Jumat, 03 Juni 2011

Saya dan Museum BI & Keramik

 
            Pada hari Sabtu pagi, saya dan teman-teman saya berkunjung ke museum Bank Indonesia dan Museum Keramik di Kota Tua. Kami berpergian dengan Bus Way sampai ke Kota Tua. Ini adalah pengalaman saya pergi ke Kota Tua bersama teman dan menjelajahi museumnya. Setelah sampai di pembehentian terakhir yaitu Kota Tua, kami turun dan berjalan kaki menuju arah museum Seni Rupa dan Keramik. Tetapi sebelum menuju tempat tersebut, kami singgah sebentar di museum Bank Indonesia. Karena terlihat menarik kami memasuki mueseum Bank Indonesia yang berdiri sejak zaman belanda ini. Ternyata museum tersebut sedang direnovasi dan diperbaharui. Dan untungnya hanya sebagian daerah yang sedang direnovasi, sebgaian lagi telah selesai di perbaharui, dan sudah di buka untuk umum. Kamipun memasuki museum tersebut. Dan ternyata biaya masuk museumnya gratis yang sangat menghemat pengeluaran kami dalam menjelajahi museum. Saat masuk kami diberi pertanyaan/ queistioner oleh penjaga museum, yang harus kami isi saat menjelajahi museum. Sejarah singkatnya Gedung ini yang dibangun pada abad ke-17 ini, Permulaannya rumahsakit(ziekenhuis) Pada tahun 1828 gedung ini di gunakan oleh De Javasche Bank. Sesudah Indonesia merdeka Gedung ini di pakai oleh Bank In Museum Bank Indonesiamuseum di Jakarta, dengan menempati area bekas gedung Bank Indonesia Kota yang merupakan cagar budaya peninggalan De Javasche Bank yang beraliran neo-klasikal, dipadu dengan pengaruh lokal, dan dibangun pertama kali pada tahun 1828. Museum ini menyajikan informasi peran Bank Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa yang dimulai sejak sebelum kedatangan bangsa barat di Nusantara hingga terbentuknya Bank Indonesia pada tahun 1953 dan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia, meliputi pula latar belakang dan dampak kebijakan Bank Indonesia bagi masyarakat sampai dengan tahun 2005. Selain itu terdapat pula fakta dan koleksi benda bersejarah pada masa sebelum terbentuknya Bank Indonesia, seperti pada masa kerajaan-kerajaan Nusantara, antara lain berupa koleksi uang numismatik yang ditampilkan juga secara menarik. Pertama-tama kami melalui ruang teater dan memasuki Batavia tempo doeloe yang bersetting dermaga. Setting ini menceritakan bagaimana para pedangang zaman dahulu singgah di Indonesia. Dengan pajangan kapal dan rempah-rempah dan peta seperti di bawah ini. adalah sebuah

Lalu kami melihat manekin-manekin orang nasabah belanda di ruang Bank tempo doeloe, yang terlihat seperti sedang menukar uang dan meminjam uang. Dan dibawah lantai terdapat seragam-seragam tentara zaman dahulu, seperti seragam tentara jepang, tentara belanda, dan tentara indonesia. Yang di lapisi kaca. Uniknya pajangan tersebut ditaruh di lantai, sehingga kami bisa melihatnya di bawah. 

Setelah ruangan tersebut kami memasuki ruang yang berisi pajangan emas disana kami melihat-lihat sekalian berfoto diruangan tersebut. Setelah menjelajah lebih dalam kami memasuki ruang numismatik. Diruang tersebut kami melihat banyak koleksi uang dari zaman dahulu sampai zaman sekarang. Uang-uang yang di pajang dilindungi oleh kaca dan dilengkapi oleh kaca pembesar dan dijejerkan dari tahun ke tahun. Contohnya adalah uang Seri Dai Nippon Teikoku Seihu dengan bagian depan gambar dua naga bermahkota dan bagian belakang raagam hias.

Dan ada juga koleksi koin Indonesia tahun 1999, dengan harga Rp 150.000,00 (emas 6,22 gram). Uang khusus seri for children of the world, dengan bagian depan lambang negara garuda pancasila, dan bagian belakang anak laki-laki bermain kuda lummping.
Lalu ada juga koin dari tahun 1990, dengan harga Rp 75.000,00 (45 gram emas). Uang khusus seri perjuangan angkatan ’45. Dengan bagian depan lambang negara garuda pancasila dan bagian belakang logo Dewan Harian Nasional Angkatan ’45. 

Selain koleksi uang Indonesia dari tahun ke tahun, di ruangan tersebut terdapat koleksi uang dari seluruh negri. Seperti uang dari jepang dan china, juga uang dari arab, israel, yordania, dan perancis yang bermacam-macam dan unik.

Setelah puas menjelajah museum Bank Indonesia, kami berangkat menuju museum Seni Rupa dan Keramik. Kami jalan kaki sebentar dan sampai di depan gedung museum Seni Rupa dan Keramik. Museum Seni Rupa dan Keramik terletak di Jalan Pos Kota No 2, Kotamadya Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Indonesia. Museum yang tepatnya berada di seberang Museum Sejarah Jakarta itu memajang keramik lokal dari berbagai daerah di Tanah Air, dari era Kerajaan Majapahit abad ke-14, dan dari berbagai negara di dunia. Gedung yang dibangun pada 12 Januari 1870 itu awalnya digunakan oleh Pemerintah Hindia-Belanda untuk Kantor Dewan Kehakiman pada Benteng Batavia (Ordinaris Raad van Justitie Binnen Het Kasteel Batavia). Saat pendudukan Jepang dan perjuangan kemerdekaan sekitar tahun 1944, tempat itu dimanfaatkan oleh tentara KNIL dan selanjutnya untuk asrama militer TNI. Pada 10 Januari 1972, gedung dengan delapan tiang besar di bagian depan itu dijadikan bangunan bersejarah serta cagar budaya yang dilindungi. Tahun 1973-1976, gedung tersebut digunakan untuk Kantor Walikota Jakarta Barat dan baru setelah itu diresmikan oleh Presiden (saat itu) Soeharto sebagai Balai Seni Rupa Jakarta. Pada 1990 bangunan itu akhirnya digunakan sebagai Museum Seni Rupa dan Keramik yang dirawat oleh Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta. Museum ini menyajikan koleksi dari hasil karya seniman-seniman Indonesia sejak kurun waktu 1800-an hingga saat sekarang. Koleksi Seni Lukis Indonesia dibagi menjadi beberapa ruangan berdasarkan periodisasi yaitu:
·         Ruang Masa Raden Saleh (karya-karya periode 1880 - 1890)
·         Ruang Masa Hindia Jelita (karya-karya periode 1920-an)
·         Ruang Persagi (karya-karya periode 1930-an)
·         Ruang Masa Pendudukan Jepang (karya-karya periode 1942 - 1945)
·         Ruang Pendirian Sanggar (karya-karya periode 1945 - 1950)
·         Ruang Sekitar Kelahiran Akademis Realisme (karya-karya periode 1950-an)
·         Ruang Seni Rupa Baru Indonesia (karya-karya periode 1960 - sekarang)

Dan kami memilih kebagian keramik yang menampilkan keramik dari beberapa daerah Indonesia dan seni kreatif kontemporer. Selain itu ada juga koleksi keramik dari mancanegara seperti keramik dari Tiongkok, Thailand, Vietnam, Jepang dan Eropa dari abad 16 sampai dengan awal abad 20. Keramik yang saya pilih untuk tugas ini adalah keramik koleksi keramik Cina berasal dari masa Dinasti Song (960 - 1279 M).
Beberapa benda yang kerap ditemukan dari peninggalan kerajaan samudra pasai adalah mata uang dari bahan emas, gelas kaca, mata uang dari bahan timah, artefak kaca, tembikar, keramik China Dinasti Song abad 12-13, keramik China abad 13-14, dan Keramik China Dinasti Song-Yuan pada abad ke-13-14. Koleksi Keramik Asing terdiri dari: keramik Tiongkok, Thailand, Vietnam, Jepang dan Eropa dari abad 16 sampai dengan awal abad 20. Koleksi Keramik Lokal antara lain menampilkan keramik dari beberapa daerah Indonesia antara lain dari daerah Aceh, Medan, Palembang, Lampung, Jakarta, Bandung. Purwakarta, Yogyakarta, Malang, Bali, Lombok, dll. Serta masih terdapatnya koleksi pada abad ke-14 yakni keramik zaman Majapahit. Sedangkan Koleksi Keramik Temuan Bawah Laut (Ditlinbinjarah) dan Keramik Hibah dari Bea Cukai (bawah laut) antara lain banyak yang berasal dari China yakni keramik pada masa Dinasti Ming dan Ching.

Keramik Dinasti Sung
keramik Cina dari Dinasti Sung (960-1279) mungkin merupakan ekspresi seni keramik terkemuka, tidak hanya di Cina, tetapi di seluruh dunia. Selama periode Sung, kesatuan dari komponen-komponen penting fundamental terhadap seni: bentuk kapal, pot teknik, Glaze, dekorasi, proses pembakaran, dan teori estetika semua dikombinasikan dalam standar yang tinggi keunggulan. Secara umum, bentuk dari dinasti Sung yang sederhana dan tenang jika dibandingkan dengan apa yang mendahului mereka dan apa yang mengikuti. Demikian pula, glazes cenderung monokromatik dan halus, bagian, cairan terpisahkan dari bentuk kapal yang mereka cover, dengan kedalaman warna dan tekstur yang mengajak penonton untuk menyentuh kedua dan merenungkan.  kecanggihan estetika Sung disesuaikan oleh cipta yang luar biasa, yang menyebabkan berbagai barang-barang klasik, biasanya berhubungan dengan daerah spesifik dari Cina. Ini termasuk pengadilan-dilindungi Lung-ch'uan celadons, Kuan dan porselen Ju, Ting ware, celadons Utara, serta ware Tz'u-chou lebih pejalan kaki, ware Ch'ing-pai, dan macam-macam keramik menarik dari Chun dan Chien periuk-belanga. Beberapa dari barang-barang keramik daerah begitu dihargai di siang hari mereka bahwa mereka digunakan sebagai upeti dan pajak tahunan ke pengadilan kekaisaran. Dalam hal keahlian teknis, cipta, dan kesempurnaan estetika glasir dan bentuk, periode Sung berdiri tak tertandingi untuk kualitas keramik tersebut.

Keramik Celadon Utara, sekitar abad 10 – 15.
Yao-chou kabupaten di provinsi Shanxi menjadi pusat kiln penting di Cina Utara selama Sung (960-1279). Ini menghasilkan abu-abu ware bertubuh berdinding tipis dengan cetakan-terkesan atau diukir tangan dekorasi bawah tembus glasir hijau zaitun. Keramik ini dan keramik-keramik lainnya yang dibuat setidaknya tiga kompleks kiln lainnya di Shansi utara membentuk kelompok keramik yang cukup homogen umum dinamakan seladon utara. Dekorasi keramik ini bisa digores, disisir, diukir dan lainnya. glaze, yang berasal warna dari besi dan titanium oksida, akan menumpuk di daerah tersembunyi dari desain, menciptakan warna yang lebih gelap dengan memberikan penekanan pada pola. Yao-chou diproduksi dalam skala besar dalam berbagai bentuk kapal. Desain populer biasanya desain bunga dan rumput, gelombang, ikan, bebek, anak-anak, naga, Phoenix, dan awan. Walaupun dikagumi oleh royalti/ keluarga kerajaan, Yao-chou bukan keramik pengadilan resmi. 
suka duka mengunjungi museum ini adalah leatk museumnya yang jauh. dan susahnya mengambil informasi yang dibutuhkan untuk tugas ini. karena info yang ada sedikit jadi saya harus mencarinya ditempat lain. juga biaya perjalanan bolak-balik menjelajah jakarta. yang juga cuacanya saat itu panas sekali. walaupun banyak dukanya, sampai kami tersesat dan salah tempat, tetapi kami mendapatkan banyak pengalaman dan melihat tempat menarik, saya akan senang kembali lagi kesana. sekian dari saya, semoga tulisan ini bermanfaat.
berikut ini foto saya dengan keramik seladon dari dinasti sung.



  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar