Tampilkan postingan dengan label Kasandika Ganiarsa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kasandika Ganiarsa. Tampilkan semua postingan

Senin, 30 Mei 2011

Saya dan Republik Madagaskar, Escape to Africa

 
Pernah menonton film Madagaskar? Film ini, menceritakan tentang empat ekor hewan yang tinggal di sebuah kebun binatang di Amerika. Pada sekuelnya, akhirnya keempat hewan ini  berhasil pulang ke kampung halamannya di Afrika, tepatnya di Madagaskar. Penasaran dengan Madagaskar?





 
Madagaskar mempunyai ibu kota bernama Antananarivo yang juga merupakan kota terbesarnya. Bahasa resminya adalah Malagasi dan Perancis, karena Madagaskar adalah bekas jajahan negeri Napoleon tersebut. Merdeka pada tanggal 26 Juni 1960 dari Prancis dan mempunyai total luas wilayah 587.041 kilometer persegi. Populasinya mencapai 20 juta orang lebih.
Republik Madagaskar adalah sebuah negara berbentuk pulau yang terletak di Samudra Hindia. Tepatnya di lepas pantai tenggara benua Afrika. Pulau Madagaskar memiliki luas sekitar 587.000 kilometer persegi dan dikenal sebagai pulau terbesar keempat di dunia. Madagaskar juga dikelilingi oleh pulau- pulau kecil dengan pulau terbesar bernama Jadilah usil dan usil Bohara.
Zaman dahulu, pecahnya benua Gondwana memisahkan daratan Madagaskar, Antartika, dan India dari Amerika Latin dan Afrika. Madagaskar kemudia terlepas dari India sekitar 88 juta tahun yang lalu. Terisolirnya pulau ini menciptakan spesies- spesies yang unik di dalamnya. 80% spesies yang ada di sini tidak dapat ditemukan dibagian dunia manapun. Geografis madagaskar dabat dibagi menjadi beberapa wilayah, terdiri dari hutan hujan di timur dan selatan, hutang kering di barat, serta padang pasir dan hutan berduri di selatan. Sayangnya, satwa- satwa liar yang unik saat ini keberadaanya semakin terancam oleh pemukiman manusia dan penggundulan hutan. Padahal, dulu pada saat kepemimpinan presiden Ravalomanana, pemerintah Madagaskar bermitra dengan lembaga internasional untuk menerapkan langkah- langkah konservasi besar- besaran terkait dengan ekowisata sebagai bagian dari strategi pembangunan nasionall. Namum, dibawah pemerintahan Rajoelina, terjadi peningkatan dramatis dalam kasus illegal logging kayu langka dan perburuan serta penjualan spesies langka dan ternacam punah, seperti lemur.
Para arkeolog percaya bahwa Madagaskar pertama kali dihuni antara sejak 300 tahun sebelum masehi dan 500 tahun sesudah masehi. Kemungkinan besar, nenek moyang orang madagaskar berasal dari Nusantara, tepatnya dari pulau Kalimantan yang sampai kesana dengan menggunakan perahu kano. Sekitar 1000 tahun sesudah masehi, barulah imigran lain asal arab, afrika timur, Indian, cina, dan perancis berdatangan. Hal ini membuat Madagaskar sangat kaya akan budaya. Kelompok etnis di Madagaskar serng dibagi menjadi enam belas atau lebih. Kelompok terbesar adalah Merina yang tinggal di dataran tinggi sekitar Antananarivo dan suku Betsimisaraka yang tinggal di pantai timur sekitar daerah  Toasmasina. Penampilan tubuh orang Austronesian yang merupakan nenek moyang madagaskar, sangat terlihat di penampilan fisik merak hingga kini. Dan tidak hanya itu, nenek moyang madagaskar juga mewariskan budaya- budaya timur seperti penghormatan terhadapa nenek moyang, alat musik tradisi, bentuk bangunan, dan norma- norma. Madagaskar juga dikenal sebagai negara yang memakan nasi terbanyak di dunia. Bahasa resmi Madagaskar ada Malagasi dan Prancis. Mayoritas warganya mengantuk kombinasi kepercayaan tradisional dan Kristen. Namun ada juga kelompok minoritas yang beragama islam atau hindu. 
 
Sejarah Madagaskar
Madagaskar dihuni oleh manusia untuk pertama kalinya pada 2000 tahun yang lalu. Penghuni Madagaskar pertama adalah orang Indonesia atau campuran keturunan Indonesia/Afrika. Para pedagang Arab kemudian datang pada 800-900 Masehi berdagang di sepanjang pantai bagian utara.

Orang Eropa pertama yang melihat Madagaskar adalah kapten kapal Portugis, Diogo Dias, pada 10 Agustus tahun 1500, setelah kapalnya berubah haluan karena angin ketika berlayar menuju India. Dia menamakan pulau itu St. Lawrence. Kemudian pada tahun 1700-an, bangsa Perancis berusaha membangun posisi militer di pantai utara tetapi kembali mengalami kegagalan. Hingga akhir abad 19, satu-satunya wilayah yang berhasil dikuasai oleh bangsa Perancis adalah Sainte Marie.

Sementara itu, sepanjang tahun sekitar 1700-an, orang-orang suku Sakalava di pantai barat membangun kerajaan pertama di Madagaskar. Pada tahun 1810, lawan-lawan mereka, suku Merina, membangun kerajaan di hampir semua tempat di pulau tersebut. Raja mereka, Radama, membangun hubungan dengan bangsa Inggris dan membuka jalan bagi missionaris untuk menyebarkan agama Kristen di pulau tersebut dan membuat catatan tentang Malagasy. Di bawah rezim raja Radama, sebuah revolusi industri kecil membawa ide industri ke pulau tersebut. Radama meninggal karena dibunuh mantan istrinya, Ranalova, yang meneror negeri selama 33 tahun dengan menganiaya umat kristen, mengusir bangsa asing, membunuh lawan-lawan politik, dan menghidupkan kembali tradisi membunuh bayi yang lahir pada hari sial. Setelah kematian Ranalova, hubungan dengan bangsa Eropa kembali terjalin.

Pada tahun 1883, bangsa Perancis menginvasi Madagaskar dan pada 1896 Perancis berkuasa di negara tersebut, dan akhirnya Madagaskar menjadi jajahan Perancis. Bangsa Perancis memfungsikan Madagaskar sebagai sumber kayu dan rempah-rempah yang eksotis, seperti vanilla. Orang-orang Malagasy memberontak terhadap Perancis, dua perlawanan terbesar yaitu pada tahun 1918 dan 1947, tetapi tidak berhasil memperoleh kemerdekaan hingga 26 Juni tahun 1960.

Pada tahun 1975, Didier Ratsiraka mengambil alih pemerintahan negara tersebut. Dia menguasai Madagaskar sebagai diktator hingga akhirnya digulingkan pada tahun 1991 di tengah-tengah kejatuhan ekonomi. Dia kembali menjadi presiden tidak lama setelahnya dan berkuasa hingga akhirnya kalah pada pemilihan umum tahun 2001. Presiden baru, Marc Ravalomanana, berjanji akan menjunjung demokrasi di negara tersebut. Setelah pada awalnya memulai bisnisnya dengan membonceng dagangannya berjualan yoghurt di jalanan, Ravalomanana akhirnya membangun kerajaan bisnis dan menjadi orang terkaya di Madagaskar. Hingga tahun 2005, dia masih menjadi presiden dan perkonomian pun terus berkembang.  

Politik dan Ekonomi
Semasa pemerintahan diktator Didier Ratsiraka, Madagascar merupakan salah satu negara dengan ekonomi sossialis dan menjalankan politik luar negeri yang berbeda dengan teman-temannya di Afrika darat. Presiden Ratsiraka selama tahun 1978-1991 menjalin banyak hubungan dekat dengan negara-negara sosialis komunis seperti Kuba, Libya, Iran dan Korea Utara.
Madagaskar adalah salah satu negara yang paling tidak berkembang yang ditentukan oleh PBB. GDP perkapita tahun 2003 mencapai 339 dolar AS. Populasi penduduk miskin menduduki 75% total penduduknya. Ekonominya mengutamakan pertanian. 2/3 lebih sawah di seluruh negara ditanami beras. Tanaman bahan pangan lainnya adalah ubi dan jagung. Volume hasil herbalnya menduduki nomor satu seluruh dunia. Pertambangan Madagaskar sangat kaya raya. Areal hutan mencapai 123 ribu kilometer persegi, menduduki 21% areal total negara tersebut.
Pemerintah Republik Madagaskar mengubah kebijakan dan orientasi kerja sama luar negeri ke negera di belahan timur. Negara bekas jajahan Prancis itu melihat peluang bisnis dan perdagangan yang menjanjikan di kawasan timur dunia, setelah berpuluh-puluh tahun berkiblat ke barat. Pemerintah negara pulau besar di pantai timur Afrika itu pun melihat Indonesia sebagai potensi pasar yang cukup besar. Indonesia tidak hanya punya potensi pasar untuk produk pertanian dan perkebunan Madagaskar, tetapi juga potensi di bidang jasa dan meningkatkan efektivitas pengelolaan aset budaya negara tersebut.
Secara kebetulan pemerintah RI melakukan ekspedisi kapal Borobodur, dengan salah satu rute Madagaskar. Begitu kapal hasil inspirasi dari salah satu pahatan perahu bercadik di Candi Borobudur-yang konon mengarungi Samudera Hindia pada abad ke-8-mendarat di Pelabuhan Mahajangga, masyarakat setempat menyambut sangat antusias.
Pemerintah Madagaskar juga menjajaki penerbangan rute langsung ke Bangkok. Rute langsung Asia itu akan memanfaatkan negara pulau di Samudera Hindia, seperti Seychelles dan Maladewa sebagai bandara singgah. "Rute langsung Asia ini akan lebih mendekatkan Madagaskar dengan negara-negara di kawasan timur daripada harus terbang dulu ke Paris atau Frankfurt sebelum ke Asia."
Kondisi alam dan jalan-jalan di Madagaskar umumnya terjal dan berbukit. Dataran negara pulau ini memang dipenuhi bukit-bukit batu. Dengan kondisi alam seperti itu diperlukan ban kendaraan yang kuat namun harganya sesuai dengan kocek masyarakat. Ban kendaraan bermotor buatan Indonesia seperti Good Year, Intirub dan Bridgestoon telah lama megantarkan penduduk Madagaskar menjelajahi bukit-bukit berbatu itu. Dari segi harga, ban Indonesia dapat bersaing dibandingkan ban impor lainnya. Selain itu, aksesories mobil buatan Indonesia seperti velk racing, radio tape, TV, DVD juga telah lama ikut berlaga dalam persaingan dengan lawan utama produk China.
Produk Indonesia lainnya yang banyak beredar di pasar Madagaskar adalah tas dan sepatu wanita dari Cibaduyut. Produk ini sangat diminati karena kualitas yang prima dan harga bersaing. Konon tas dan sepatu dari Indonesia selalu habis terjual dan kedatangan pasokan memerlukan waktu cukup lama. Peluang ini nampaknya dapat lebih diperhatikan untuk digarap oleh dunia usaha Indonesia. Produk serupa dari China juga membanjiri pasar Madagaskar namun kualitasnya relatif lebih rendah.

Pertanian atau sektor primer kegiatan ekonomi memberikan kontribusi hampir 27% terhadap PDB. Kopi, kakao, vanili, tebu, cengkeh dan kacang tanah adalah tanaman utama yang tumbuh di Madagaskar. Beras, tapioka, pisang, dan kacang-kacangan adalah tanaman pangan penting pulau ini. Pulau Samudra Hindia ini dengan garis pantai sekitar 4.830 km memiliki luas peluang perikanan dan pariwisata. Perikanan dan produk-produk peternakan merupakan kegiatan penting yang berbasis pertanian.
Penyamakan kulit, makanan laut dan pengolahan daging, gula manufaktur, dan pembuatan bir adalah industri dominan. Industri di sektor manufaktur termasuk kaca, tekstil, kertas, semen, minyak bumi, dan perakitan mobil. Sektor industri menyumbang hampir 16% dari PDB.
Sektor jasa, memberikan kontribusi lebih dari 57% terhadap PDB, termasuk pariwisata sebagai komponen utama. Kegiatan lain termasuk transportasi, telekomunikasi, real estate, dan perbankan.
Kopi, gula, vanili, kain katun, produk-produk minyak bumi, kromit, dan kerang adalah ekspor utama Madagaskar. Produk makanan, minyak bumi, barang modal, dan barang-barang konsumsi merupakan yang dominan impor. Perancis, Jerman, Inggris, Italia, Afrika Selatan, Mauritius, Cina, dan Hong Kong adalah negara perdagangan utama Madagaskar.

Rencana pembangunan yang 1982-1984, lebih sederhana daripada sebelumnya karena sumber daya yang terbatas, menyerukan pergeseran investasi sosial (terutama pendidikan dan kesehatan) untuk pertanian, industri, dan infrastruktur. Pada rencana 1984-1987 pengeluaran terutama berpusat pada perbaikan transportasi dan pembangunan pertanian. Rencana 1986-90, yang digantikan dengan rencana 1984-87, mempunyai 30% dari anggaran yang berasal dari sumber-sumber swasta dan 40% dari sumber-sumber asing. Sosialisasi rencana tersebut menghasilkan sumberk investasi dari 47% di sektor pertanian dalam upaya berkesinambungan untuk mencapai swasembada pangan dan diversifikasi tanaman.
Pemogokan Antigovernment, korupsi, dan kurangnya komitmen telah membatasi kemajuan dalam reformasi sejak awal 1990-an. Pada bulan Maret 1997, penyesuaian struktural kredit Bank Dunia sebesar $ 70 juta telah disetujui; pada bulan Juli 1999, $ 100 juta kredit, dan $ 40 juta dari Dana Moneter Internasional (IMF). Tingkat pertumbuhan PDB meningkat dengan cepat sejak kredit tersebut dialokasikan ke Madagaskar. Namun, utang eksternal tetap di $ 4 milyar di seluruh dekade. Salah satu pertanda baik, adalah bahwa tingkat inflasi dipotong dari 45% pada tahun 1993 menjadi 6,2% pada tahun 1998.
Pada tahun 2000, Madagaskar disetujui untuk $ 1,5 miliar dalam bantuan layanan utang di bawah IMF / Bank Dunia Negara-negara miskin yang berutang (HIPC) inisiatif. Pada tahun 2001, itu dinegosiasikan US $ 111.3 juta untuk tiga tahun Penanggulangan Kemiskinan dan Pertumbuhan Facility (PRGF) Penataan dengan IMF. The PRGF itu akan berakhir pada bulan November 2004. Juga pada tahun 2001, Paris Club menyetujui penghapusan utang sebesar $ 161 juta, dan Bank Pembangunan Afrika (AfDB) menyetujui pembatalan utang sebesar $ 71.46 juta dan diberikan kredit tambahan sebesar $ 20 juta untuk memerangi HIV / AIDS dan kemiskinan. Investasi asing langsung di zona pemrosesan ekspor Madagaskar negara memperkuat neraca pembayaran dari 1997-2001, tingkat pertumbuhan PDB riil rata-rata 4.75%, dan inflasi terbatas. Pemerintah memulai agenda reformasi dan peraturan perusahaan publik pada tahun 2002. Kemiskinan, bagaimanapun, tetap menjadi kendala pada pertumbuhan dan perkembangan.
  

Budaya Madagaskar
MEMASUKI kampung-kampung di Madagaskar dan mengikuti upacara di sebuah gereja Katolik, agama terbesar di Madagaskar, mendapatkan fakta bahwa kepercayaan tradisional justru mendominasi kehidupan masyarakatnya. Akulturasi yang kental dalam upacara gereja merupakan salah satu petunjuknya. Musik pujian yang dilantunkan ditambah tari-tarian tradisional yang mengiringi upacara, semua berbau tradisional.
Hal itu memperkuat dugaan bahwa bangsa Malagasi merupakan percampuran berbagai suku di Indonesia, bahkan dengan bangsa-bangsa lain yang datang terlebih dahulu maupun kemudian. Percampuran itulah yang memudahkan mereka untuk berakulturasi hingga kini. Menurut Romo Marbun, perkawinan antarsuku, antarbangsa, dan juga antaragama tidak pernah menjadi masalah di Madagaskar. Meskipun demikian tradisi tetap menyatukan mereka, misalnya dalam hal poligami, upacara kelahiran anak, dan kematian. Mereka mengikuti acara-acara gereja, namun hanya sedikit yang bersedia melakukan upacara perkawinan gereja. Aturan tentang perkawinan gereja tak sejalan dengan tradisi mereka yang memperkenankan kawin-cerai dan poligami.
Di sebuah taman makam di Antananarivo, bangunan makam tak beda dengan di Tapanuli. Di sini juga ada upacara pemindahan tulang, bangunan makam dibuat sekokoh mungkin bahkan dikunci kuat-kuat. Juga ada kepercayaan bahwa kematian merupakan sisi gelap sehingga begitu salah satu anggota keluarga meninggal, seluruh barang di rumah itu harus dibersihkan, minimal dicuci. Ini menjadi kepercayaan rata-rata suku Merina, bahkan mereka yang sudah modern pun melakukannya.
Lain lagi dengan suku Simiheti, mereka selalu mengenakan pakaian paling buruk ketika melayat orang meninggal. Tujuannya, begitu selesai melayat pakaian itu dibuang, tidak boleh masuk rumah lagi. Di beberapa suku, minimal suku Jawa, sehabis melayat orang harus membersihkan diri sebelum masuk rumah agar tidak membawa sial ke semua penghuni rumah itu.
Mengenal lebih banyak lagi masyarakat Malagasi, menurut Romo Marbun, kita akan menemukan budaya daerah Tapanuli, Aceh, Jawa, Bajo, Melayu, Flores, Dayak, dan lain-lain. Semula setiap daerah memiliki ciri budaya khas dan gampang ditengarai dengan nama kotanya. Misalnya, ada kota bernama Ramli Marantsetra yang dihuni penduduk yang kemungkinan berasal dari keluarga Ramli, tokoh Suny dari Aceh; Ambu Malasa yang berpenduduk asal Malaya; dan beberapa kota lain yang jika dirunut melalui kebiasaan penduduknya bisa menandakan dari mana kemungkinan mereka berasal.
Semua suku dari Indonesia tersebut akhirnya bercampur dengan budaya bangsa Komoro yang sekaligus membawa agama Islam dan India. Kini semua itu diyakini telah melahirkan satu bangsa: Malagasi yang bernaung dalam negara Madagaskar.

Sumber:

http://www.unisosdem.org/kliping_detail.php?aid=3071&coid=1&caid=34
http://indonesia.mongabay.com/madagascar/05-history.html
http://arunadarmaja.blogspot.com/2009/11/gambaran-umum-negara-madagaskar.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Madagascar


Selasa, 24 Mei 2011

Saya dan Museum Nasional a.k.a Museum Gajah

Tugas 3: Saya dan Museum Nasional a.k.a Museum Gajah
            Hari Sabtu tanggal 21 Mei 2011, saya dan beberapa teman mengunjungi salah satu museum paling terkenal yang ada di Jakarta, yaitu Museum Nasional atau dikenal dengan Museum Gajah. Museum ini terletak di dekat monument nasional dan juga terdapat halte transjakarta di seberangnya, sehingga sangat mudah untuk mengunjungi museum ini. Mengapa dinamakan Museum Gajah? Hal ini dikarenakan di halaman depan museum, terdapat patung gajah kecil yang dihadiahkan oleh Raja Thailand. Museum Nasional hingga saat ini memiliki koleksi yang berjumlah 141.899 benda, terdiri atas 7 jenis koleksi yaitu prasejarah, arkeologi, keramik, numismtik-heraldik, sejarah, etnografi dan geografi.
            Ruangan pertama di Museum Nasional adalah ruang pahatan batu. Sesuai namanya, terdapat berbagai macam patung- patung batu. Dari patung Ganesha sampai yang terbesar patung Bhairava. Dibelakang ruangan ini, terdapat sebuah taman yang tetap dikelilingi patung- patung batu. Di seberangnya, terdapat koleksi- koleksi benda prasejarah. Benda prasejarah yang dipamerkan. Salah satu koleksinya adalah Sarkofagus. Sarkofagus adalah kubur batu yang pada umumnya terdiri dari wadah dan tutup yang bentuk dan ukurannya sama. Kubur batu ini merupakan salah satu bentuk dari bangunan masa Megalitik. Fungsinya sebagai wadah seseorang yang meninggal (mayat) pada waktu dikuburkan. Penggunaan sarkofagus hanya diperuntukan bagi orang- orang yang memiliki status sosial tinggi dalam masyarakat atau seseorang yang dituakan atau dihormati. Hasil penelitian arkeologi pada situs- situs penguburan di beberapa tempat dijumpai ada sarkofagus tanpat tutup dan ada juga sarkofagus dengan tutup. Biasanya pada sarkofagus yang menggunakan tutup sering dijumpai motif hias muka manusia (kedok). Motif kedok ini dipercaya mengandung nilai magis yaitu sebagai penolak bala, contohnya adalah penemuan sarkofagus di beberapa situs penguburan di daerah Bali.
            Didekat koleksi prasejarah, terdapat ruangan sangat panjang dan luas yang berisi tentang peninggalan budaya Indonesia. Ada alat- alat debus, gamelan dari berbagai daerah, dan berbagai jenis wayang. Salah satunya adalah wayang golek. Wayang golek adalah boneka kayu tiga dimensi, dengan tangannya yang dapat digerakan dan kepala yang dapat diputar. Menurut serat Centhini (awal abad ke-19) dan Serat Sastramiruda (awal abad ke-20). Wayang golek Jawa muncul pada tahun 1584 Masehi. Sedangkan wayang golek purwa Sunda baru mulai dikenal pada awal abad ke-19 masehi. Di Jawa Barat, pertunjukan wayang goleh lebih populer dibandingkan wayang kulit. Pementasa wayang golek biasanya mengambil cerita dari epik India, yakni kisah Ramayan dan Mahabrata (wayang golek purwa), juga kisah Panji serta kisah sejarah tradisis Pajajaran (wayang golek Babad). Wayang golek umumnya dipertunjukan pada saat upacara daur hidup juga pada hari besar nasional. Pertunjukan dimainkan oleh seorang dalan yang menampilkan dialog diiringi oleh gamelan dan sinden. Dalam pementasa wayang golek dikenal bermacam- macam gaya, seperti gaya Bandung, gaya Bogor, gaya Sukabumi, gaya Karawang, gaya Garut, dan gaya Purwakarta, dengan bentuk wayang serta cara pertunjukan yang berbeda- beda, terutama pada gending atau lagu pengiring. Pementasa wayang golek kiti telah mengalami perkembangan dimana boneka wayang dapat melakukan atraksi spektakuler dan seolah- olah hidup. Terdapat berbagai jenis wayang golek, diantaranya adalah:
-          Yudhistira
Anak pertama Dewi Kunti dan Pandu Dewanata ini dikenal sebagai sosok berbudi luhur, bijaksana, baik hati, dan lemab lembut dalam bersikap. Tokoh ini dikenal sebagai manusia yang mempunyai darah putih. Perumpamaan tersebut untuk menggambarkan betapa suci hati Prabu Yudhistira yang juga mempunya sebutan Dharmakusuma.

-          Bima
Putra kedua Dewi Kunti dan Pandu Dewanata. Dikenal sebagai sosok yang gagah berukuran bada sangat besar dan mempunyai kuku ibujari yang terkenal dengan nama kuku “Pancanaka”. Werkudara adalah nama lain dari Bima setelah menikah dengan Dewi Arimbi. Dari perkawinannya tersebut lahirlah Gatotkaca dan Antareja.
-          Arjuna
Arjuna adalah putra ketiga Dewi Kunti dan Pandu Dewanata. Dalam epic Mahabrata, menurut versi India, Arjuna adalah putra Bhatara Indra, sedangnka versi Jawa menyebutkan bahwa roh Bhatara Wisnu menjelma dalam diri Arjuna. Arjuna adalah seorang yang sakti mandraguna. Berilmu tinggi juga cekatan dalam hal keprajuritan dan senjata, khususnya menggunakan panah. Arjuna merupakan tokoh ksatria tanpa tanding sehingga tak heran bila ia dikenal sebagai tokoh wayang purwa yang paling populer.
-          Nakula
Putra dewi Madrim dan Pandu Dewanata. Saudara kembarnya bernama Sadewa. Wataknya jujur, setia, taat, berbelas kasih, tahu membalas budi, dan dapat menyimpan rahasia. Ia pandai mempergunakan panah dan lembing.

-          Sadewa
Putra dewi Madrim dan Pandu Dewanata sekaligus saudara kembar Nakuta. Arti kata Sadewa adalah sama (tunggal) dewa. Ia adalah seorang mistikus.

-          Abimanyu
Putra Arjuna dengan Dewi Subadra. Dalam cerita Mahabharata. Abimanyu mati hancur dalam perang Bharatayuda akibat sumpahnya sendiri dan kutukan dewi Utari, istrinya yang kedua. Tokoh ini memiliki kepandaian seperti ayahnya, yaitu mahir dalam mempergunakan senjata panah yang sangat ampuh bernama “mustikajamus”

-          Aswatama
Putra tunggal Brahmana dengan Dewi Kropi atau bidadari Wirutamawati yang saat itu menjelma menjadi kuda betina. Dalam pewayangan, Aswatama digambarkan sebagai manusia berkaki kuda karena ibunya seekor kuda jelmaan seorang bidadari yang turun dari kahyangan.

-          Lasmana
Putra Duryudana dengan Dewi Banowati, merupaka putra mahkota kerjaan Astina, ia Merupakan saingan utama dari Abimanyu, putra Arjuna

-          Gatotkaca
Gatotkaca adalah putra Bima (werkudara) dengan dewi Arimbi, putrid kerjaan Pringgandani. Ia sangat sakti sehingga digambarkan sebagai ksatria yang mempunyai “otot kawat tulang besi, sumsum gegal, kulit tembaga, jari- jari gunting” dan sebagainya. Ia juga padai terbang tanpa sayap diatas awan.




            Diseberang ruangan yang berisi koleksi- koleksi budaya nusantara, terdapat ruangan- ruangan lain seperti koleksi keramik dan kain. Salah satu kain yang dipajang adalah kain songket. Songket adalah adalah jenis kain tenunan tradisional Melayu di Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Songket digolongkan dalam keluarga tenunan brokat. Songket ditenun dengan tangan dengan benang emas dan perak dan pada umumnya dikenakan pada acara-acara resmi. Benang logam metalik yang tertenun berlatar kain menimbulkan efek kemilau cemerlang.
            Kata songket berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia, yang berarti "mengait" atau "mencungkil". Hal ini berkaitan dengan metode pembuatannya; mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun, dan kemudian menyelipkan benang emas. Selain itu, menurut sementara orang, kata songket juga mungkin berasal dari kata songka, songkok khas Palembang yang dipercaya pertama kalinya kebiasaan menenun dengan benang emas dimulai. Istilah menyongket berarti ‘menenun dengan benang emas dan perak’. Songket adalah kain tenun mewah yang biasanya dikenakan saat kenduri, perayaan atau pesta. Songket dapat dikenakan melilit tubuh seperti sarung, disampirkan di bahu, atau sebagai destar atau tanjak, hiasan ikat kepala. Tanjak adalah semacam topi hiasan kepala yang terbuat dari kain songket yang lazim dipakai oleh sultan dan pangeran serta bangsawan Kesultanan Melayu. Menurut tradisi, kain songket hanya boleh ditenun oleh anak dara atau gadis remaja; akan tetapi kini kaum lelaki pun turut menenun songket. Beberapa kain songket tradisional Sumatra memiliki pola yang mengandung makna tertentu.
Songket harus melalui delapan peringkat sebelum menjadi sepotong kain dan masih ditenun secara tradisional. Karena penenun biasanya dari desa, tidak mengherankan bahwa motif-motifnya pun dipolakan dengan hewan dan tumbuhan setempat. Motif ini seringkali juga dinamai dengan nama kue khas Melayu seperti serikaya, wajik, dan tepung talam, yang diduga merupakan penganan kegemaran raja.
Penenunan songket secara sejarah dikaitkan dengan kawasan permukiman dan budaya Melayu, dan menurut sementara orang teknik ini diperkenalkan oleh pedagang Arab dan India. Menurut hikayat rakyat Palembang, asal mula kain songket adalah dari perdagangan zaman dahulu di antara Tiongkok dan India. Orang Tionghoa menyediakan benang sutera sedangkan orang India menyumbang benang emas dan perak; maka, jadilah songket. Kain songket ditenun pada alat tenun bingkai Melayu. Pola-pola rumit diciptakan dengan memperkenalkan benang-benang emas atau perak ekstra dengan penggunaan sehelai jarum leper. Tidak diketahui secara pasti dari manakah songket berasal, menurut tradisi Kelantan teknik tenun seperti ini berasal dari utara, yakni kawasan Kamboja dan Siam, yang kemudian berkembang ke selatan di Pattani dan akhirnya mencapai Kelantan dan Terengganu. Akan tetapi menurut penenun Terengganu, justru para pedagang Indialah yang memperkenalkan teknik menenun ini pertama kali di Palembang dan Jambi, yang mungkin telah berlaku sejak zaman Sriwijaya.
Menurut tradisi Indonesia sendiri, kain songket nan keemasan dikaitkan dengan kegemilangan Sriwijaya, kemaharajaan niaga maritim nan makmur lagi kaya yang bersemi pada abad ke-7 hingga ke-13 di Sumatera. Hal ini karena kenyataan bahwa pusat kerajinan songket paling mahsyur di Indonesia adalah kota Palembang. Songket adalah kain mewah yang aslinya memerlukan sejumlah emas asli untuk dijadikan benang emas, kemudian ditenun tangan menjadi kain yang cantik. Secara sejarah tambang emas di Sumatera terletak di pedalaman Jambi dan dataran tinggi Minangkabau. Meskipun benang emas ditemukan di reruntuhan situs Sriwijaya di Sumatera, bersama dengan batu mirah delima yang belum diasah, serta potongan lempeng emas, hingga kini belum ada bukti pasti bahwa penenun lokal telah menggunakan benang emas seawal tahun 600-an hingga 700-an masehi. Songket mungkin dikembangkan pada kurun waktu yang kemudian di Sumatera. Songket Palembang merupakan songket terbaik di Indonesia baik diukur dari segi kualitasnya, yang berjuluk "Ratu Segala Kain". Songket eksklusif memerlukan di antara satu dan tiga bulan untuk menyelesaikannya, sedangkan songket biasa hanya memerlukan waktu sekitar 3 hari. Mulanya kaum laki-laki menggunakan songket sebagai destar, tanjak atau ikat kepala. Kemudian barulah kaum perempuan Melayu mulai memakai songket sarung dengan baju kurung.
Dokumentasi mengenai asal-usul songket masih tidak jelas, kemungkinan tenun songket mencapai semenanjung Malaya melalui perkawinan atau persekutuan antar bangsawan Melayu, karena songket yang berharga kerap kali dijadikan maskawin atau hantaran dalam suatu perkawinan. Praktik seperti ini lazim dilakukan oleh negeri-negeri Melayu untuk mengikat persekutuan strategis. Pusat kerajinan songket terletak di kerajaan yang secara politik penting karena bahan pembuatannya yang mahal; benang emas sejatinya memang terbuat dari lembaran emas murni asli.
Songket sebagai busana diraja juga disebutkan dalam naskah Abdullah bin Abdul Kadir pada tahun 1849.


Untuk yang sudah cukup lama tidak berkunjung ke museum nasional, sekarang telah dibuka gedung baru. Gedung baru ini jauh lebih modern dibanding “kakak” nya. Menurut pendapat saya, seluruh museum harus dijadikan sebaik ini agar orang Indonesia semakin semangat untuk mengetahui sejarahnya sendiri

Catatan suka dan duka: kunjungan ke museum nasional kemarin adalah kali kedua saya ke tempat ini. terakhir, saya berkunjung sekitar 5 tahun yang lalu. saat itu, belum ada gedung baru seperti sekarang. museum nasional tidak berubah banyak selama 5 tahun, atau mungkin saya yang sudah lupa bagaimana rupanya 5 tahun silam. namun gedung barunya sangat menarik perhatian saya. semoga setiap museum di jakarta dapat memiliki teknologi atau dekorasi yang lebih modern. agar warga jakarta suka berkunjung ke museum


Selasa, 10 Mei 2011

Saya dan Tokoh Sejarah, dari tentara pelajar hingga guru pramuka

Biografi
Drs. H. Sukari, lahir di kota Ambarawa, Jawa Tengah, pada 5 Syawal penanggalan hijriah atau hari Kamis Pon tanggal 21 Maret 1929 pada penanggalan Romawi dan Jawa. Beliau menikah dengan istrinya 50 tahun yang lalu. Pasangan ini dikaruniai 3 orang anak dan 4 orang cucu.Masa kecilnya beliau habiskan di kampung halamannya. Menginjak masa pendidikan, beliau mengenyam pendidikan dasar pertamanya di sebuah sekolah milik Belanda di daerah Kebumen. Menurut Drs. Sukari, pada saat itu sekolah dasar dibagi menjadi dua periode yang masing- masing memiliki tiga tingkat. Atau mungkin sekarang menjadi kelas 1 2 3 dan kelas 4 5 6. Periode pertama hanya diajarkan tentang menggambar, menulis, berhitung, dan membaca. Karena pada masa itu, asalkan seseorang sudah menguasai empat komponen tersebut, maka orang itu sudah dapat membantu orangtuanya bekerja sebagai petani atau berdagang. Seusai lulus periode pertama ini, beliau memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya ke periode ke dua. Di tingkat ini barulah diajarkan tentang ilmu bumi, ilmu alam, sejarah, dan bahasa. Karena pada zaman itu Indonesia sedang dijajah oleh Belanda, maka Bahasa Belanda pun menjadi mata pelajaran wajib disamping Bahasa Indonesia. Kemudian saat berada di kelas 5, yaitu tahun 1942, Jepang datang ke Indonesia. Dengan menyerahnya pasukan Belanda dan resminya masa kependudukan Jepang, maka Bahasa Belanda pun dihapuskan dan diganti dengan Bahasa Jepang. Di tahun terakhir pendidikan dasarnya, beliau pindah ke sebuah sekolah di daerah Salatiga, sementara rumahnya sendiri masih di Kebumen. Sekolahnya yang baru adalah milik orang Belanda namun khusus untuk orang non-Belanda. Menurut beliau, di sekolah itu kelas enam dibagi menjadi tiga jurusan, yaitu pertanian, perdangan/ekonomi, dan umum. Yang mengambil jurusan umum tentu saja langsung bekerja setelah lulus. Beliau mengambil jurusan umum karena masih ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
Memasuki jenjang SMP, beliau pindah rumah ke Surabaya. Alasannya adalah Surabaya dan Salatiga (tempatnya bersekolah) lebih dekat dari pada Kebumen (tempat tinggal sebelumnya) dan Salatiga. Beliau menempun sekolah menengah pertamanya di SMP 2 Ketabang yang masuk setiap harinya pada pukul 6 saat matahari terbit. Sebelum memulai pelajaran, setiap harinya para siswa diharuskan seikere ke arah timur laut, tempat kaisar jepang berada (di Tokyo, Jepang). Peperangan yang terus menerus membuat Jepang mendirikan sebuah pasukan pelajar atau yang lebih dikenal dengan tentara pelajar. Drs. Sukari masuk ke pasukan ini. Menurut beliau, ada hari- hari dimana para tentara pelajar dibawa ke camp tentara untuk diajari cara menggunakan senjata. Tahun 1945, akhirnya Indonesia menyatakan kemedekaannya. Kebetulan saat itu beliau sedang berada di Karang Padang dan mendengar berita tersebut melalu radio. Setelah pengumuman kemerdekaan, tugas dari tentara Jepang adalah merampas senjata- senjata milik tentara Jepang. Selain tentara pelajar, tugas ini juga diemban oleh Keibodan dan Seinendan. Seinenda adalah satuan pertahanan sipil, yang isinya pemuda- pemuda yang sudah tidak bersekolah, sementara Keibodan adalah pertahanan sipil untuk orang- orang yang sudah lebih dewasa. Keibodan dan Seinendan kemudian akan bergabung membentuk laskar-laskar, seperti laskar ansor, dan lain- lain. Tentara pelajar dan laskar- laskar bergabung dalam sebuah gerakan yang dinamakan “Badan Pemberontakan Republik Indonesia” yang dipimpin oleh Bung Tomo untuk melucuti senjata dan menghancurkan markas tentara Jepang. Perlawanan yang paling berat terjadi di Pemerintahan Bala Tentara Jepang di Kantor Gubernur Surabaya. Pejuang dari Republik Indonesia saat itu umumnya hanya bersenjatakan bambu runcing atau senjata yang diambil dari Jepang, sementara di pihak Jepang tentu saja terdapat persenjataan yang lebih lengkap. Pada peristiwa ini beberapa orang pejuang Indonesia gugur dan dikubur di Pemakan Kusuma Bangsa, Surabaya. Akhirnya Jepang menyerah, namun beliau bercerita bahwa tentara Jepang lebih memilih untuk dibunuh menggunakan samurai atau senapan daripada bambu runcing.
Kemudian tentara sekutu datang ke Indonesia dan dipersilahkan masuk ke wilayah kita karena mereka datang dengan alasan untuk melucuti tentara Jepang yang tersisa. Tentara sekutu yang datang mengaku berasal dari Gurkha dan akhirnya ditampung di SMA 1 Surabaya. Namun ternyata ada juga pasukan sekutu yang datang dengan terjun payung dan mendarat di Sungai Kalibrantas, ternyata pasukan sekutu yang masuk itu berasal dari Belanda. Kemudian dimulailah serangkaian insiden tembak- menembak antara pasuka Indonesia melawan sekutu, bentrokan bersenjata ini memuncak dengan kematian Brigadir Jendral Aubertin Mallaby yang terjadi pada tanggal 30 Oktober 1945, sehari setelah di tandatanganinya gencatan senjata antara pihak Indonesia dan Inggris. Kemudian meletuslah Peristiwa 10 November atau yang dikenal Perang Surabaya.
Beliau baru lulus pada tahun 1947 karena sempat terjadi perang yang membuat sekolah ditiadakan. Kemudian beliau melanjutkan ke sekolah menengah atas di Magelang. Namun tidak lama setelahnya kota Magelang diduduki oleh Sekutu sehingga beliau terpaksa kembali ke Nganjuk. Tahun 1948, terjadi Peristiwa Madiun atau yang lebih dikenal Pemberontakan PKI Madiun. Ketika itu Drs. Sukari sedang naik kereta, namun tiba- tiba dia ditangkap karena statusnya sebagai tentara pelajar. Kemudian beliau ditahan selama beberapa hari di penjara kota Madiun dan seluruh barang bawaannya dirampas kecuali baju yang menempel di tubuhnya saat itu. Namun keberuntungan masih memihak kepada beliau, ternyata di kantung baju tersebut ada kartu tanda pelajar. Kemudian beliau menghadap panglima tentara PKI dan meminta untuk dibebaskan karena statusnya yang masih sebagai pelajar. Akhirnya beliau pun dibebaskan setelah ditahan selama satu minggu. Namun untuk kembali ke Nganjuk, beliau tidak bisa melewati jalan- jalan besar karena khawatir tertangkap PKI lagi, maka beliau pun memutuskan untuk melalui jalur hutan yang berpuluh- puluh kilometer jauhnya. Akhirnya beliau melanjutkan SMA di Nganjuk, tetapi tidak dalam waktu yang lama karena sekutu kembali menyerang. Kali ini, beliau memutuskan untuk tetap tinggal dan masuk ke sekolah untuk guru SD yang didirikan Belanda. Alasan didirikan sekolah ini adalah karena banyak guru yang mengungsi pada saat itu. Akhirnya tahun 1949 dilakukan pengakuan kedaulatan setelah perjuangan panjang. Tahun itu juga diadakan demobilisasi pelajar, jadi para tentara pelajar dapat memilih untuk tetap menjadi tentara pelajar dan nantinya melanjutkan karir militer, atau hanya bersekolah saja. Drs. Sukari memutuskan untuk sekolah saja dan beliau pun melanjutkan SMA di kota Semarang.
Tahun 1952 akhirnya beliau lulus dan pindah lagi ke Surabaya lalu masuk ke Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial, dan Politik Universitas Gadjah Mada cabang Surabaya. Sebenarnya di kota itu ada Universitas Airlangga tetapi hanya ada jurusan kedokteran dan kedokteran gigi. Tahun 1956 beliau lulus menjadi sarjana muda dengan gelar bachelor of law. Sebelum beliau memutuskan untuk melanjutkan kuliah atau bekerja, salah seorang pamannya menawari beliau untuk mengikuti kursus kepanduan di kota London, tepatnya di Gilwell Park. Kursus kepanduan ini awalnya dibuat oleh Robert Baden-Powell. Ada 4 orang dari Indonesia yang dikirimkan kesana. Drs. Sukari adalah yang paling muda diantara mereka. Setelah kembali ke Indonesia, beliau pun memutuskan untuk mengambil gelar di bidang pendidikan jasmani karena bidang tersebut lebih dekat dengan dunia kepanduan. Setelah itu pun beliau mengikuti berbagai tentang kepanduan, seperti cara mendidik anak- anak tentang kepanduan. Beliau kemudian bekerja di departemen pendidikan dan kebudayaan. Pada tahun 1958, departemen pendidikan dan budaya mengadakan kerja sama dengan angkatan udara untuk membentuk olahraga penerbangan, yang direkrut adalah guru- guru pendidikan jasmani yang berminat karena angkatan udara ingin membuat federasi aerosport yang instrukturnya direktrut dari guru olahraga. Beliau pun pergi ke solo untuk sekolah penerbangan selama 6 bulan. Kemudian beliau memberikan kursus- kursus ke seluruh Indonesia setelah itu, khususnya tentang aeromodeling dan pandu udara.
Setelah bekerja sebagai pegawai departemen olahraga dari 1962 sampai 1965, beliau pun memiliki pengalaman kerja di kemiliteran antara lain sebagai instruktur aeromodelling dan terbang layang pada Skadron Pendidikan 011 TNI Angkatan Udara Surakarta, 1960- 1962, menjadi Perwira Pendidikan pada Direktoran Pendidikan Markas Besar TNI Angkatan Udara Jakarta 1965-1970, Kepala Dinas Pembinaan Potensi Dirgantara Komando Pendidikan TNI Angkatan Udara, dan menjadi Dosen Mata Kulia Problem Solving dan Decission Making di Sekolah Staf TNI Angkatan Udara Jakarta dan Lembaga Administrasi Negara dari 1976 sampai pensiunnya pada tahun 1990. Kemudian beliau juga pernah memimpin delegasi Indonesia di World Jamboree Boy Scouts di Jepang, tahun 1970 dan menjadi manager tim terjun paying Indonesia di berbagai lomba baik regional maupun internasional dari tahun 1978 sampai 1980.
Salah satu pengalamannya adalah menjadi instruktur penerjun yang bertugas dalam operasi pembebasan papua barat, dimana Indonesia berkonflik dengan Belanda. Termasuk mengajar Herlina Kasim, penerjun wanita pertama yang menginjakan kaki di Papua.
Setelah pensiun pada tahun 1990, beliau menghabiskan masa tuanya dengan tenang di rumahnya sekarang, sambil tetap melaksanakan hobinya yaitu badminton dan jalan kaki setiap pagi agar tetap sehat.
Berikut adalah tanda penghargaan yang diterima oleh Drs. Sukari:
- Satya Lencana 8 Tahun dari Menteri Pertahanan Keamanan Republik Indonesia
- Satya Lencana Dwiya Siatha dari enteri Pertahanan Keamanan RI
- Parachuting Award of Royal Thai Army
- Parachuting Award of Chief of Staff Armed Froces of Philippine
- Penghargaan dari Presiden RI
- Pengehargaan dari Kepala Staff TNI Angkatan Udara
- Penghargaan dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Catatan: menemukan tokoh sejarah tidak terlalu sulit mengingat beliau adalah kakek penulis dari pihak ayah. Ingatan beliau pun masih tajam dan masih dapat berbicara dengan jelas sehingga penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti



Rabu, 13 April 2011

16 tahun hidup saya, dan setahun lagi menuju 17



Masa Balita
                Setelah fajar menyingsing pada hari Kamis tanggal 23 Maret 1995, pecahlah tangisan dari seorang bayi laki- laki yang kemudian diberi nama Kasandika Ganiarsa. Bayi itu merupakan anak pertama bagi kedua orangtuanya. Menurut orangtua bayi tersebut, nama Kasandika berasal dari Kasandikromo, yaitu seorang kakek buyut dari keluarga ayah. Gani adalah name kakek buyut si bayi dari keluarga ibu. Sementara Arsa adalah gabungan dari nama mereka berdua, Arief dan Sali. Ya, bayi yang saya ceritakan itu tidak lain adalah saya sendiri. Kedua orangtua saya memberikan nama tersebut dengan harapan agar saya dapat menjaga dan mengharumkan nama keluarga. Kebetulan kedua orangtua saya merupakan anak paling kecil di keluarganya masing- masing. Sehingga, ketika lahir saya merupakan cucu yang paling kecil untuk kedua keluarga besar. Rentang umur antara saya dan sepupu- sepupu saya pun terbilang jauh sehingga saya tidak selalu sering bermain dengan mereka, walaupun kami tetap dekat sebagai saudara. Menjadi cucu paling bungsu tentu saja menyenangkan, karena menjadikan saya cucu yang paling disayangi. 7 bulan setelah saya lahir terjadi gempa bumi di Kerinci. Gempa ini menyebabkan 84 orang tewas dan ratusan lainnya luka- luka.
                Menurut orang tua saya, sejak kecil saya senang sekali jika dibacakan buku cerita. Ketika saya sudah bisa membaca, maka kegiatan itu adalah salah satu hobi saya ketika kecil. Tentu saja buku yang dibaca adalah buku- buku dongeng. Ketertarikan saya pada buku cerita mungkin karena waktu kecil, saya sering dibacakan dongeng oleh salah seorang tante saya dengan gaya yang sangat menghibur. Saya ketika kecil juga merupakan seorang anak yang pendiam dan pemalu. Sifat pemalu ini masih terbawa sampai sekarang. Saya juga merupakan seorang anak yang tertutup, termasuk kepada orangtua saya. Ketika balita, saya tinggal di rumah kakek nenek dari ibu saya, atau yang biasa saya panggil nini dan aki. Hal ini dikarenakan kedua orangtua saya bekerja sehingga jika tinggal di rumah sendiri tidak akan ada orang yang menjaga saya. Maksud lainnya adalah untuk menemani nenek dan kakek, karena tidak adalagi anak- anak mereka yang tinggal di rumah itu.
Saat saya berumur tiga tahun terjadi kerusuhan besar atau yang dikenal dengan “Kerusuhan Mei 98” yang terjadi pada tanggal 13-15 Mei tahun 1998. Kerusuhan ini diawali oleh krisis ekonomi global (bermula pada tahun 1997) yang turut dirasakan Indonesia, dimana kurs dollar terhadap rupiah melonjak tajam yang berujung pada PHK masal,  dan dipicu oleh Insiden Trisakti dimana 4 mahasiswa universitas trisakti tewas pada demonstrasi tanggal 12 Mei. Kerusuhan ini berujung pada mundurnya Presiden Suharto digantikan wakilnya pada saat itu, Bacharuddin Jusuf Habibie.

                Saat berumur 4 tahun, tepatnya pada tahun 1999, seperti kebanyakan anak balita lainnya saya didaftarkan ke taman kanak- kanak. Kebetulan saya tidak masuk ke kelas playgroup karena orangtua saya menganggap bahwa kelompok bulan tidaklah terlalu penting. Saya masuk ke TK Bakti Mulya 400 yang berada di daerah pondok indah. Pada tahap pendidikan ini, saya mulai diajarkan mengaji, menghitung sederhana, dan hal- hal sederhana lainnya. Tetapi tentu saja semua proses dilakukan sambil bermain. Pada saat TK, saya dan teman- teman pernah memenangkan lomba bola keranjang antar TK se-DKI Jakarta. Sejujurnya saya sangat merindukan kehidupan taman kanak- kanak yang dipenuhi dengan permainan. Tidak ada kekhawatiran tentang nilai jelek. Setiap hari kami belajar sambil bermain, tidak ada pelajaran yang memusingkan seperti kimia atau fisika seperti saat di SMA. Pada tahun ini, diadakan Pemilihan Umum Anggota DPR dan DPRD yang dimenangkan oleh PDIP diikuti oleh Golkar dan PPP
    Ketika saya berumur 5 tahun, aki meninggal dunia karena serangan jantung. Itu adalah kali pertama saya kehilangan anggota keluarga besar. Padahal selama ini aki terlihat begitu sehat, dan beberapa minggu sebelum kematiannya membelikan dan membacakan saya buku komik kabayan. Mungkin karena saya masih kecil, maka pada saat itu saya tidak terlalu mengerti dengan apa itu kematian. Saya sangat sedih karena tau bahwa kakek tidak akan pernah kembali ke rumah. Pada tahun inilah Megawati Soekarnoputri diangkat menjadi presiden menggantikan Gusdur.
                Setelah mengalami masa- masa yang menyenangkan di taman kanak- kanak, saya akhirnya lulus pada tahun 2001. Dan kemudian jenjang pendidikan selanjutnya pun akan saya tapak.

Masa Sekolah Dasar
                Saya melanjutkan pendidikan ke sekolah dasar pada tahun 2001 pada umur 6 tahun. Program wajib belajar 9 tahun saya mulai di SD  Bakti Mulya 400, melanjutkan dari taman kanak- kanaknya. Saya masuk ke sekolah ini sebagai angkatan yang ke-17. Sekolah swasta ini berdiri dibawah naungan Yayasan Badan Kerja Sama Pendidikan Bakti Mulya 400 dan merupakan sekoln yang didirikan atas kerjasama ikatan keluarga tentara pelajar battalion 400 dan yayasan pondok mulya. Kebetulan, aki adalah salah satu pendiri dari sekolah ini dan sebelum kematiannya, beliau berwasiat agar salah seorang dari anaknya melanjutkan untuk mengurus sekolah ini. Akhirnya ibu sayalah yang bekerja disini sebagai orang yayasan yang mengatur bagaimana sekolah berjalan.
                Memiliki orangtua yang berkerja di sekolah dimana anda belajar cukup memberikan kesan, kemudahan, dan kejengkelan. Mudahnya, apabila saya terlupa akan sesuatu atau saya ingin jajan, saya tinggal pergi ke ruangan ibu saya. Tetapi risih pula karena semua guru berperilaku seakan- akan sudah mengenal saya, meskipun banyak diantara mereka yang tidak saya kenal. Pada saat saya kelas 2, saya memenangkan lomba kelengkapan baju daerah pada peringatan hari sumpah pemuda. Bom bali pertama juga meledak pada saat saya berada di tingkat pendidikan ini. Pada saat saya kelas 3, saya dan seorang teman memenangkan lomba membuat maket antar satu angkatan. Kami mendapatkan piala pada awalnya, namun nasib piala itu tidak jelas ketika ingin kami dupliket di koperasi. Saya juga memenangkan lomba membuat mawar dari kertas crepe dalam lomba peringatan hari ibu. Kebetulan wali kelas saya pada saat kelas 3 adalah guru bahasa Indonesia, dan beliau sangat kreatif. Kebanyakan waktu pelajaran bahasa Indonesia kami dihabiskan dengan berlatih drama. Kelak drama itu ditampilkan dalam berbagai acara, salah satunya dalam penampilan akhir tahun ajaran. Di SD saya, terdapat acara pentas seni yang diadakan setiap 2 tahun sekali. Kegiatan pentas seni ini dimulai dari angkatan saya ketika kami duduk di kelas 2, tepatnya tahun 2002. Acara perdana ini diselenggarakan di Goethe hauss institute. Sementara pentas seni kedua pada tahun 2004, ketika saya kelas 4 berpindah tempat menjadi di teater tanah airku, TMII. Pada kedua pagelaran itu, saya selalu tampil sebagai anggota paduan suara. Ketika libur kenaikan kelas 3 menuju kelas 4, adik saya yang bernama Kasandika Andariefli lahir, 6 bulan sebelum terjadinya bencana tsunami yang menewaskan ratusan ribu orang. Total perbedaan umur diantara kami adalah 9 tahun. Dalam bidang politik, Golkar berhasil memenangkan pemilihan umum yang mengantarkan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla menjadi Presiden dan Wakil Presiden dalam Pemilihan Presiden secara langsung oleh rakyat. Kelas 5 adalah saat- saat yang entah mengapa paling menyenangkan diantara seluruh tahun ajaran. Pada kelas 5 semester 2, saya mengikuti program pembinaan dokter kecil. Kemudian kami dilantik saat berada di kelas 6 semester pertama. Bangga sekali rasanya menjadi dokter kecil, walaupun kami tidak mempunyai pekerjaan sama sekali kecuali jika tiba- tiba ada teman kami yang pingsan, yang untungnya tidak pernah terjadi. Saya lulus dari sekolah dasar pada tahun 2007, dimana saat wisuda saya terpilih menjadi perwakilan siswa yang menyampaikan kata sambutan. Kebetulan saat di SD saya tidak mengalami masalah dalam belajar yang berarti, sehingga Saya berhasil mengakhiri pendidikan saya di sekolah dasar dengan prestasi sebagai peringkat 3 siswa terbaik.       
        
Masa Sekolah Menengah Pertama
                Tahun 2007, saya memilih untuk masuk ke SMP Labschool Kebayoran. SMP Labschool terkenal dengan kualitasnya dan tesnya yang katanya sangat sulit. Saya juga ingin mencari pengalaman baru dengan bersekolah di tempat yang sama sekali baru. Bener saja, tes masuknya sangat sulit dan saingat yang banyak pada awalnya membuat saya sedikit pesimistis akan diterima. Namun ternyata, saya lulus! Saya diterima menjadi angkatan ketujuh SMP Labschool Kebayoran. Bahkan saya berhasil menjadi 50 besar sehingga mendapatkan undangan untuk mengikuti program akselerasi. Pada awalnya, saya dan juga dirasakan oleh teman- teman calon aksel yang lain, kami berpikir bahwa jika kami masuk ke kelas akselerasi, maka kami tidak akan bisa menikmati masa- masa SMP. Tetapi akhirnya, entah dengan sedikit “paksaan” dari orangtua atau motivasi pribadi, terbentuklah kelas akselerasi angkatan ketujuh SMP Labschool Kebayoran dengan anggota 21 orang.
Belajar di kelas akselerasi ternyata memang tidak semudah itu. Penyampaian materi oleh guru dilakukan sangat cepat karena harus mengejar waktu yang sedemikian singkat. Hal ini membuat saya kewalahan. Namun seiring berjalannya waktu, saya mulai terbiasa dengan ritme belajar di kelas ini. Masalah yang paling besar bukan datang dari luar, melainkan dari dalam kelas sendiri. Tahun pertama di kelas akelerasi diwarnai dengan berbagai konflik yang menguras energi dan pikirian. Hal ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap kekompakan kelas yang sebenernya adalah pegangan kami untuk bertahan. Masalah ini terus bergulir sehingga pada akhirnya kami harus kehilangan salah seorang teman kami yang pindah pada akhir tahun pertama. Sebuah kegagalan besar memang, tetapi hal itu membuat kami sadar bahwa tidak ada jalan lain kecuali berubah. Akhirnya kelas kami menjadi lebih kompak dan yang terpenting menjadi jauh lebih menyenangkan. Awal tahun 2008, aksel kami dan angkatan 6 lainnya mengikuti kegiatan Bimensi. Bimensi atau bina mental siswa Indonesia adalah acara tahunan SMP Labschool Kebaoyran dimana selama 5 hari kami dilatih oleh para tentara. Kegiatan ini diselenggarakan den tujuan untuk melatih ental dan fisik siswa. Bimensi yang saya dan teman- teman ikuti diadakan di markas marinir, cilandak, Jakarta. Kegiatan ini sangatlah melelahkan secara lahir dan batin. Dan saya senang sekali ketika acara ini selesai. Seru memang untuk dikenang, tetapi saya menolak jika ditawari untuk mengikutinya sekali lagi.
Pada bulan Mei, saya dan beberapa teman akselerasi diundang untuk menjadi pembicara dalam acara World Book Day mewakili Teras Book Club, sebuah klub buku yang didirikan guru bahasa Indonesia kami. Saya menjadi pembicara dalam acara bedah buku “ayat ayat cinta”. Acaranya sendiri cukup menarik, dan saya berhasil mengatasi rasa gugup untuk berbicara didepan orang banyak. Inipun menjadi pengalaman yang berharga bagi saya.
Pada akhir tahun pertama saya di kelas akselerasi, tepatnya pada pertengahan tahun 2008, keluarga saya mendapatkan berita duka, adik saya yang ketika itu berumur 4 tahun divonis mengidap kanker darah atau biasa disebut leukemia. Tetapi tuhan memang maha pengasih lagi maha penyayang, adik saya “hanya” terkena kanker leukemia dengan jenis yang paling ringan dan masih dalam stadium awal. Menurut dokter, pengobatannya akan memakan waktu paling minimal 2 tahun. Masa awal- awal pengobatan inilah yang paling berat. Tentu saja kehidupan sehari- hari saya terganggu secara tidak langsung. Misalnya kadang saya ditinggal sendiri di rumah karena orangtua menemani adik yang sedang kemoterapi di rumah sakit. Atau ketika akhir minggu maka sayalah yang akan pergi ke rumah sakit. Konsentrasi saya agak terpecah, padahal saat itu sudah menjelang ujian semester. Yang mampu membuat saya bangkit adalah dukungan dari teman- teman sekelas saya. Mereka selalu memberikan support dan penghiburan. Ini adalah salah satu hal yang tidak akan pernah saya lupakan, dan saya akan selalu merasa bersyukur bertemu mereka.
Ketika SMP saya memilih untuk mengikuti ekskul gamelan. Alasannya, karena kebetulan jadwalnya cocok dan saya cukup tertarik karena jarang ada sekolah yang memiliki peralatan gamelan. Pada pertengahan tahun 2008, ketika sedang libur kenaikan kelas, tim gamelan kami dipilih untuk tampil mengiringi para dalang cilik dalam acara pameran produk Indonesia. Acaranya diadakan di JCC dan kami menjadi acara penutup. Latihan keras kami selama kurang lebih 3 bulan akhirnya terbayar dengan kebahagiaan karena pentas kami sukses. Pada tahun 2008 pula, Tahun Kunjungan Indonesia 2008 atau Visit Indonesia 2008 dilaksanakan oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Tahun kedua sekaligus terakhir di SMP sangat disibukan dengan persiapan menuju ujian nasional dan tes masuk sekolah menengah atas, selain itu juga terdapat program Problem Based Learning untuk anak kelas akselerasi. Sebenernya intinya hanya membuat karya tulis, yang juga dilakukan oleh siswa reguler. Namun bedanya, kami diuji oleh para ahli dalam bidang yang kami ambil. Penguji saya adalah seorang direktur rumah sakit, dan juga aktif dalam WHO, sehingga saya cukup gugup ketika menghadapi hari presentasi. Namun ternyata beliau sangat baik, dan memberikan banyak masukan yang membangun. Salah satu pengalaman berharga lain yang saya dapat di SMP.
 Bimbingan belajar, tryout, dan latihan soal mengiringi proses menuju pendidikan di jenjang selanjutnya. Keadaan kelas pun makin menyenangkan sehingga sedih rasanya jika mengingat bahwa sebentar lagi kami akan berpisah. Siap atau tidak siap, waktu akan terus berjalan dan mengantarkan kita pada proses selanjutnya. Pada tahun 2009, akhirnya saya secara resmi lulus dari SMP Labschool Kebayoran bersama dengan Angkatan 6, Averla Sixeras. Saat itu, masyarakat dihebohkan dengan kasus Prita Mulyasari yang dituntut oleh RS Omni Internasional. Masalah ini bergulir cukup lama dan bahkan memunculkan gerakan “Koin Untuk Prita” demi membantu beliau membayar denda yang dituntut oleh pihak rumah sakit.

Masa Sekolah Menengah Atas
Setelah menjalani dua tahun yang cukup berat di SMP, saya masih cukup mencintai Labschool sehingga memilih untuk melanjutkan studi saya disini. Tentunya teman- teman dari SMP Labschool juga cukup banyak, namun tak sedikit pula teman baru yang berasal dari sekolah lain. Ketika mendaftar ulang SMA, saya sangat senang karena tidak mendapatkan surat undangan akselerasi. Namun ternyata hal itu tidak berlangsung lama karena kemudian orangtua saya ditelpon dan diberitahu bahwa ternyata saya mendapat surat undangan, dan kemarin tertinggal untuk diberikan. Saya sudah berniat dalam hati untuk tidak menerima kesempatan tersebut, tapi lagi- lagi orangtua saya mengatakan sayang kalau tidak dicoba terleih dahulu, kalau memang benar- benar tidak cocok baru keluar. Dan sayapun akhirnya mengikuti nasihat itu. Jadilah saya masuk kelas akselerasi untuk kedua kalinya.
Tidak lama setelah saya SMA, kembali terjadi Bom di hotel JW Marriot, Kuningan. Pada saat yang hampir bersamaan terjadi kontroversi tari pendet, dimana sebuah tayang iklan discovery TV menayangkan tari pendet sebagai kebudayaan Malaysia
Di SMA ini untuk pertama kalinya saya mengikuti kursus diluar sekolah. Saya mengikuti kursus bahasa perancis dan saksofon. Mengapa dua les tersebut? Karena tadinya saya berniat melanjutkan studi di luar negeri, dan jika kita bisa berbahasa asing pasti ilmu itu akan terpakai dan akan memudahkan kita nantinya. Sementara saksofon karena saya menyukai musik jazz dan kagum dengan para musisi itu. Juga karena orang yang bisa bermain saksofon masih terbilang jarang. Kesibukan ini pulalah yang mungkin membuat nilai semester pertama saya di kelas akselerasi tidak berjalan dengan cukup baik. Nilai yang kurang dari ketuntasan akhirnya membuat saya diturunkan kembali ke kelas reguler. Meskipun sedikit kecewa, namun saya bersemangat karena akhirnya keinginan saya untuk belajar di kelas biasa terwujud juga.
Kegiatan wajib yang harus diikuti setelah MOS oleh para siswa baru adalah Trip Observasi. Ini adalah program dimana kita pergi ke sebuah desa dan tinggal di rumah penduduk selama 5 hari. Tentu tidak hanya sekedar datang dan menginap, tapi kami juga melakukan penelitian, peduli kehidupan desa, dan mengetahui kegiatan orangtua asuh kami masing- masing. Acara ini merupakan yang paling menyenangnkan menurut saya, dan sejujurnya merupakan alasan kenapa saya ingin masuk ke SMA ini. Dalam kegiatan pra-TO pula, angkatan 9 SMA Labsky mendapatkan nama angkatan, Nawa Drastha Sandyadira!
Saat semester 2, dibuka tawaran untuk mengikuti misi budaya dalam bentuk sebuah festival internasional yang diadakan di Prancis. Dan saya pun diijinkan ikut oleh orangtua saya. Kami berangkat ketika bulan Juli, setelah melalui latihan yang berat sejak bulan Januari. Festival sangat menyenangkan. Disana kami bisa bertemu dan melihat kebudayaan negara lain. Saya juga bangga karena pertunjukan kami disana selalu mendapat apresiasi yang meriah dari para penonton. Senang sekali rasanya mendapatkan sebuah standing applause untuk Indonesia. Selesai festival, kami melanjutkannya dengan wisata ke berbagai negara di eropa barat. Liburan yang sangat menyenangkan dan sangat sangat berharga.
Pada bulan sebelum keberangkatan ke eropa, adik saya mendapatkan remisi setelah berjuang melawan kanker selama kurang lebih dua tahun. Semoga kedepannya penyakit itu tidak akan pernah datang lagi. Amiin.
Di kelas 11, saya berhasil masuk ke jurusan IPA. Kehidupan kelas 11 bisa dibilang lebih menyenangkan dibandingkan kelas 10. Meskipun materi pelajaran semakin sulit, ulangan menghantui dan tugas selalu menumpuk, namun secara umum terasa lebih menyenangkan. Sekarang, tinggal dua bulan tersisa sebelum kelas 11 berakhir. Dan tahun depan saya akan mulai berhadapan dengan ujian- ujian masuk perguruan tinggi dan ujian nasional. Semoga waktu yang tersisa ini dapat saya gunakan dengan sebaik- baiknya agar tidak ada penyesalan di kemudian hari.

Mimpi Masa Depan
                The most pitiful among men is he who turns his dream into silver and gold- Kahlil Gibran
                Pepatah ini adalah pedoman saya dalam memilih profesi saya nantinya. Awalnya saya cukup bingung dalam memilih cita- cita. Namun akhir- akhir ini saya semakin mantap untuk menjadi dokter.     Tahun depan, saya akan lulus UN dengan hasil yang sangat baik. Kemudian semoga saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Setelah mendapat gelar sarjana, saya akan meneruskan dengan mengambil spesialisasi bedah saraf. Insya Allah, saya akan mencari beasiswa agar bisa bersekolah di luar negeri. Kemudian saya akan kembali ke Indonesia dan menjadi dokter yang profesional. Tidak hanya profesional tapi juga menjadi dokter yang berguna dan dekat dengan masyarakat. Tujuannya adalah menciptakan Indonesia yang lebih sehat pada masa depan.