Selasa, 12 April 2011

Tugas 1 - Faisal Zakiri

17 TAHUN HIDUP SAYA

Nama : Faisal Zakiri
Kelas  : XI IPA 3
           
            Masa Balita

            Nama saya Faisal Zakiri, berumur 17 tahun. Lahir di Jakarta, 26 Agustus 1993. Saat baru lahir, saya diberitahu oleh ibu saya bahwa kuping saya menempel melipat, lalu oleh ayah saya ditarik dan kuping saya menjadi agak caplang. Saat balita saya masih tinggal di Bekasi, tepatnya di Jalan Taman Bougenville II Blok L1 No. 4. Saat berumur 3 bulan saya sudah mulai belajar merangkak, dan pada umur 1 tahun saya sudah mulai bisa berjalan. Diumur 1,5 tahun saya sudah mulai belajar berbicara, dan saya diberitahu oleh ibu saya bahwa kata pertama yang dapat saya ucapkan adalah “Mak”, dimana maksud kata itu adalah ibu. Namun sampai umur 2 tahun saya belum mempunyai gigi, entah mengapa tapi saat ibu saya membawa saya ke dokter dan mengkonsultasikannya, dokter itu bilang bahwa saya mengalami kekurangan hormon pertumbuhan gigi, sehingga dia menyuntikkan sesuatu ke dalam mulut saya dan hasilnya gigi saya tumbuh! Namun karena begitu cepatnya tumbuhnya gigi saya, gigi saya menjadi tidak teratur, dimana 2 gigi seri bagian bawah saya tumbuh dengan posisi lebih di belakang.  Saat balita pula saya hanya suka makan nasi yang dicampurkan dengan kuah sop wortel dan buncis dan itu berlangsung dari saat saya berumur 3 sampai 5 tahun. Selebihnya saya tidak suka.
Saya dikenal sangat suka bermain dengan teman, dan saat itu ada taman bermain untuk anak-anak di komplek rumah tempat saya tinggal. Saya dimasukkan ke playgroup Al-Hanief, dan ber TK di Al-Azhar 8 dan saya menjalani playgroup selama 2 tahun, dikarenakan guru playgroup saya mengganggap saya berada di umur yang tanggung sehingga menyarankan orang tua saya untuk membiarkan saya sekolah di playgroup untuk setahun lagi. Lalu saya diberitahu oleh orang tua saya kalau saya dan kakak saya sangat suka susu, dimana dalam sehari saya bisa minum 5 gelas susu bubuk. Namun sampai diumur 5,5 tahun saya baru bisa minum lewat gelas. Lalu disaat kecil pun saya dikenal sebagai orang yang kidal, dimana kegiatan mandi, makan, minum, menulis, menggambar dan sebagainya saya lakukan dengan tangan kiri. Namun ibu memarahi saya karena tidak baik katanya dan membawa sial, maka saya mulai berlatih melakukan sesuatu dengan tangan kanan. Dan akhirnya saya pun masuk SD pada umur 7 tahun.

Masa SD

            Saya masuk SD Al-Azhar 6, dimana saya termasuk murid yang sering masuk kelas unggulan atau kelas yang kebanyakan murid-murid pintar. Kelas 1, saya masuk di kelas 1C, dan 1 angkatan kami berjumlah 193 orang. Saya selalu memiliki satu orang teman yang sama, bernama Syaraffi Auzan Mu’min. Dari kelas 1C, 2E, 3A, 4C, 5B, dan 6E selalu saja saya sekelas dengan dia. Di angkatan saya, yaitu angkatan yang ke 15, terdapat 5 kelas, dari A sampai E. Dan di Sekolah Dasar ini, hanya kelas 4 sampai kelas 6 yang mendapatkan pelajaran IPA dan IPS, namun pelajaran tersebut berganti-ganti, dimana jika ada pelajaran IPA hari Senin, maka saat hari Senin itu kita akan belajar tentang fisika, dan selasa menjadi belajar biologi, namun di sekolah saya belum belajar kimia di sekolah dasar. Begitupun dengan pelajaran IPS. Pada kelas 4 itulah saya menemukan bahwa pelajaran IPA menarik, terutama Biologi. Orang tua saya selalu berangan dan meminta dan mendoakan saya agar saya menjadi dokter. Dan saya pikir menjadi dokter akan menyenangkan karena menolong orang-orang sakit dan menyembuhkannya, walaupun pertama kali saya bingung menentukan cita-cita. Maka saat kelas 4sampai kelas 6 pun saya rajin mengikuti lomba-lomba yang berkaitan dengan IPA, walaupun tak pernah menang. Di sekolah saya pun ada refleksi bersama angkatan di puncak selama 3 hari. Dan menurut saya itu adalah momen yang sangat menyenangkan, karena itu dilakukan sebelum wisuda, dimana saat pergi kepuncak itu adalah acara perpisahan dengan angkatan.

