Senin, 30 Mei 2011

Saya dan Benda Bersejarah Satriamandala

Pada kunjungan saya ke Museum Satriamandala, saya menemukan beberapa benda-benda sejarah yang menarik perhatian saya, yang akan saya ceritakan di blog ini. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

1.    1.  Helikopter MI-4
Helikopter ini merupakan salah satu benda di museum satria mandala yang menarik perhatian orang-orang. Helikopter ini memang berukuran besar, sehingga diletakkan di bagian luar belakang museum di lapangan hijau terbuka. Helikopter yang bertipe MI-4 ini berasal dari Rusia. Kekuatannya sebaanding dengan kekuatan 1,500 tenaga kuda, setara dengan ukurannya yang besar. Berat minimun adalah 8,306.45 kg, sedangkan berat maksimumnya adalah 7,859 kg. Helikopter ini memiliki empat baling-baling utama yang sangat membantu sistem terbangnya. Baling-baling tersebut memiliki diameter selebar 20.6 meter. Kabin penumpag memiliki panjang 6.30 meter, memiliki lebar 2.34 meter, dan tingginya 1.02 meter. Helikopter MI-4 dapat menempuh penerbangan di udara selama 2.40 jam, dan tinggi maksimum yang dapat dicapai melampaui 1,907.8 m. Jarak terbangnya mencapai 540 k. Cepat jelajahnya mencapai 150 km/jam sedangkan cepat maksimumnya 100 km/jam. Di dalam helikopter terdapat 3 orang awak pesawat. Helikopter ini berperan penting dalam beberapa peristiwa sejarah di Indonesia. Pada tahun 1885, helikopter ini memperkuat Pusat Penerbangan Angkatan Darat. Masih di tahun yang sama, benda bersejarah ini berperan dalam operasi penumpasan DI/TII di Sulawesi Selatan. Sekitar satu tahun kemudian, ada keterlibatan saat terjadinya Operasi Dwikara. Selain itu, helikopter ini juga terlibat saat Operasi penumpasan G.30.S/PKI dan sisa-sisanya, antara lain Operasi Trisula yang terjadi di Blitar Selatan. Di sekitar tahun 1987-1989, kendaraan ini juga menyumbangkan kiprah di Operasi PGRS/PARAKU di Kalimantan Barat. Dan akhirnya, pada tahun 1976 helikopter kebanggaan Indonesia ini diabadikan di Museum ABRI Satriamandala.


2.     2. Barang bersejarah kedua yang akan saya bahas adalah sebuah kendaraan bernama Pintam/BRDM. Pintam ini adalah semacam kendaraan atau mobil tempur yang berasal dari Rusia. Kendaraan ini memiliki penggandeng jika digabungkan panjangnya menjadi 5,700 mm, lebih panjang 700 mm dari panjang aslinya. Kendaraan ini memiliki lebar 2,400 mm dan tinggi 1,900 mm. Namun, jika Pintam ditambah dengan senjata SG.43, tingginya bertambah menjadi 2,290 mm. Berat kosongnya 5,100 kg dan bila dalam keadaan siap tempur, berat bertambah menjadi 5,630 kg (berat belum termasuk amunisi dan perlengkapan anggota di dalam kendaraaan). Isi bahan bakar Pintam ini ada 2, yaitu: yang pertama, MT 87 – 150 liter, dan yang kedua SAE 40/50 – 8 liter. Jenis bensinnya adalah bensin 4 tak. Kendaraan ini memiliki kekuatan sebesar 90 PK. Pintam merupakan kendaraan yang hebat yang dimiliki Indonesia, kendaraan ini dapat melaju di air, darat, dan parit. Di air, kecepatannya sekitar 8-9 km/jam. Berbeda jauh dengan di tanah datar yang tentunya lebih cepat, yakni 75-80 km/jam. Kendaraan ini juga dapat melintasi tanjakan yang bersudut kira-kira 30˚. Sedangkan pada miring kiri/kanan kira-kira 25˚. Radius putar Pintam berbeda-beda. Di air ke kiri 11.5 M. Di air ke kanan 16 M. Dan di darat 8.5 M. Daya muat personil pada kendaraan ini sebanyak 3 orang, sedangkan awak kendaraan berjumlah mencapai 5 orang. Kendaraan ini merupakan sumbangan dari TNI – AL. Pintam/BRDM pernah berkiprah dalam sejarah Indonesia. Pada tahun 1962, Pintam memperkuat Korps Marinir. Di tahun yang sama. Kendaraan ini terlibat dalam Operasi Trikora. 2 tahun kemudian, tahun 1964 Pintam membantu dalam 2 peristiwa besar di Indonesia, yaitu Operasi Dwikora, dan menumpas gerombolas DI/TII Kahar Muzakar yang terjadi di Sulawesi Selatan. Di tahun 1965 juga ikut menumpas pemberontakan G.30.S/PKI. Pada tahun 1975 hingga 1979 membantu pelaksaan jalannya Operasi Serpja di Timor-Timur. Hingga akhirnya di tahun 1979 Pintam/BRDM diabadikan di Museum ABRI Satriamandala.

3.    3.  Benda berikutnya yang saya perhatikan di Museum Satriamandala adalah Pansord BTR 152 P. Ini adalah sejenis mobil perang yang berasal dari negara Rusia. Pansord memiliki panjang 2,300 mm dan lebar 2,100 mm. Tinggi kendaraan ini mencapai 1,960 mm bila tidak dipasangkan senjata dan 1,965 bila ada senjata 12,7. Berat Pansord ini mencapai 5,600 kg saat keadaan siap tempur. Sedangkan berat kosongnya dapat dikurangi amunisi dan perlengkapan anggota yang berbeda-beda dan tidak menentu. Isi bahan bakar mobil ini terdapat 2 jenis yaitu, MT. 8 sebanyak 50 liter, dan yang kedua SAE sebanyak 8 liter. Jenis mesin yang dimiliki Pansor adalah BTR 152 P, seperti yang dimiliki namanya. Kekuatan yang dimiliki tidak berbeda dari kekuatan kendaraan nomor 2 yaitu Pintam/BRDM, yakni mencapai 90 PK. Berbeda dengan Pintam, Pansord hanya bisa melintasi medan datar. Kecepatannya mencapai 75-80 km/jam, sama dengan Pintam. Di tanjakan, sudut yang dapat dilalui adalah 30˚, sedangkan apabila miring kanan/kiri, 25˚. Saat dalam keadaan melintasi parit 1.1 M. Dan radius putar di daratnya 16 M. Daya muat personil yang dimiliki kendaraan ini adalah 1 Regu, sedangkan awak kendaraan berjumlah 5 orang. Pansord merupakan sumbangan dari TNI – AL. Kendaraan ini mulai memperkuat Korps Marinir di tahun 1962.Kiprah Pansord BTR 152 P memang tidak sebanyak Pintam. Namun ada beberapa diantaranya yang berperan penting. Salah satunya saat terjadi Operasi Trikora di tahun 1962 - 1963. Dua tahun kemudian, Pansord berperan dalam penumpasan pemberontakan G.30.S/PKI. Pansord akhirnya diabadikan di Museum Satriamandala pada tahun 1979.



4.    4.  Benda ke-empat ini sebetulnya bukan benar-benar benda bersejarah. Namun ini adalah diorama kejadian sejarah yang telah dibuat sepersis dan seidentik mungkin dengan peristiwa sejarah yang terjadi di masa tersebut. Kali ini saya akan menunjukkan diorama kejadian Bandung Lautan Api. Semua orang nampaknya kenal dan akrab dengan peristiwa tersebut sejak kecil, yang dimana juga merupakan lagu yang sering dinyanyikan saat kita masih kecil hingga dewasa. Banyak orang yang mengenal kata-kata Bandung Lautan Api namun tidak mengetahui secara detail kejadian tersebut secara tepat. Bandung Lautan Api terjadi pada tanggal 24 Maret 1946. Peristiwa ini diawali oleh ultimatum yang dikeluarkan Inggris pada tanggal 23 Maret 1946 yang berisikan agar TRI atau Tentara Republik Indonesia beserta pejuang-pejuang bersenjata menyingkir dari kota Bandung radius 11 km. Hal ini dianggap seperti angin lalu oleh para pejuang. Seperti persetujuan awal, kota Bandung dikuasai bersama-sama. Bagian utara dikuasai Inggris sedangkan bagian selatan dikuasai pasukan Indonesia. Batasnya berada di rel kereta api yang berada di tengah kota. Karena ultimatum itu, Inggris berarti telah melanggar persetujuan. Pasukan Indonesia menolak meninggalkan Bandung. Namun pemerintah di Jakarta memerintahkan agar mereka meninggalkan Bandung. Sebagai prajurit yang berdisiplin, TRI tunduk pada perintah pemerintah, meskipun dengan berat hari. Tanggal 23 Maret tengah malam sesaat sebelum para prajurit meninggalkan Bandung, para TRI membakar sebagian selatan kota, dengan maksud supaya tidak dimanfaatkan oleh sekutu. Hingga gudang mesiu diledakkan, Bandung akhirnya menjadi lautan api.



5. Benda kelima yang akan saya ceritakan adalah roket hedge hog. Roket ini berasal dari negara Rusia. Kalibernya 268. Roket hedge hog memiliki berat sekitar 45 kg. Tipe dari roket ini adalah RGB/anti kapal selam. Jarak tempur roket hedge hog mencapai 500 m. Kedalamannya mencapai hingga 210 m. Roket hedge hog merupakan sumbangan dari TNI - AL.


Sekian beberapa kisah-kisah dari barang antik dan bersejarah yang saya kunjungi di Museum ABRI Satriamandala. Saya mengunjungi museum tersebut pada hari minggu siang. Museum Satriamandala yang berada di daerah Gatot Subroto jaraknya cukup dekat dengan rumah saya, hanya memakan waktu 10 hingga15 menit bila Jakarta sedang tidak macet. Pada hari minggu tersebut, jalanan cukup lancar hingga saat saya sampai didepan gedung, saya mengira bahwa museum tersebut tutup. Panik, saya mengabari teman saya. Akhirnya supir saya bertanya kepada orang dipinggir jalan, ternyata gerbang pintu masuk berada disebelah kiri, yang saat itu mobil saya parkir di sebelah kanan gedung museum. Akhirnya mobil saya masuk. Hanya dengan harga tiket masuk Rp2.500 dan harga parkir mobil Rp3.000 kami dapat berkeliling museum dan berfoto serta menggali ilmu lebih dalam di museum. Pertama memasuki ruang museum, kami disambut dalam ruangan besar dan bersih yang dindingnya bertuliskan naskah proklamasi serta berbagai bendera dan lambang-lambang kemerdekaan. Memasuki sebuah lorong, saya dibuat takjub oleh diorama-diorama yang dibuat seperti efek 3D atau tiga dimensi. Diorama-diorama tersebut menceritakan berbagai peristiwa sejarah, contohnya Bandung Lautan Api yang sudah saya ceritakan diatas. Saat kunjungan saya, ada satu rombongan dari bimbingan belajar yang jumlahnya cukup banyak. Saat itu saya sedang di lokasi indoor museum yang hawanya tidak terlalu dingin. Karena banyaknya anak-anak dan orang yang berbicara dan sedikit berisik, semakin gerah lah suasana di museum. Namun keluar dari museum indoor, terdapat banyak sekali benda-benda sejarah yang bagus dan menarik bagian outdoor museum. Terdapat pesawat, helikopter, mobil, dan lain-lain. Dari kunjungan museum kemarin saya dapat mempelajari hal baru tentang sejarah Indonesia, perjuangan para tentara, ABRI, dan pejuang Indonesia dalam mempertahankan kedudukan Indonesia hingga tumpah darah penghabisan.

1 komentar: