentukan pimpinan partai tersebut dan berdasarkan hasil kongres, Megawati Sukarnoputri berhak menempati posisi Ketua Umum PDI. Namun, pemerintahan Suharto hanya mengakui bahwa Suryadi yang notabene pro-pemerintah sebagai ketua umum partai tersebut, sehingga terjadilah bentrokan tersebut. Saat itu, Suryadi nampak diperkuat oleh massa yang berpakaian preman yang disinyalir satuan pengamanan” kata ayah saya yang mencoba membantu saya memahami peristiwa tersebut. “Pada saat itu, Pak Sudharmono hendak akan pulang dari kantor BP7 di Jalan Proklamasi ketika kejadian itu berlangsung di kantor PDI di Jalan Diponegoro. Pada saat itu keadaan kacau balau sehingga diarahkan oleh Pak Suryadi ke Cikini jadi saya mengantar beliau pulang menuju Senopati melalui Cikini” cerita Pak Engkos. Yang membuat saya sedikit bingung, bagaimana Pak Suryadi memberitahunya untuk lewat Cikini, apakah melalui massanya yang kurang tahu atau Pak Suryadi sendiri yang menginstruksikan Pak Sudharmono atau Pak Engkos yang kemungkinan lewat telepon. Hingga kini, walaupun Pak Sudharmono telah tiada, Pak Engkos masih sering mengunjungi kediamannya pada tiap hari lebaran untuk bersilaturrahim dengan keluarga besar Pak Sudharmono, bersama dengan para kaki-tangan pak Sudharmono lainnya.

Sedikit Tentang Tragedi 27 Juli 1996

Untuk tragedi ini, terdapat bermacam-macam nama orang menyebutnya. ada yang menyebutnya Peristiwa 27 Juli 1996, ada yang menyebutnya Tragedi 27 Juli Berdarah, KUDATULI ( Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli), sabtu kelabu dan sebagainya. Peristiwa 27 Juli 1996 adalah peristiwa pengambilalihan secara paksa kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jl Diponegoro 58 Jakarta Pusat yang saat itu dikuasai pendukung Megawati Sukarnoputri. Penyerbuan dilakukan oleh massa pendukung Suryadi (Ketua Umum versi Kongres PDI di Medan) serta dibantu oleh aparat dari kepolisian dan TNI. Peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, Kramat. Beberapa kendaraan dan gedung terbakar.Pemerintah saat itu menuduh aktivis PRD sebagai penggerak kerusuhan. Pemerintah Orde Baru kemudian memburu dan menjebloskan para aktivis PRD ke penjara. Budiman Sudjatmiko mendapat hukuman terberat, yakni 13 tahun penjara. Mengulas kembali pernyataan ayah saya yang sebelumnya menuturkan bahwa ada kejanggalan seperti massa yang berpakaian merah memiliki beberapa ciri khas yang menurut ayah saya hanya dimiliki satuan pengamanan (Polisi atau TNI) dan dikatakan bahwa Suryadi telah mendapat pengakuan dari Pemerintahan Suharto, ada sedikit kemungkinan walaupun sedikit mereka-reka, bahwa rezim Suharto memiliki peran dalam insiden ini sehingga masih menjadi suatu hal yang membingungkan saya pribadi sebagai penulis.

Epilog: Yang sudah lalu biar berlalu

Sebagai sebuah artikel mengenai sejarah, mungkin pembaca merasa sedikit aneh,mengapa penulis memberi judul bagian tersebut demikian? Karena, tampaknya filosofi inilah yang dianut Pak Engkos. Ketika menceritakan kisah hidupnya, beliau menjawabnya dengan singkat padat dan jelas seraya masih menyunggingkan senyumnya yang diselingi sedikit tawa. Dapat dikatakan, semua yang saya tulis di artikel ini adalah semua yang ia katakan. Selama saya mewawancarai beliau, saya merasa ia seolah mengatakan kepada saya “Yang sudah lalu biarkan saja berlalu, yang penting masa kini dan masa yang akan datang bahagia”. Mungkin, telah banyak pengalaman pahit yang ia rasakan namun ia berupaya untuk tidak mengeluh dan melupakan masa lalunya yang kelam. Ia tidak terbawa perasaan ketika ia bercerita tersebut walaupun pernah beliau sedikit berhenti tersenyum. Ya, biarlah pria tua tersebut menikmati sisa hidupnya dengan tenang dan bebas tanpa beban yang berarti. Kalau mungkin pembaca sudah melihat seluruh isi artikel ini dan menemukannya mirip dengan sumber lain di internet atau kekurangan lainnya, saya hanya dapat memohon maaf. Semoga bermanfaat!

Reza