            Masa SMP
           
            Setelah lulus dari SD pada tahun ajaran 2005/2006, saya masuk ke SMP Labschool Kebayoran. Dimana saya menjadi angkatan yang ke 6, dan saya masuk ke kelas 7B. Saya agak takut pertama kali masuk SMP Labschool Kebayoran karena saat itu, saya sendiri yang berasal dari SD Al-Azhar 6. Maka dari itulah saya beradaptasi dengan cepat dan membuat teman. Lalu di SMP Labschool Kebayoran lah saya belajar tentang moving class. Pertama kali saya bingung karena tiap pelajaran saya harus berpindah kelas dari satu kelas ke kelas yang lain, dan saya belum hafal letak-letak kelasnya, serta melelahkan. Namun yang saya tidak sangka adalah bahwa labschool memiliki kebiasaan untuk lari pagi. Dan kami harus berkumpul jam setengah 6 pagi disekolah. Kegiatan tersebut terasa sangat berat bagi saya karena rumah saya saat itu masih di Bekasi. Jadi setelah sholat subuh saya langsung bergegas dengan ayah saya menuju Jl. KH. Ahmad Dahlan no. 14 tersebut. Saya tidak tertarik menjadi OSIS ataupun MPK karena saat itu orang tua saya melarang karena mereka takut saya akan menjadi terlalu sibuk hingga nilai saya turun, terlebih lagi rumah saya sangat jauh dari Labschool.
            Di kelas 8 saya sudah terbiasa dengan kegiatan-kegiatan yang menguras tenaga di Labschool, seperti ACEX, Expo Ekskul, dan sebagainya. Saat kelas 8 tersebut saya aktif dalam band, namun setelah lulus band tersebut vakum. Dikelas 8 pun ada kegiatan yang sangat berkesan namun tidak ingin saya ulangi, yaitu BIMENSI, singkatan dari Bina Mental Siswa. Yaitu pelatihan kedisiplinan dan pbb bersama Marinir, saat itu kami dibawa ke markas komando marinir II di Cilandak. Kami melakukan pelatihan tersebut selama 5 hari, dan cuaca saat itu sangat panas dan selalu panas. Di hari pertama pun kami sempat dihukum dengan tidur telentang di lapangan tanah merah dan disuruh menatap matahari selama 5 menit. Makan pun menjadi momen yang tidak sedap. Karena setiap makan selalu saja kami berisik ataupun lelet dalam merapihkan alat-alat makan, atau ada teman kami yang belum habis makannya. Sebenarnya diwajibkan untuk kami membantu teman-teman yang tidak kuat menghabiskan makanannya tetapi ada saja teman kami yang langsung mengoper ke teman yang lain hingga makanan tidak semua habis. Karena itu kami pun dihukum dengan jalan jongkok menuju keluar. Dalam keadaan perut penuh dan mual kami dihukum seperti itu, tidak heran banyak yang muntah.
Saya memiliki penyakit skoliosis, yaitu kelainan pada tulang belakang yang seharusnya lulus menjadi bengkok ke kiri atau kekanan atau bahkan membentuk huruf “s”. Dan dokter pun sudah memberi surat keringanan dan memberitahu saya untuk memberi surat ini ke pelatih marinir, namun tampaknya surat itu tidak berguna karena tetap saja saya dikenakan kegiatan yang berat. Hasilnya derajat kemiringan tulang punggung saya bertambah.


Saya pun naik kelas ke kelas 9, dan saya masuk ke kelas 9B. Kelas ini adalah kelas yang sangat menyenangkan yang pernah saya alami sampai saat ini, karena kelas ini memiliki kekompakan dalam mengumpatkan barang seseorang. Sekejap saja seorang teman saya menengok, bisa saja ada barangnya yang hilang. Saya pun termasuk yang suka mengumpatkan barang-barang teman saya, walaupun saya terkadang menjadi korban. Saya juga aktif dalam baseball saat itu, dan saya sudah tergabung dalam Prambors Baseball Club, namun saya tidak diperbolehkan lagi karena memparah skoliosis saya sehingga saya berhenti bermain baseball. Dikelas 9 saya baru pindah ke rumah baru saya yang berada di daerah Bintaro. Dan baru pada kelas 9, angkatan saya bermusyawarah tentang nama angkatan, dan terpilihlah nama Averla Sixeras. Dan sampai sekarang pun, angkatan smp saya masih aktif mengadakan acara kumpul bersama, dan saya sangat senang mendapat angkatan yang begitu solid dan menyenangkan.
Dikelas 9 pula saya memulai belajar piano, tepatnya Pop Piano. Saya pernah belajar piano klasik tapi dalam 2 minggu saya keluar karena tidak betah belajar piano klasik, lalu saya memilih Pop Piano karena saya pikir lebih menarik dan lebih bebas. Di pop piano lah saya belajar chord, circle of fifth, circle of forth, Mayor, Minor, Sus, +, 7,9,11,13 dan semacamnya. Tidak puas saya pun belajar bermain piano sambil menyanyi yang saya lakukan secara otodidak. Namun ternyata melakukan 2 hal tersebut secara bersamaan tidak semudah yang saya duga, karena
Konsentrasi saya terbagi dalam membaca chord dan not, dan satu lagi membaca atau menghafal lirik.
Dikelas 9 juga saya menghadapi UAN atau Ujian Akhir Nasional, dan saat itu IPA juga sudah diujiankan. Saya sangat tegang dalam menghadapi ujian tersebut, karena NEM itu akan dipakai untuk mendaftar SMA Negeri. Sebelumnya saya berminat masuk SMA 8, maka saya belajar dengan giat, berpuasa Senin Kamis, bahkan Tahajud danDuha. Saat masa-masa UAN selesai, saya diberitahu oleh om saya yang bekerja di Depdiknas bahwa NEM saya 36,4. Saya sangat senang dan bersyukur, karena yang saya dengar SMA 8 memiliki rata-rata NEM yang tinggi. Hari pendaftaran pun datang, dan saya mendaftar dengan pilihan pertama SMA 8, dan pilihan kedua adalah SMA 70. Saat hari pertama saya agak lega karena posisi saya di peringkat 128, sedangkan siswa yang diambil adalah 198 orang. Namun lama-kelamaan peringkat saya di daftar calon siswa SMA 8 menurun hingga akhirnya saya tidak mendapat sekolah yang saya inginkan tersebut. Karena saya tidak mengambil SMA 70 sebagai sekolah pilihan ke 2 saya, saya tidak diperbolehkan mengikuti pendaftaran gelombang ke 2. Saya kesal, karena om saya memberitahu saya kalau boleh saja mengikuti gelombang ke 2 walaupun dia sudah mendapatkan tempat di pilihan yang ke 2 atau ke 3. Ternyata dia salah informasi. Maka saya melepas pilihan saya ke SMA 70 dan memilih masuk SMA Labschool Kebayoran.

Masa SMA

            Setelah lulus dari SMP Labschool Kebayoran, saya melanjutkan ke SMA Labschool Kebayoran. Di kelas 10, saya masuk XA. Dikelas 10 ini terdapat sekali kegiatan yang menguras tenaga, seperti TO, Bintama, dan LDKS. TO adalah singkatan Trip Observasi, yaitu kegiatan dimana kami akan tinggal dengan keluarga asuh di suatu desa. Selama 5 hari kami akan merasakan hidup menjadi orang desa dengan membantu orang tua asuh dan semacamnya. Lalu BINTAMA, adalah kegiatan serupa seperti Bimensi SMP Labschool Kebayoran, dimana saya dan teman-teman saya sudah kebal dengan segala kegiatan dan hukuman. Bahkan kami tidak menyangka kalau BINTAMA jauh lebih menyenangkan daripada BIMENSI, dan fasilitas pun terbilang bagus dimana kamar mandi memiliki shower dan toiler duduk.
Sedangkan Bimensi jauh dari kata “terfasilitasi”.
            Saya masuk program IPA pada kelas 11, karena saya bercita-cita menjadi dokter. Dan kelas saya pun mendapatkan orang-orang yang ribut dan menyenangkan, tidak bisa diam, namun tetap dapat mengikuti pelajaran. Dikelas 11 ini pun saya kembali aktif dalam dunia musik, dimana band saya saat ini yaitu Socialnature sedang aktif mencari gig-gig kecil serta rekaman. Kamipun pernah satu panggung dengan bassist berbakat Barry Likumahuwa, lalu Seringai, serta Glenn Fredly, dimana pada acara tersebut kami menjadi band pembuka. Lalu pada kelas 11 ini saya membantu usaha ibu saya dimana ibu saya menjalankan usaha butik muslimah. Dimana ibu saya menjual kerudung, bros, bahan baju, dan lain sebagainya. Terkadang ibu saya menyuruh saya menawarkan kepada orangtua murid teman-teman saya untuk dijual, atau mengantar pesanan yang dipesan seseorang ke tempat yang dituju. Ibu saya juga memiliki bisnis kontrakan, yang Alhamdulillah sudah ramai ditinggali. Saya juga terkadang diminta ibu saya pergi mengelilingi Jakarta untuk mencari tanah kosong atau rumah dijual, sehingga nanti akan kami gunakan sebagai kontrakan yang baru.


            Mimpi Masa Depan

            Saya ingin sekali mengejar cita-cita saya dan menjawab harapan orang tua saya untuk menjadi dokter, karena itu saya berdoa dan berusaha agar saya dapat diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia atau FKUI. Dan jika Insya Allah saya diterima di FKUI lalu lulus menjadi dokter, saya ingin membangun rumah sakit bersama teman saya. Namun jika ada rezeki dan waktu, saya juga ingin menseriuskan band ini agar makin dikenal orang-orang. Saya pun ingin meluaskan usaha ibu saya ini, yaitu usaha butik dan kontrakan tersebut. Saya ingin usaha tersebut sukses sehingga orangtua saya cukup bersantai saat masa-masa pensiun karena kami sudah mempunyai pegangan hidup. Saya hanya dapat berdoa harapan dan doa ini dapat dikabulkan Allah SWT, namun saya tidak tahu apakah Allah memiliki rencana yang lebih baik dari saya. Tetapi saya hanya bisa berharap yang terbaik dan berdoa.
Dokumen Foto :
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar