Rabu, 13 April 2011

16 Tahun Hidup Saya, Terkenang Untuk Selamanya


Masa Balita
Pada tanggal 6 Desember 1994 pukul 1.57 dini hari di Rumah Sakit Arun, lahirlah seorang bayi perempuan dengan berat 2,45 kg dan panjang 51 cm. Lalu diberi namalah ia dengan nama Ethandra Farah Adzhani. Ia merupakan anak kedua dari pasangan Agus Wijaya dan Diana Rulianti. Dan bayi perempuan mungil itu adalah saya. Saya biasa dipanggil oleh orang di sekeliling saya Farah atau Ethandra. Saya memiliki satu kakak yang bernama Hilfi Amri. Disaat saya baru lahir, kakak saya masih berusia 5 tahun. Pada saat itu, saya bersama ayah ibu dan kakak saya tinggal di Lhokseumawe. Saya belajar merangkak, berdiri, berjalan, dan berbicara disana. Selama kurang lebih 7 tahun saya hidup di Lhokseumawe. Di tahun yang sama, mata pelajaran PSPB tidak diajarkan lagi. PSPB disini dimaksudkan adalah Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa , dimana dengan memasukkan PSPB  dalam kurikulum sekolah, muncullah nasionalisme dalam diri siswa. Hal ini dilatar belakangi hasrat Presiden Soeharto agar pelajaran sejarah tidak sekedar mengajarkan pengetahuan sejarah belaka, melainkan juga menanamkan nilai nilai perjuangan bangsa dalam hati siswa. Namun, pengajaran itu tidak berhasil, karena pengajaran PSPB menekankan kepentingan afektif dan itu tidak tercapai dalam prakteknya di lapangan.


Pada Maret 1997, saya bersama ibu dan kakak saya menemani ayah untuk bertugas di Amerika selama 14 bulan. Selama disana, kami tinggal di 2 kota yang berbeda. Yang pertama, kami menetap untuk sementara di kota Mobile, Alabama, dan kota kedua di Houston, Texas. Pada bulan Julinya, Indonesia mengalami krisis moneter dimana Rupiah terdevaluasi dengan 30%. Itu terjadi  karena pada dekade sebelum krisis ini terjadi, ekonomi Indonesia bertumbuh sangat pesat. Kesuksesan ini menimbulkan para pelaku ekonomi lepas kendali. Sehingga, para kreditor luar negeri menyediakan kredit tanpa batas tanpa meneliti proyek-proyek yang diberi kredit itu. Kemudian, saat tekanan-tekanan moneter datang, tidak terkendali lah perekonomian Indonesia pada saat itu 



Setelah 14 bulan berlalu, maka kembalilah saya bersama keluarga saya dari Amerika menuju ke Lhokseumawe pada tahun 1998. Setelah umur saya cukup untuk menerima ilmu, saya mulai bersekolah untuk pertama kali di TK Taman Indria 1 Taman Siswa di Lhokseumawe. Pada bulan Mei, terjadi peristiwa besar yaitu kerusuhuan Mei 1998 dimana kerusuhan ini diawali oleh krisis finansial Asia dan dipicu oleh tragedi Trisakti. Tragedi Trisakti ini terjadi pada saat mahasiswa demonstrasi menuntut Presiden Soeharto turun dari jabatannya yang menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti.

Setelah setahun saya belajar disana, pada tahun 1999 saya dipindahkan ke TK Pertiwi 21 Tirta Dharma, Semarang. Saya tinggal bersama nenek saya untuk sementara waktu. Di waktu yang sama, pemilu diadakan kembali. Partai PDI-P pimpinan Megawati Soekarnoputri berhasil meraih suara terbanyak (sekitar 35%). Tetapi karena jabatan presiden masih dipilih oleh MPR saat itu, Megawati tidak secara langsung menjadi presiden. Abdurrahman Wahid, pemimpin PKB, partai dengan suara terbanyak kedua saat itu, terpilih kemudian sebagai presiden Indonesia ke-4. Megawati sendiri dipilih Gus Dur sebagai wakil presiden.

Masa SD
Akhirnya saya menamatkan pendidikan TK di Semarang, dan pada tahun 2000 kembali mengenyam pendidikan SD di Taman Muda 1, Lhokseumawe. Ibu bercerita bahwa saat saya masih kelas 1 SD, saya senang mengobrol di dalam kelas, sudah dipindahkan ke depan guru. Malah mengobrol bersama gurunya. Dipindahkan ke bangku dengan teman lelaki saya, saya tetap mengobrol. Bahkan saya dipindahkan duduk sendirian, saya tetap mengobrol bersama teman saya yang duduk di depan saya. Sebelum adik saya lahir di dunia ini, saya mengalami peristiwa menegangkan yang tidak pernah saya lupakan. Kejadian itu adalah pada saat dimana terjadinya tembak menembak di depan rumah saya yang dulu antara gerakan GAM atau biasa kita sebut dengan Gerakan Aceh Merdeka dengan aparat kepolisian. Sedangkan pada saat itu, saya hanya bersama dengan Ibu saya pada waktu itu. Ibu pada waktu itu masih sedang mengandung Adik. Dan alhamdulillah, saya dan Ibu saya tidak terluka. Dan pada bulan Maret-nya, keluarga saya di berikan anugerah kembali yaitu adik kecil saya bernama Tiandra Alyani. Sehingga, saya menjadi anak kedua dari 3 bersaudara.. Di tahun yang sama, banyak ledakan bom yang terjadi. Salah satunya adalah pada bulan 1 Agutus , terjadi di  Kedubes Filipina di Jakarta. Bom meledak dari sebuah mobil yang diparkir di depan rumah Duta Besar Filipina, Menteng, Jakarta Pusat. 2 orang tewas dan 21 orang lainnya luka-luka, termasuk Duta Besar Filipina Leonides T Caday.

Pada saat saya menginjak kelas 2 SD, ayah saya berpindah tugas ke Jakarta. Sehingga saya sekeluarga pindah ke Tangerang. Pada tahun 2001, saya di sekolahkan di SDN Karya Bakti (sekarang berganti nama menjadi SDN Rawa Buntu 3) untuk sementara waktu. Awalnya saya kesulitan dalam beradaptasi dengan teman-teman, dengan waktu cepat berlalu saya bisa beradaptasi dengan teman-teman saya. Di tahun yang sama, ribuan demonstran berkumpul di Gedung MPR dan meminta Gus Dur untuk mengundurkan diri dengan tuduhan korupsi dan ketidak kompetenan. Di bawah tekanan yang besar, Abdurrahman Wahid lalu mengumumkan pemindahan kekuasaan kepada wakil presiden Megawati Soekarnoputri. Melalui Sidang Istimewa MPR pada 23 Juli 2001, Megawati secara resmi diumumkan menjadi Presiden Indonesia ke-5.

            Lalu, pada tahun 2002, saya dipindahkan ke SDI Al-Azhar BSD untuk melanjutkan studi pendidikan kelas 3. Kembali lagi saya harus beradaptasi dengan suasananya dan teman-temannya. Di tahun ini, Irian Jaya diberi kekuasaan otonom oleh Jakarta dan diperbolehkan berganti nama menjadi Papua dan Timor Timur, bekas provinsi termuda Indonesia, resmi merdeka dengan nama Timor Leste.

Di tahun-tahun selanjutnya, saya mengenyam pendidikan SD disana. Pada tahun 2003, saya naik kelas 4 SD. Walaupun pada saat kelas 3 SD, saya dimarahin karena tidak mau belajar. Usaha saya tentu tidak sia-sia. Di tahun yang sama, terjadi kembali ledakan bom. Sebuah bom rakitan meledak di lobi Wisma Bhayangkari, Mabes Polri Jakarta. Tidak ada korban jiwa di dalam ledakan bom ini.
Kemudian, pada tahun 2004 saya naik kelas menjadi kelas 4 SD. Banyak pengalaman menarik yang saya alami disini, seperti membersihkan kelas bersama teman-teman 1 kelas. Di hukum karena tidak mengerjakan pr dan lain-lain. Di saat bersamaan, Indonesia menyelenggarakan pemilu presiden secara langsung pertamanya. Pemilihan putaran pertama menyisihkan kandidat lainnya sehingga yang tersisa tinggal Megawati dan SBY. Dan yang terpilih menjadi presiden adalah Pak SBY.

Masa SMP
Akhirnya, dipertengahan tahun 2006 saya lulus dari SD dengan nilai yang cukup memuaskan. Saya meraih nilai sempurna dalam UAS bidang mata Pelajaran. Dan melanjutkan pendidikan smp saya di SMPI Al-Azhar BSD. Selama 3 tahun berada di SMP, banyak pengalaman baru yang belum saya dapatkan selama saya belajar di SD. Di smp ini, saya baru merasakan MOS atau Masa Orientasi Siswa. Dimana harus menggunakan atribut yang aneh dengan bawaan yang tidak jelas pula. Dikerjain kakak kelas lah. Tapi ini hanya berlaku untuk 3 hari itu saja. Setelah selesai MOS, mulailah perjalan saya di SMP ini. Pada tahun pertama di SMP, saya masuk di kelas yang semua anaknya rajin dan pintar, sehingga saya harus belajar maksimal agar tidak kalah dari teman-teman. Dan hasilnya nilai saya cukup memuaskan walaupun tidak masuk dalam rangking besar. Bersamaan dengan itu, terjadi peristiwa lumpur lapindo, yang merupakan peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Oleh karena itu, hingga saat ini, semburan lumpur panas tersebut diduga diakibatkan aktivitas pengeboran yang dilakukan Lapindo Brantas di sumur tersebut.
Di tahun kedua saya menginjakkan kaki di SMP, pada tahun 2007 saya memasuki kelas 2 dimana anak-anaknya tidak sepintar pada saat saya kelas 1 dulu. Akan tetapi, ini tidak membuat semangat belajar saya turun. Saya tetap belajar, dan alhamdulillah. Saya masuk ke dalam peringkat besar di kelas 2 pada saat itu. Pada tahun itu, terjadi musibah hilangnya Adam Air Penerbangan 574 yang hingga kini masih menyisakan misteri. Seluruh penumpang dan awak pesawat tidak pernah diketemukan jenasahnya dan dianggap meninggal.
Di tahun terakhir saya menjenjang pendidikan smp pada tahun 2008, saya masuk ke dalam kelas yang anak-anaknya unggulan. Sehingga saya harus belajar lebih keras dari 2 tahun yang lalu. Belajar untuk lulus UN dan mendapatkan SMA yang diinginkan. Sebelum saya melaksanakan ujian nasional pada bulan April, saya mulai mencari sekolah untuk melanjutkan studi pendidikan SMA. Alhasil, saya mencoba 3 SMA terdiri atas SMA Labschool Kebayoran, SMAI Al-Azhar BSD dan SMAN 2 Tangerang. Alhamdulillah, saya lulus tes di ketiga sekolah tersebut, dan akhirnya saya memilih untuk melanjutkan pendidikan SMA saya di SMA Labschool Kebayoran. Bulan april pun datang, tiba saatnya melaksana Ujian Akhir Nasional atau biasanya kita sebut sebagai UAN. Alhamdulillah, saya lulus dengan NEM yang memuaskan. Di tahun yang sama, bapak mantan prsiden kita Bapak Soeharto meninggal dalam usia 86 tahun karena komplikasi kesehatan.



Masa SMA
Setelah menyelesaikan jenjang pendidikan SMP di SMPI Al-Azhar BSD, pada tahun 2009  saya melanjutkan pembelajaran di SMA Labschool Kebayoran dan menjadi bagian dari NAWA DRASTHA SANDYADIRA. Ini merupakan pengalaman baru bagi saya karena saya bersekolah jauh dari rumah. Sehingga, saya harus beradaptasi dengan suasana barunya. Belum lagi dengan kegiatan-kegiatan-nya yang banyak di tahun pertama. Seperti MOS, TO (Trip Observasi) studi lapangan Bandung dan Bintama, dan masih banyak yang lainnya. MOS disini berbeda, karena harus membuat nametag dengan cara yang telah ditentukan oleh kakak-kakak OSIS. TO dilaksanakan di desa daerah Bandung selama 5 hari dengan berlengkapan atribut, name tag dengan tongkat yang telah dicat sesuai ketentuan. Bintama dilakukan bersama KOPASSUS dalam 6 hari. Lelah pasti dirasakan, akan tetapi saya menikmatinya sebagai pengalaman yang tak terlupakan. Walaupun banyak kegiatan, alhamdulillah saya masuk ke dalam peringkat besar di kelas. Pada tahun yang sama, tertangkapnya Antasari Azhar, Ketua KPK yang dianggap sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Direksi PT. Putra Rajawali Banjaran, Nasruddin.

Tahun pertama pun berakhir, penentuan jurusan pun telah diputuskan. Saya memutuskan untuk melanjutkan tahun kedua dan seterusnya sebagai anak jurusan IPA. Di tahun kedua ini, tidak banyak kegiatan yang harus dilakukan, hanya study banding Yogyakarta yang merupakan kegiatan siswa-siswi kelas 11. Oleh karena itu, bisa lebih fokus untuk belajar. Di tahun 2010 ini, Presiden AS Barack Obama dan isterinya Michelle Obama mengunjungi Jakarta, Indonesia selama 2 hari. Presiden Barack Obama tiba di Bandara Halim Perdana kusuma, Jakarta untuk menuju ke Istana Negara yang berletak di Jakarta. Ia bersama dengan istrinya berkunjung ke mengunjungi Masjid Istiqlal kemudian memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia. Obama meninggalkan Jakarta dengan pesawat Air Force One dari Halim menuju Seoul, Korea Selatan untuk mengikuti KTT G-20.  

Mimpi Masa Depan
Di tahun kedua ini, saya berharap agak saya bisa naik kelas 3 dengan nilai memuaskan dan kembali masuk dalam peringkat besar di kelas. Dan pada tahun terakhir di SMA ini, saya berharap agar lulus dengan NEM yang memuaskan, bisa diterima di PTN yang saya inginkan, dan yang terakhir bisa membanggakan orang-orang yang telah berjasa mendidik saya terutama untuk ayah ibu saya yang telah membimbing saya sejauh ini. Amin.


















 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar