Tugas 4
Fahmi Aulia Rahman
Senegal yang di kalangan negara-negara Afrika dikenal sebagai negeri 'Les Lions de la Téranga' (Negeri Singa Nan Ramah), secara geografis terletak di ujung paling barat benua Afrika dengan kondisi wilayah berupa dataran gurun di sebelah utara dan alam tropis di sebelah selatan. Senegal yang pada masa abad 17 dan 18 merupakan 'transshipment point' bagi kegiatan perdagangan (ekspor) budak, gading gajah dan emas, saat ini menggantungkan kehidupan ekonominya khususnya pada sektor pertanian.
Sejak berdiri sebagai negara merdeka dan berdaulat pada tahun 1960, pemerintah Senegal masih dihadapkan pada persoalan separatisme di wilayah Casamance, sebuah wilayah Senegal bagian selatan yang terletak dekat perbatasan Guinea-Bissau. Konflik separatis di wilayah ini telah menewaskan ratusan orang dan ribuan orang lainnya lari mengungsi ke Guinea-Bissau. Meskipun hanya dalam skala intensitas serangan yang relatif kecil, sejauh ini kaum separatis masih terus melakukan aksi perangnya melawan pemerintah pusat walaupun pada tahun 2003 pemimpin MFDC (Mouvement des Forces Démocratiques de Casamance) atau The Movement of Democratic Forces of Casamance menyatakan bahwa perang saudara telah berakhir di wilayah Casamance.
Senegal merupakan salah satu negara Afrika yang dipandang sudah cukup mapan di bidang pembangunan demokrasi yang terbilang langka jika ditinjau dari sudut kondisi percaturan politik domestik di kalangan negara-negara Afrika yang sering diwarnai oleh aksi kudeta, perang saudara dan pelaksanaan pemilu yang jauh dari nuansa jurdil (jujur dan adil). Praktek hidup berdemokrasi dan proses peralihan kekuasaan secara damai tanpa gejolak telah menjadi bagian dari budaya yang sudah mulai terpatri secara kuat dalam kehidupan masyarakat Senegal.
Kedewasaan politik semacam ini sebenanya sudah terlihat dari perilaku politik wakil Senegal di Parlemen Perancis pada saat negara ini masih berstatus sebagai negara jajahan Perancis. Setelah menjadi negara merdeka kedewasaan dan budaya politik semacam itu terus dipertahankan dan ditumbuh-kembangkan melalui proses pembelajaran berdemokrasi secara terus menerus. Asumsi demikian secara politis terlihat secara jelas dalam proses peralihan kekuasaan di negara ini yang sejauh ini senantiasa berlangsung secara damai dari satu rejim ke rejim berikutnya. Sebagai contoh konkrit, pada tahun 1980 Leopold Sedar Senghor (Presiden pertama Senegal) secara sukarela menyerahkan kekuasaannya kepada Abdou Diouf, demikian pula pada saat 'lengser keprabon'-nya Abdou Diouf dari tampuk kekuasaan setelah kalah dari Abdoulaye Wade dalam pemilihan presiden tahun 2000 juga berlangsung secara damai tanpa gejolak.
Sejak berdiri sebagai negara merdeka dan berdaulat pada tahun 1960, pemerintah Senegal masih dihadapkan pada persoalan separatisme di wilayah Casamance, sebuah wilayah Senegal bagian selatan yang terletak dekat perbatasan Guinea-Bissau. Konflik separatis di wilayah ini telah menewaskan ratusan orang dan ribuan orang lainnya lari mengungsi ke Guinea-Bissau. Meskipun hanya dalam skala intensitas serangan yang relatif kecil, sejauh ini kaum separatis masih terus melakukan aksi perangnya melawan pemerintah pusat walaupun pada tahun 2003 pemimpin MFDC (Mouvement des Forces Démocratiques de Casamance) atau The Movement of Democratic Forces of Casamance menyatakan bahwa perang saudara telah berakhir di wilayah Casamance.
Senegal merupakan salah satu negara Afrika yang dipandang sudah cukup mapan di bidang pembangunan demokrasi yang terbilang langka jika ditinjau dari sudut kondisi percaturan politik domestik di kalangan negara-negara Afrika yang sering diwarnai oleh aksi kudeta, perang saudara dan pelaksanaan pemilu yang jauh dari nuansa jurdil (jujur dan adil). Praktek hidup berdemokrasi dan proses peralihan kekuasaan secara damai tanpa gejolak telah menjadi bagian dari budaya yang sudah mulai terpatri secara kuat dalam kehidupan masyarakat Senegal.
Kedewasaan politik semacam ini sebenanya sudah terlihat dari perilaku politik wakil Senegal di Parlemen Perancis pada saat negara ini masih berstatus sebagai negara jajahan Perancis. Setelah menjadi negara merdeka kedewasaan dan budaya politik semacam itu terus dipertahankan dan ditumbuh-kembangkan melalui proses pembelajaran berdemokrasi secara terus menerus. Asumsi demikian secara politis terlihat secara jelas dalam proses peralihan kekuasaan di negara ini yang sejauh ini senantiasa berlangsung secara damai dari satu rejim ke rejim berikutnya. Sebagai contoh konkrit, pada tahun 1980 Leopold Sedar Senghor (Presiden pertama Senegal) secara sukarela menyerahkan kekuasaannya kepada Abdou Diouf, demikian pula pada saat 'lengser keprabon'-nya Abdou Diouf dari tampuk kekuasaan setelah kalah dari Abdoulaye Wade dalam pemilihan presiden tahun 2000 juga berlangsung secara damai tanpa gejolak.
Nama Negara : Republik Senegal
Presiden : Abdoulaye Wade
Perdana Menteri : Macky Sall
Menteri Luar Negeri : Cheikh Tidiane Gadio
Ketua Majelis Nasional : Pape Diop
Ketua Dewan Republik : Mbaye Jacques Diop
Luas Wilayah : 196.720 km persegi
Hari Kemerdekaan : 4 April
Lagu Kebangsaan : Hymne National du Senegal
Penduduk : 10.1 juta (berdasarkan data PBB tahun 2003)
Ibu Kota : Dakar
Bahasa Resmi : Bahasa Perancis
Agama :
- Islam (94%)
- Kristen (4.9%)
- Animisme (1.1%)
Tingkat Harapan Hidup : 51 tahun (pria) dan 55 tahun (wanita)
Mata Uang : France CFA (Communaute Financiere Africaine US $ 1 = 505 - 530 F CFA (Nilai kurs fluktuatif)
Pendapatan Perkapita : US $ 490 (Menurut data World Bank tahun 2001)
Pertumbuhan Ekonomi : 5.7% (Tahun 2000)
Pemimpin Negara Senegal
| HE. Mr. Abdoulaye Wade Current President of The Republic of Senegal |
Biografi Presiden Abdoulaye Wade
Presiden Abdoulaye Wade, Doktor Ilmu Hukum lulusan Universitas Besancon Perancis dan guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Dakar, merupakan sosok politisi kawakan dan pakar hukum handal. Sebelum menjadi Presiden Senegal, Abdoulaye Wade yang lahir pada tanggal 26 Februari 1926 di Kébémer, region of Louga (sekitar 200 km dari Dakar) dan beristrikan seorang wanita Perancis (Madame Viviane) dengan dikarunia dua anak, yaitu Karim Wade (31 tahun) dan Syndiély Wade (26 tahun), pernah lama menetap di Perancis. Selama meniti karir politiknya Abdoulaye Wade pernah menjalani hidup di pengasingan dan mendekam di penjara selama beberapa kali semasa pemerintahan mantan Presiden Abdou Diouf. Abdoulaye Wade merupakan pendiri Parti Démocratique Sénegalais (PDS) dan telah beberapa kali ikut dalam ajang pemilihan presiden. Pada pemilihan presiden pada bulan Maret 2000 Abdoulaye Wade akhirnya terpilih sebagai Presiden Senegal menggantikan Presiden Abdou Diouf dan bulan April 2001 tepatnya pada pemilihan anggota legislatif Presiden Abdoulaye Wade semakin memperkokoh kekuasaan dan posisi politiknya menyusul keberhasilan partainya mendominasi perolehan kursi di Majelis Nasional (Parlemen).
Di kalangan negarawan Afrika, Presiden Abdoulaye Wade termasuk salah seorang negarawan yang diakui memiliki visi jauh ke depan mengenai pembangunan masa depan kawasan Afrika. Presiden Abdoulaye Wade bersama-sama dengan Presiden Afrika Selatan Thabo Mbéki, Presiden Mesir Hosni Mubarak, Presiden Aljazair Abdel Bouteflikha dan Presiden Nigeria Olusegun Obasanjo, merupakan pemrakarsa pendirian NEPAD (New Partnership for Africa's Development). Pembentukan NEPAD secara resmi dilakukan pada bulan Juli 2001 pada saat penyelenggaraan KTT Organisasi Uni Afrika ke-37.
Di kalangan negarawan Afrika, Presiden Abdoulaye Wade termasuk salah seorang negarawan yang diakui memiliki visi jauh ke depan mengenai pembangunan masa depan kawasan Afrika. Presiden Abdoulaye Wade bersama-sama dengan Presiden Afrika Selatan Thabo Mbéki, Presiden Mesir Hosni Mubarak, Presiden Aljazair Abdel Bouteflikha dan Presiden Nigeria Olusegun Obasanjo, merupakan pemrakarsa pendirian NEPAD (New Partnership for Africa's Development). Pembentukan NEPAD secara resmi dilakukan pada bulan Juli 2001 pada saat penyelenggaraan KTT Organisasi Uni Afrika ke-37.
Curiculum Vitae Presiden Abdoulaye Wade
Nama | Abdoulaye Wade |
Tempat & tanggal lahir | Kébémer (Region of Louga), 26 Februari 1926 |
Pendidikan |
|
Status perkawinan |
|
Riwayat Pekerjaan |
|
Karir Politik |
|
Lain-lain | Berdasarkan mandat yang diberikan oleh Organisasi Uni Afrika, Presiden Abdoulaye Wade beserta Presiden Afrika Selatan Thabo Mbéki, Presiden Mesir Hosni Mubarak, Presiden Aljazair Abdel Bouteflikha dan Presiden Nigeria Olusegun Obasanjo memprakarsai pendirian NEPAD (New Partnership for Africa's Development). Pembentukan NEPAD secara resmi dilakukan pada bulan Juli 2001 pada saat penyelenggaraan KTT Organisasi Uni Afrika ke-37. |
Menteri Luar Negeri Cheikh Tidiane Gadio
| Chiekh Tidiane Gadio Mentri Luar Negri |
Biografi Menteri Luar Negeri Cheikh Tidiane Gadio
Menteri Luar Negeri Cheikh Tidiane Gadio lahir di Saint-Louis tanggal 16 September 1956. Selain sebagai penulis, Cheikh Tidiane Gadio, doktor ilmu komunikasi lulusan Universitas Ohio Amerika Serikat, memiliki pengalaman kerja yang cukup banyak seperti sebagai Ketua Dewan Mediasi dan Keamanan ECOWAS (Economic Community of West African States), Konsultan UNOPS PBB, Koordinator Afrika pada Bank Dunia, dan juga pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif HDNA (Human Rights, Democracy and New Leadership in Africa). Cheikh Tidiane Gadio menguasai 4 (empat) bahasa yaitu bahasa Pulaar (bahasa ibu), bahasa Wolof (bahasa etnis yang umum dipergunakan di Senegal dan Gambia), bahasa Perancis dan bahasa Inggris.
Curiculum Vitae Menteri Luar Negeri Cheikh Tidiane Gadio
Nama | Cheikh Tidiane Gadio |
Tempat & tanggal lahir | Saint-Louis, 16 September 1956 |
Pendidikan |
|
Penguasaan bahasa |
|
Riwayat pekerjaan |
|
Karya tulis |
|
Majelis Nasional
Pendahuluan
Majelis Nasional (parlemen) merupakan lembaga tempat rakyat menempatkan para wakilnya yang disebut 'Anggota', untuk menjalankan kekuasaan legislatif. Majelis Nasional melakukan pembuatan undang-undang, mengawasi kegiatan pemerintah, dan dapat mengeluarkan 'mosi tidak percaya' untuk meminta mundur pemerintah yang berkuasa.
Peranan Legislatif
Proses pembuatan undang-undang diputuskan oleh pihak Majelis Nasional melalui 'voting'. Prakarsa mengeluarkan sebuah undang-undang berada di tangan Presiden Republik dan pemberian persetujuannya sepenuhnya berada di tangan para anggota Majelis Nasional.Rancangan undang-undang dimaksud selanjutnya disampaikan kepada pihak Majelis Nasional. Pada saat rancangan undang-undang disahkan oleh pihak Majelis Nasional, maka undang-undang tersebut disampaikan ke Presiden Republik dalam waktu segera untuk diumumkan kepada publik.
Pengawasan Parlementer
Para anggota Majelis Nasional dapat mengajukan pertanyaan kepada para menteri kabinet pemerintahan berkuasa yang memiliki kewajiban untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya tertulis atau lisan dimaksud. Pertanyaan-pertanyaan tertulis disampaikan kepada Ketua Majelis Nasional yang selanjutnya akan menyampaikannya kepada Presiden Republik.Jika para pejabat pemerintah belum menjawab pertanyaan tertulis dalam masa 15 hari, pertanyaan tertulis tersebut selanjutnya diubah menjadi bentuk pertanyaan lisan yang pelaksanaannya dilakukan melalui forum pertemuan tertutup dengan para ketua fraksi di lingkungan Majelis Nasional.
Majelis Nasional dapat membentuk sebuah komisi penyelidik. Tindakan demikian dapat menyebabkan munculnya permintaan bagi pengunduran diri pemerintah yang sedang berkuasa melalui 'mosi tidak percaya'.
Mekanisme Kerja
Ketua Majelis Nasional memiliki tugas untuk memimpin jalannya sidang/perdebatan. Ketua Majelis Nasional juga memimpin pertemuan tingkat biro dan Konperensi Para Ketua. Tugas-tugas administrasi Majelis Nasional ditempatkan dibawah wewenang Ketua Majelis Nasional yang dibantu oleh kalangan 'Questeurs' (bendaharawan Majelis Nasional) dan Sekretaris Jenderal.Para Wakil Ketua menggantikan Ketua Majelis Nasional dalam tugas-tugas kelembagaan berdasarkan daftar urutan mereka. Dalam kondisi tertentu, tiga Wakil Ketua harus berada di dalam wilayah Republik.
Para sekretaris terpilih menghadiri pertemuan-pertemuan tingkat biro dan ketua fraksi. Mereka melakukan pembuatan laporan verbal secara analistis dan membacakannya, mendaftar nama-nama para anggota yang akan mengajukan pertanyaan, memeriksa daftar para anggota yang hadir, mencatat jalannya pemungutan suara yang dilakukan baik dengan cara mengacungkan tangan, dengan cara duduk maupun berdiri, menghitung perolehan jumlah suara, memeriksa proses penyerahan suara, mencatat para anggota Majelis Nasional yang menentang sesuatu keputusan dalam sebuah sesi pembahasan di tingkat Majelis Nasional.
Sekretaris Jenderal dan asisten Sekretaris Jenderal dipilih diantara para pejabat tinggi pemerintah. Mereka mengkoordinir urusan-urusan yang menyangkut manajemen lembaga Majelis Nasional.
Kalangan 'Questeurs' (bendaharawan Majelis Nasional) yang kedudukannya berada di bawah manajemen dan pengawasan Ketua Majelis Nasional, bertanggung jawab atas masalah-masalah keuangan dan materi-materi pendukung kerja lembaga Majelis Nasional. Melalui instruksi Ketua Majelis Nasional atas persetujuan lembaga biro, mereka mempersiapkan anggaran belanja lembaga Majelis Nasional dan membuat laporan kepada pihak Komite Keuangan.
Sejarah Singkat
Majelis Nasional Republik Senegal berdiri pada tanggal 20 Agustus 1960 berdasarkan Undang-Undang Nomor 60-44 tanggal 20 Agustus 1960). Sebelum berdirinya lembaga Majelis Nasional di negara ini, Senegal sempat mengalami beberapa kali pendirian lembaga sejenis sebagai berikut:- Dewan Umum (General Council), 1879-1920.
- Dewan Kolonial (Colonial Council), 1920-1946.
- Dewan Umum (General Council), 1946-1952.
- Majelis Teritorial (Territorial Assembly), 1952-1958 (berkedudukan di kota Saint-Louis).
- Majelis Konstituen (Constituent Assembly), berdiri pada tanggal 25 Nopember 1958.
Peletakan batu pertama pembangunan gedung yang sekarang digunakan sebagai gedung lembaga Majelis Nasional Republik Senegal dilakukan oleh Menteri Urusan Wilayah Koloni Mr. Robert Burton pada tanggal 27 Oktober 1954 yang dihadiri pula oleh Komisaris Tinggi Republik Perancis untuk wilayah Afrika Barat (koloni Perancis) Mr. Bernard Cornut-Gentille dan Ketua Dewan Agung Afrika Barat (koloni Perancis) Mr. Boissier Pallun.
Peresmian gedung tersebut dilakukan pada tanggal 22 Nopember 1956 oleh Ketua Majelis Nasional Uni Perancis Mr. Albert Sarraut dengan disaksikan oleh Komisaris Tinggi Perancis untuk wilayah Afrika Barat (koloni Perancis) Mr. Gaston Cusin dan Ketua Dewan Agung Afrika Barat (koloni Perancis) Mr. Boissier Pallun.
Keberadaan gedung tersebut secara berturut-turut digunakan sebagai tempat:
- Dewan Agung Afrika Barat (koloni Perancis), pada tahun 1956-1959.
- Majelis Legsilatif Federasi Mali, pada tanggal 4 April 1959-20 Agustus 1960.
Pada tanggal 19 Maret 2000, Senegal mengalami perubahan politik pemerintahan. Konstitusi baru dibuat melalui referendum dan pengesahan konstitusi baru tersebut dilakukan pada tanggal 7 Januari 2001. Perubahan politik tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut:
- Penghapusan lembaga Senat dan Dewan Sosial-Ekonomi.
- Pembubaran lembaga Majelis Nasional lama dan pembentukan lembaga Majelis Nasional baru.
- Pengurangan jumlah keanggotaan Majelis Nasional menjadi 120 anggota.
Azas Republik Senegal
Azas Republik Senegal adalah: 'Pemerintahan dari Rakyat, oleh Rakyat dan untuk Rakyat'.
Semboyan Republik Senegal
Semboyan Republik Senegal adalah: 'Satu Bangsa, Satu Tujuan, Satu Keyakinan'.
Makna Bendera Nasional Senegal
Bendera nasional Senegal memiliki tiga warna dasar, yaitu hijau, kuning keemasan dan merah dengan tanda bintang bersudut lima di posisi tengah. Ketiga warna tersebut memiliki makna sebagai berikut: a) Warna hijau melambangkan warna khas keislaman yaitu warna bendera Nabi Muhammad SAW (bagi kalangan Muslim), melambangkan harapan (bagi umat Kristiani) dan melambangkan kesuburan (bagi penganut animisme); b) Warna kuning keemasan melambangkan kekayaan, semangat dan hasil karya/kinerja ekonomi anak bangsa; dan c) Warna merah melambangkan darah, kehidupan dan pengorbanan anak bangsa menuju masa depan bangsa/negara nan gemilang. Bintang bersudut lima mencerminkan sistem kehidupan bangsa Afrika hitam dengan lima rangkaian sudutnya yang menunjukkan keberadaan negara Senegal dalam konteks hubungan dengan lima kawasan benua di dunia.
Lambang Republik Senegal
Republik Senegal memiliki dua tanda lambang.
Salah satu tanda lambang Republik Senegal adalah lambang singa yang sedang berjalan dan di atas lambang tersebut terdapat gambar bintang bersudut lima. Singa merupakan lambang yang sering digunakan dalam sistim simbol kaum etnis 'North Sudanian', sebuah suku di selatan Sahara yang dipandang sebagai suku ibu rakyat Senegal. Lambang singa merupakan lambang binatang perkasa sebelum kehadiran Perancis di wilayah ini pada masa itu. Sampai sekarang binatang singa menjadi lambang negara Senegal. Tidak ada binatang lain yang dapat melambangkan rakyat Senegal yang terkenal berani dan jujur. Di sisi tepi lambang pertama tersebut, tertulis kata-kata 'Republik Senegal, Satu Bangsa, Satu Tujuan dan Satu Keyakinan'.
Pada lambang kedua, terpampang gambar pohon baobab yang merupakan pohon khas Senegal. Keberadaan pohon baobab dipandang sebagai pohon yang memberikan banyak manfaat kepada kalangan petani baik buah maupun daunnya. Di sisi tepi lambang kedua tersebut, tertulis kata-kata: 'Republik Senegal, Atas Nama Rakyat Senegal'.
Peta Senegal |
Sumber Referensi : http://is.interaksi.info/page/senegals-tourism/id
Terima kasih atas infonya. Baru-baru ini saya mendapat email dari gadis Senegal, yang menyatakan bahwa ia saat ini menjadi korban perang saudara dan sekarang tinggal di kamp pengungsi. Apakah berita ini benar bahwa Senegal sekarang sedang terjadi perang saudara? Mohon infonya. Terima kasih!
BalasHapusMas Zaenal apa gadis itu bernama Vivian? Kalo benar saya juga dikirimi email yg isinya intinya sama seperti mas Zaenal
BalasHapusSaya juga sama
BalasHapusTerima kasih atas infonya. Baru-baru ini saya mendapat email dari gadis Senegal, yang menyatakan bahwa ia saat ini menjadi korban perang saudara dan sekarang tinggal di kamp pengungsi. Apakah berita ini benar bahwa Senegal sekarang sedang terjadi perang saudara? Mohon infonya. Terima kasih!
Perlu waspada dan hati-hati
BalasHapusAnda semua bisa re-check situs dengan statement yang disampaikan sama sebagai berikut : I am "Lilian Badara" from Ivory Coast in West Africa, The only daughter of late Dr. and Mrs Frederick Badara. I love music as well, am 24 yrs of age single never married, 168m tall 58kg weight.
Nama Pengirim beragam sebagai berikut :
lilianbadara2014@yahoo.co.uk
lilianbadara2012@yahoo.co.uk
rit_badara@yahoo.co.uk
jennifermatings@yahoo.com
vanessabadara711@ymail.com
alisa_badara76@yahoo.co.uk
Terima kasih