Senin, 30 Mei 2011

Saksi Kerusuhan Mei 1998


Untuk memenuhi tugas sejarah ke-dua ini, saya mewawancarai om saya, Aria BS Pramono sebagai saksi sejarah kerusuhan Mei 1998. Pada saat itu om saya yang merupakan seorang mahasiswa poltek jurusan akuntansi dan fisip jurusan kriminologi Universitas Indonesia menceritakan kesaksiannya pada saat tragedi kerusuhan Mei 1998.
Awal mulanya ia yang seorang mahasiswa UI ikut berdemo untuk reformasi anti KKN, ia memang tidak termasuk dalam organisasi penggerak demo, namun statusnya sebagai mahasiswa bersama teman-temannya untuk menyikapi inflasi tinggi yang menyebabkan harga dolar meningkat tajam, serta kebutuhan pokok yang mahal dan sembako yang sulit dicari, para mahasiswa pun melakukan demo reformasi anti KKN yang berujung pada penuntutan untuk mengganti presiden  Soeharto yang menjabat pada masa itu.
Menurut cerita om saya, awal mula kerusuhan adalah tertembaknya 4 mahasiswa Trisakti, kejadian sudah rusuh, saat itu Presiden Soeharto yang sedang menjabat sedang berada di Mesir. Om saya yang seorang mahasiswa UI baru mendapat isu bahwa hanya ada konsentrasi massa pada saat itu. Namun setelah tertembaknya mahasiswa Trisakti, maka meletuslah kerusuhan, yang menggerakkan mahasiswa-mahasiswa dari kampus lain berkumpul, para mahasiswa dikumpulkan di masing-masing kampus. Para mahasiswa UI dikumpulkan di Fakultas Kedokteran UI.
Pada saat dikumpulkan itu, para mahasiswa mendengar orasi dari banyak tokoh reformis, seperti Amien Rais, Ali Sadikin, Dono, dan lain-lain. Saat itu para mahasiswa UI dikumpulkan di FK UI Salemba (RSCM). Tiba-tiba di dekat Matraman terjadi peledakan mobil, tersebarlah berbagai macam isu yang simpang siur, namun menyebabkan massa yang hanya ikut mendengar juga menjadi rusuh. Saat itu juga mulai banyak terjadi penculikan aktifis.
Para mahasiswa dikumpukan di beberapa ruangan di RSCM, dan sulit sekali pada saat itu untuk pulang ke rumah, keadaan rusuh di berbagai tempat/wilayah dan banyak terjadi kekerasan. Bahkan ada isu akan terjadi sweeping dan dihabisi oleh oknum-oknum. Gas air mata juga mulai masuk ke lapangan parkir RSCM, menyebabkan para mahasiswa dikumpulkan di suatu tempat. Para mahasiswa mendapat supply makanan dari tokoh-tokoh tersebut di atas berupa makanan, minuman, rokok, dan lain-lain. Aktifitas yang dilakukan para mahasiswa pada saat itu hanyalah mendengar orasi, membaca selebaran politik dan mencari tahu mengenai info para teman-teman yang lain agar jangan sampai ada yang diculik.
Kabar yang didapat adalah teman om saya ada yang sampai dipukuli, dan 2 orang meninggal namun beda fakultas. Para mahasiswa yang dikumpulin akhirnya dalam keadaan aman tidak terjadi apa-apa, namun tidak bisa pulang dikarenakan pada saat terjadi penjarahan dan pembakaran para mahasiswa hanya bisa diam di Salemba, para mahasiswa yang nekat pulang menumpang mobil marinir (saat itu dari seluruh ABRI yang dipercaya oleh para mahasiswa hanya marinir, dan yang lain dianggap musuh).
Dua hari berselang, beberapa mahasiswa dapat pulang ke rumah menggunakan kereta yang sudah mulai kembali jalan, namun keadaan pada saat itu masih mencekam. Para mahasiswa menghindari Polisi dan Brimob yang menjaga di luar kampus, seperti om saya yang membawa motor akhirnya memutar arah lewat pintu belakang, dan para temannya yang membawa mobil menitipkan mobil di kampus atau di kost-an ataupun di rumah teman yang paling dekat.
Keadaan mencekam ini berlangsung selama hampir sebulan, menyebabkan para mahasiswa pun diliburkan. Pada kira-kira pertengahan menuju akhir Mei, terjadi turunnya Soeharto, setelah itu ada kejadian Semanggi 1 yang merupakan kerusuhan di kampus Atmajaya, kuliah diliburkan selama seminggu yang disusul dengan kejadian Semanggi 2 yang berselang waktu agak panjang berupa kerusuhan mahasiswa Moestopo yang menyebabkan korban meninggal. Setelah tragedi Semanggi 2 keadaan berangsur-angsur mulai mereda.
saya waktu kecil dan Om Ari waktu masih jadi mahasiswa UI
Pergantian Presiden Soeharto oleh Habibi terdapat 3 moment politik yang penting, yaitu peralihan ke Habibi, lepasnya Timor Timur dari Indonesia, dan pemilu 99 yang memiliki banyak partai. Relative dari bulan Agustus 1998 kondisi mulai kembali stabil dan kembali aman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar