Jumat, 27 Mei 2011

Saya dan Negara Pantai Gading

Bendera Nasional Pantai Gading

Ditugas ke empat ini saya akan menjelaskan tentang Pantai Gading. Pantai Gading (Côte d'Ivoire) adalah sebuah negara di Afrika Barat yang berbatasan dengan Liberia, Guinea, Mali, Burkina Faso, dan Ghana di sebelah barat, utara dan timur serta dengan Teluk Guinea di sebelah selatan. Terletak di pantai Atlantik, tepatnya di teluk Guinea, Afrika Barat, sebuah negara kaya, penghasil coklat terbesar di dunia, berbatasan dengan banyak negara, antara lain Burkina Faso, Mali, Guinea, Liberia dan Ghana. Pada awalnya, Pantai Gading adalah suatu perkampungan yang sangat terisolasi, didiami tak kurang dari 60 suku, ditemukan oleh para pedagang Portugis dan Perancis pada abad ke-15. Mereka mencari gading dan budak, dan pada akhirnya Perancis memenangkan pendudukan terhadap Pantai Gading hingga abad ke-20. Mungkin Pantai Gading adalah sebuah negara di antara sedikit negara yang dibangun penuh dengan pertikaian agama sampai saat ini, yaitu Islam dan Kristen. Islam di utara dan Kristen di selatan, mereka saling berebut kekuasaan. Sebagai salah satu negara termakmur di wilayah tropis Afrika Barat, perkembangan ekonominya telah dikikis oleh kekacauan politik yang ditimbulkan oleh korupsi dan penolakan reformasi.  
Nama negara ini sering diterjemahkan dalam berbagai bahasa, misalnya Ivory Coast dalam bahasa Inggris, Elfenbeinküste dalam bahasa Jerman dan Costa de Marfil dalam bahasa Spanyol. Pada bulan Oktober 1985 pemerintah Côte d'Ivoire memohon agar negara ini disebut demikian dalam semua bahasa. Menurut hukum nasional Côte d'Ivoire, nama negara ini tidak boleh diterjemahkan dari bahasa Perancis. Sudah tentu, hukum itu hanya berlaku di dalam negara itu sendiri.
Peta Negara Pantai Gading

Negara dengan ibukota Yamoussoukro (resmi) dan Abidjan (de facto) memiliki luas perairan 1,4 persen dari luas totalnya 322.460 km2 , yaitu hanya sedikit lebih luas dari New Mexico, Amerika Serikat, beriklim tropic dan kering, mempunyai tiga musim, yaitu hangat kering (Nopember-Maret), panas kering (Maret-Mei) dan panas hujan (Juni-Oktober). Dihuni sekitar 17.327.724 orang, terdiri dari suku asli Afrika 97% (Akan 42%, Gur/Voltaiques 17%, Mende 27%, Krous 11%, lain-lain 3%), dengan pertumbuhan rata-rata 2,11% per-tahun, angka kelahiran 39,64 per-1000, angka kematian 18,48 per-1000. Agama Islam dianut sekitrar 40%, Kristen 30% dan penganut kepercayaan 30%. kota terbesar di Pantai Gading adalah Abidjan yange memiliki luas kota 2119 km2  dengan jumlah penduduk 3.690.000 jiwa. Abdijan ini sebelumnya adalah ibukota dari Pantai Gading yang kemudian dipindahkan ke Yamoussoukro. Bahasa resmi di Pantai Gading ini adalah Perancis, di samping bahasa setempat, yaitu Dioula. dengan jenis Pemerintahan Republik. Presiden Pantai Gading saat ini adalah Alassane Ouattara dengan Perdana Menteri Guillaume Soro. Kemerdekaan Pantai Gading ini didapat dari Perancis pada tanggal 7 Agustus 1960. Penduduknya (melalui perkiraan pada tahun 2006) berjumlah 19.924.269 jiwa dan kepadatannya kurang lebih 53 per km2   . Produk domestik Bruto (PDB) menurut perkiraan pada tahun 2005 totalnya mencaoai US$26,57 miliar. Dan total perkapitanya US$ 1.436. Pantai Gading memiliki mata uang Franc CFA dan kode telepon 225.
Ekonomi
Pantai Gading adalah produsen dan eksportir terbesar kopi, coklat dan minyak nabati. Konsekwensinya beresiko ekonomi tinggi, yaitu sering terimbas fluktuasi harga internasional. Walaupun pemerintah Pantai Gading berusaha mendiversifikasi ekonominya, namun mereka ternyata masih tetap menggantungkan ekonominya pada ketiga produksi pertanian tersebut, yang menurut statistik, mendayagunakan tidak kurang 68% penduduk. Pada tahun 1994, ekonomi Pantai Gading agak membaik, ketika mereka mendevaluasi mata uang CFA Frank sebesar 50%, juga melakukan upaya lain yaitu mengimprovisasi harga kopi dan coklat, memacu eksport hasil pertanian non-tradisional seperti karet dan nenas, serta meliberalisasi perbankan. Mempunyai angka pertumbuhan rata-rata minus 1,9% dan inflasi berkisar 3,4%, Pantai Gading termasuk negara yang labil dalam pengembangan perekonomiannya. Jumlah angkatan kerja sebanyak 6,64 juta orang, yang diserap oleh sector pertanian sebanyak 68% serta industri dan jasa 32%. Hasil pertanian berkisar pada kopi, coklat, minyak nabati, pisang, jagung, beras., tapioca, kentang, gula, kapas, karet dan kayu. Sedangkan hasil industri berkisar pada bahan makanan, minuman, produk kayu, penyulingan minyak, assembling trul dan bis, tekstil, dan listrik.
Hasil komoditi yang dieksport adalah coklat, kopi, kayu, gas, kapas, pisang, minyak nabati, dan ikan. Tujuan eksport adalah Perancis, Belanda, Amerika Serikat dan Spanyol. Sedangkan komoditi yang diimport adalah bahan bakar, bahan makanan, dan capital equipment. Komoditi import berasal dari Perancis, Nigeria dan Inggris. Indonesia belum termasuk di dalamnya. Mata uang yang digunakan adalah CFA Frank (XOF). US $ 1,- seharga 581,2 XOF.
Sejarah Pemerintahan
Presiden Pantai Gading saat ini, Alassane Ouattara

Nama lengkap Pantai Gading adalah Republic of Cote d’Ivoire (Ivory Coast), terbagi dalam 19 regions (propinsi), dengan ibukotanya YAMOUSSOUKRO (sejak tahun 1983). Sedangkan Abidjan dijadikan sebagai pusat administrasi dan komersial. Banyak negara, termasuk Amerika Serikat, yang menempatkan kedutaan besarnya di Abidjan, bukan di Yamoussoukro.
Perancis semakin memperkokoh aneksasinya atas Pantai Gading sejak tahun 1842, pada tahun 1893, Pantai Gading menjadi sebuah republik otonom di bawah kendali Perancis. Tahun 1959 dibentuk kesatuan adat antara Pantai Gading, Benin, Niger dan Burkina Faso. Akhirnya pada tanggal 7 Agustus 1960, Pantai Gading memperoleh kemerdekaan dari Perancis, dan terpilih sebagai Presiden pertama adalah Felix Houphouet-Boigny.
Felix Houphouet-Boigny terpilih kembali secara demokratis pada pemilu presiden tahun 1990, dan beliau wafat pada tahun 1993. Henri Konan Bedie menggantikan beliau sampai dengan tahun 1999. Pada tahun 1999 inilah, Pantai Gading memulai babak baru, ketika Alassane Ouattara, tokoh muslim yang disegani, mantan Perdana Menteri tahun 1990-1993, dan pejabat senior IMF berkeinginan mengikuti pemilu presiden. Munculnya Alassane Ouattara disebabkan program Bedie yang dianggap sectarian, yaitu dengan memunculkan program kebanggaan atas kemurnian bangsa Pantai Gading, serta menyingkirkan pendatang dari Mali dan Burkina Faso, yang mayoritas muslim. Alassane Ouattara termasuk tokoh muslim dari utara Pantai Gading yang dianggap bukan penduduk asli, namun berasal dari Burkina Faso. Sayangnya, sebelum pemilu diselenggarakan pada bulan Oktober 2000, Jendral Robert Guei melaklukan kudeta pada bulan Desember 1999. Ketika pemilu presiden diselenggarakan pada Oktober 2000, Laurent Gbagbo terpilih sebagai presiden Pantai Gading, namun dianggap oleh kalangan luas sebagai kemenangan yang penuh tipu daya. Alassane Ouattara memboikot pemilu yang penuh kecurangan tersebut, sedangkan Robert Guei hengkang keluar negeri dan memobilisasi pemberontakan, dan akhirnya terbunuh pada tanggal 19 September 2002.
Alassane Ouattara yang mendapatkan dukungan penduduk bagian utara yang notabene mayoritas Muslim menjadi opposan. Sedangkan Laurent Gbagbo sebagai presiden yang penuh kontroversi mendapat dukungan penduduk bagian selatan yang mayoritas Kristen. Tekanan yang begitu kuat yang melibatkan suku dan agama (Islam dan Kristen), yang menewaskan ribuan penduduk, memaksa Presiden Laurent Gbagbo menyerah dan mengadakan rekonsoliasi dengan pihak oposisi. Akhirnya setelah diadakan perundingan di Paris pada bulan Januari 2003, Laurent Gbagbo bersedia membagi kekuasaan kepada pihak oposisi. Bulan Maret 2003, Seydou Diarra, seorang tokoh muslim, diangkat sebagai Perdana Menteri Pantai Gading.
Sedangkan Alassane Ouattara sendiri yang diragukan kewarganegaraannya, pada bulan Juni 2002 telah diakui penuh sebagai warga Pantai Gading, dan beliau mempersiapkan diri untuk mengikuti pemilu presiden tahun 2005. Sebagaimana diketahui, mayoritas muslim, mengontrol penuh bagian utara Pantai Gading.
Presiden Laurent Gbagbo membuat blunder paling berat dalam sejarah pemerintahannya, yaitu ketika tanggal 6 Nopember 2004 pasukannya melakukan pemboman terhadap kamp militer Perancis yang menewaskan 31 tentara. Perancis membalasnya dengan menembak 2 buah pesawat Sukhoi dan 5 helikopter milik Pantai Gading. Ketegangan pun merebak, baik antara Perancis dan Pantai Gading, maupun sebagian rakyat Pantai Gading yang berkeinginan kuat untuk mengusir warga Perancis di Pantai Gading.
Tentu saja situasi ini tidak menguntungkan Laurent Gbagbo, di satu pihak memimpin pemerintahan yang sangat labil, didera pertikaian antara Kristen dan Muslim yang saling berebut kekuasaan, di lain pihak berhadapan dengan Perancis yang pernah menjajah negaranya.
Rakyat Pantai Gading

Perkembangan Islam di Pantai Gading
Islam datang ke Afrika Barat dalam 3 (tiga) gelombang. Pertama pada abad ke-9 ketika bangsa Berber Afrika Utara menyebarkan Islam ke kerajaan Ghana. Kedua pada abad ke-13, ketika kerajaan Mali terbentuk dan menyebarkan Islam ke seluruh Sabana di Afrika Barat sampai dengan abad ke-18. Terakhit pada abad ke-19 ketika seorang pahlawan muslim Mali, yaitu Samore Toure menyebarkan ke arah selatan Afrika.
Islam masuk ke Pantai Gading pada gelombang ke-2, yaitu pada abad ke-13 ketika kerajaan Mali berjaya dan menyebarkan Islam ke seluruh penjuru Afrika Barat. Sedangkan Kristen datang pada abadn ke-17. Mayoritas pemeluk Islam di Pantai Gading beraliran Sunni, dan mengikuti Madzhab Maliki. Aliran sufi juga dianut oleh sebagian komunitas muslim Pantai Gading. Aliran sufi yang dianut adalah Qadiriyah dan Tijaniyah. Syi’ah dan Ahmadiyah dianut oleh sebagian kecil komunitas Islam Pantai Gading.
Sebagaimana dirilis oleh IslamOnline.net, dari 16 juta penduduk Pantai Gading, 60% beragama Islam, 22% Kristen (Katolik) dan 18% animis, bukan 40% Islam, 30% Kristen dan 30% animis sebagaimana dirilis oleh CIA Worldfact. Hal ini sinergi dengan hasil penelitian Library of Congress Country Studies, yang menyatakan bahwa 1 dari 4 penduduk Pantai Gading adalah Muslim, sedangkan Kristen 1 berbanding 8.
Untuk mengaburkan jumlah dan peranserta ummat Islam di Pantai Gading, pemerintahan era Henri Konan Bedie meluncurkan program ‘kemurnian trah Pantai Gading’. Ini berarti, suku pendatang yang menetap di bagian utara Pantai Gading yang berasal dari Mali dan Burkina Faso dan mayoritas muslim tidak mendapatkan tempat yang layak (kelas dua). Hal inilah yang memicu perang antar agama di Pantai Gading, tak beda jauh dengan Nigeria. Dengan alasan ini pula, tokoh muslim Pantai Gading, Alassane Dramane Ouattara hengkang dari jabatan perdana menteri tahun 1993 dan memilih menjadi deputy direkttur jendral IMF. Alassane Outtara dituduh bukan berasal dari ‘trah asli Pantai Gading’, namun berasal dari Burkina Faso.
Ummat Islam memang berjuang keras untuk mewujudkan impiannya memimpin Pantai Gading dalam pemerintahan. Oleh karena itu, Alassane Ouattara sebagai tokoh dan intelektual muslim merasa perlu untuk memperjuangkannya melalui jalur demokrasi yaitu pemilu presiden, walaupun pada tahun 2000 masih terganjal karena masalah ‘kewarganegaraan’. Beliau akhirnya memboikot pemilu. Sebenarnya Alassane Ouattara diganjal bukan karena issu kewarnegaraan, namun karena beliau adalah seorang muslim. Alasan inilah yang memicu perang saudara berkepanjangan di Pantai Gading sejak tahun 2000. Ummat Islam yang berjumlah 60% dan menguasai penuh daerah utara Pantai Gading menolak pemerintahan Laurent Gbagbo. Padahal bapak pendiri Pantai Gading, Felix Houphouet-Boigny membangun negara Pantai Gading dengan penuh toleransi, namun secara sia-sia dihancurkan oleh penerusnya yaitu Henri Konan Bedie dan Laurent Gbagbo.
Tim Sepakbola Pantai Gading
Tim nasional sepak bola Pantai Gading, berjulukan Les Éléphants (Para Gajah), adalah tim yang mewakili Pantai Gading pada kejuaraan sepak bola internasional. Diperkuat pemain-pemain berbakat yang kebanyakan bermain di Eropa, terutama Perancis. Pantai Gading lolos ke Piala Dunia FIFA untuk pertama kalinya pada tahun 2006. Tim nasional Pantai Gading memenangkan dua pertandingan penalti dengan hasil tertinggi dalam ajang internasional - pada Piala Afrika 1992 mengalahkan Ghana dengan 11-10 dan perempat final Piala Afrika 2006, mengalahkan Kamerun dengan 12-11.




sumber:
http://www.rimanews.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar