Dengan luas wilayah 2,505,810 km2 yang dimana populasi penduduknya sekitar 41,381,72141,2 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan populasi rata-rata 2,14%, tingkat kelahiran 34,53 per 1.000 populasi dan tingkat kematian 8,97 per 1.000 penduduk. Penduduk negara bagian Khartoum sekitar 7 juta jiwa sedangkan ibukota Khartoum saja sekitar 2,5 juta jiwa (est. 2009).
Negara beribukota di khartoum ini merupakan negara yang menganut sistem pemerintahan diktaktor militer, yang dimana wilayahnya terbagi jadi dalam 25 negara bagian sebagai berikut :
Peta Sudan |
Pendidikan di Sudan digratiskan dan diwajibkan bagi seluruh anak-anak usia 6 sampai 13 tahun. Pendidikan dimulai dari pendidikan dasar selama dari delapan tahun, kemudian pendidikan menengah tiga tahun. Jenjang pendidikan diubah menjadi berformat 6 + 3 + 3 pada tahun 1990.
Bahasa pengantar pedidikan yang digunakan di semua tingkatan adalah bahasa Arab. Lokasi sekolah terkonsentrasi di sejumlah daerah perkotaan, yang mana sejumlah sekolah yang terletak di bagian Selatan dan Barat telah rusak bahkan hancur akibat konflik di Negara tersebut.
Pada tahun 2001, Bank Dunia memperkirakan bahwa partisipasi murni siswa Sekolah Dasar adalah 46% dan 21 persen dari pelajar sekolah menengah yang terdiri dari siswa yang memenuhi syarat. Tingkat kelangsungan pendidikan di Sudan sangat bervariasi, di beberapa provinsi bahkan hanya mencapai di bawah 20 persen.
Sudan memiliki 19 universitas berbahasa Arab. Pendidikan di tingkat menengah dan pendidikan tinggi di universitas mengalami masalah penghambat yang serius disebabkan oleh sebagian besar penduduk berjenis kelamin laki-laki melaksanakan dinas militer sebelum dapat menyelesaikan pendidikan mereka.
Menurut perkiraan Bank Dunia, pada tahun 2000 tingkat baca-tulis pada orang dewasa berusia 15 tahun keatas hampir 58% (69% untuk laki-laki, 46 %untuk wanita). Sedangkan pada tahun 2002, tingkat baca-tulis pada orang dewasa berusia 15 tahun keatas mencapai 60 persen dan tingkat buta aksara pemuda (usia 15-24) diperkirakan sebesar 23%.
Sosial Budaya
Khartoum adalah nama Ibukota Sudan, ia terletak dijalur pertemuan dua sungai Nil, yaitu nil putih dan nil Biru dengan jumlah penduduk mencapai 4 juta jiwa
Struktur sosial budaya Sudan terdiri dari satuan satuan lepas yang berganda. Sekitar 600 kelompok etnis yang berbeda satu sama lain, terutama penduduk di bagian utara dan selatan. Mereka terdiri dari kabilah-kabilah yang berpencar dan berpindah-pindah. Kebudayaan Sudan tumbuh dari unsur-unsur kebudayaan Islam dan Afrika. Islam masuk ke bumi Sudan pada pertengahan abad ke-7 melalui pedagang Arab yang melintasi laut merah dan masuk ke daerah Nubiah dan Bija di timur laut Sudan.
Jumlah penduduk Sudan saat ini mencapai 33 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata pertahun 2,7 persen (tingkat kelahiran adalah 4 persen dan kematian 1,3 persen). Penduduk Sudan terdiri dari berbagai kelompok etnis, yaitu etnis Afrika Kulit hitam (52 persen), Arab (39 persen), Beja (6 persen) Asing (2 persen) dan etnis lainnya 1 persen. Mayoritas penduduk, terutama di Sudan utara, sekitar 75 persen menganut Islam aliran Sunni. Selain itu, 20 persen menganut anismisme dan 5 % memeluk kristen, terutama di wilayah Sudan Selatan.
Sudan khususnya wilayah utara, merupakan wilayah yang relatif aman. Tingkat kriminal di Sudan cenderung rendah. Ini disebabkan karena pemerintahan Sudan yang cukup gigih dalam menerapkan syari’at Islam. Bangsa Sudan merupakan bangsa yang ramah, bersahabat serta suka menolong. Oleh karena itu, walaupun negara ini masih masih minimal dalam fasilitas dan infrastuktur, tidaklah membuat pengunjung menjadi bosan dan kecewa.Lagu kebangsaan sudan ialah Nahnu Jundullah Jundulwathan.
Bahasa dan Mata Uang
Bahasa arab adalah merupakan bahsa resmi di Republik Sudan, sedang bahasa inggris merupakan bahasa kedua setelah bahasa Arab. Disamping itu negara memberikan izin terhadap perkembangan bahasa-bahasa setempat serta bahasa internasional lainnya. Walaupun bahasa resmi Sudan adalah bahasa Arab, namun bahasa Inggris juga digunakan secara luas di kalangan pejabat pemerintahan dan kalangan dunia usaha, serta di wilayah Sudan Selatan. Sudan tergolong sebagai negara berkembang dengan pendapatan per kapita sebesar US$ 357. Satuan dasar mata uang Sudan adalah Sudanese Pound (SDG) dengan nilai tukar rata-rata SDG 2 :US$ 1 (Juli 2007).
Khartoum adalah nama Ibukota Sudan, ia terletak dijalur pertemuan dua sungai Nil, yaitu nil putih dan nil Biru dengan jumlah penduduk mencapai 4 juta jiwa
Struktur sosial budaya Sudan terdiri dari satuan satuan lepas yang berganda. Sekitar 600 kelompok etnis yang berbeda satu sama lain, terutama penduduk di bagian utara dan selatan. Mereka terdiri dari kabilah-kabilah yang berpencar dan berpindah-pindah. Kebudayaan Sudan tumbuh dari unsur-unsur kebudayaan Islam dan Afrika. Islam masuk ke bumi Sudan pada pertengahan abad ke-7 melalui pedagang Arab yang melintasi laut merah dan masuk ke daerah Nubiah dan Bija di timur laut Sudan.
Jumlah penduduk Sudan saat ini mencapai 33 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata pertahun 2,7 persen (tingkat kelahiran adalah 4 persen dan kematian 1,3 persen). Penduduk Sudan terdiri dari berbagai kelompok etnis, yaitu etnis Afrika Kulit hitam (52 persen), Arab (39 persen), Beja (6 persen) Asing (2 persen) dan etnis lainnya 1 persen. Mayoritas penduduk, terutama di Sudan utara, sekitar 75 persen menganut Islam aliran Sunni. Selain itu, 20 persen menganut anismisme dan 5 % memeluk kristen, terutama di wilayah Sudan Selatan.
Sudan khususnya wilayah utara, merupakan wilayah yang relatif aman. Tingkat kriminal di Sudan cenderung rendah. Ini disebabkan karena pemerintahan Sudan yang cukup gigih dalam menerapkan syari’at Islam. Bangsa Sudan merupakan bangsa yang ramah, bersahabat serta suka menolong. Oleh karena itu, walaupun negara ini masih masih minimal dalam fasilitas dan infrastuktur, tidaklah membuat pengunjung menjadi bosan dan kecewa.Lagu kebangsaan sudan ialah Nahnu Jundullah Jundulwathan.
Bahasa dan Mata Uang
Bahasa arab adalah merupakan bahsa resmi di Republik Sudan, sedang bahasa inggris merupakan bahasa kedua setelah bahasa Arab. Disamping itu negara memberikan izin terhadap perkembangan bahasa-bahasa setempat serta bahasa internasional lainnya. Walaupun bahasa resmi Sudan adalah bahasa Arab, namun bahasa Inggris juga digunakan secara luas di kalangan pejabat pemerintahan dan kalangan dunia usaha, serta di wilayah Sudan Selatan. Sudan tergolong sebagai negara berkembang dengan pendapatan per kapita sebesar US$ 357. Satuan dasar mata uang Sudan adalah Sudanese Pound (SDG) dengan nilai tukar rata-rata SDG 2 :US$ 1 (Juli 2007).
Keamanan dan Politik
Di bidang Keamanan dan Politik, Sudan termasuk negara yang paling rajin melakukan “Kudeta” semenjak merdekanya hingga detik ini. Belum lagi perang saudara antara pemerintah Sudan dan para pemberontak Sudan Selatan yang menginginkan kemerdekaan, tentu saja desakan ini didalangi oleh Amerika yang notabenenya untuk mengambil keuntungan dari Sudan Selatan berupa minyak bumi yang melimpah ruah.
Pada tanggal 1 April 2005, DK PBB mengeluarkan resolusinya untuk menghukum para petinggi Sudan atas perang saudara yang berlangsung 22 tahun dan menelan lebih kurang 1 juta jiwa dari kedua belah pihak. Resolusi ini dapat tekanan dari berbagai negara-negara arab lainnya terutama negara China (punya hak Veto), Korut dan Malaysia (PERTAMINA Indonesia pernah ditawarkan untuk menanggulangi pengeboran minyak Sudan pada era 1980an, karena Sudan merasa berhutang budi terhadap Republik Indonesia yaitu negara pertama kali yang mengakui kemerdekaan Sudan pada tahun 1956 di Konferensi Asia-Afrika sampai sekarang). Tekanan-tekanan ini akhirnya memudarkan surat resolusi DK PBB tadi.
Di bidang Keamanan dan Politik, Sudan termasuk negara yang paling rajin melakukan “Kudeta” semenjak merdekanya hingga detik ini. Belum lagi perang saudara antara pemerintah Sudan dan para pemberontak Sudan Selatan yang menginginkan kemerdekaan, tentu saja desakan ini didalangi oleh Amerika yang notabenenya untuk mengambil keuntungan dari Sudan Selatan berupa minyak bumi yang melimpah ruah.
Pada tanggal 1 April 2005, DK PBB mengeluarkan resolusinya untuk menghukum para petinggi Sudan atas perang saudara yang berlangsung 22 tahun dan menelan lebih kurang 1 juta jiwa dari kedua belah pihak. Resolusi ini dapat tekanan dari berbagai negara-negara arab lainnya terutama negara China (punya hak Veto), Korut dan Malaysia (PERTAMINA Indonesia pernah ditawarkan untuk menanggulangi pengeboran minyak Sudan pada era 1980an, karena Sudan merasa berhutang budi terhadap Republik Indonesia yaitu negara pertama kali yang mengakui kemerdekaan Sudan pada tahun 1956 di Konferensi Asia-Afrika sampai sekarang). Tekanan-tekanan ini akhirnya memudarkan surat resolusi DK PBB tadi.
Sebelumnya, untuk mengakhiri perang saudara di Republik Sudan dan mengawali perdamaian di bumi El-Nilein, pemerintah mengadakan Ittifaqus Salam terhadap pemberontak pada awal Januari 2005, konsekuensi hasil perundingan tersebut adalah mengangkat kepala pemberontak yaitu DR. John Garang menjadi wakil presiden I (ada dua wakil presiden). Pelantikan dilaksanakan pada tanggal 6 Juli 2005.
Tertanggal 28 Juli 2005 DR.John Garang tewas atas jatuhnya helikopter yang ditumpanginya setelah ziarahnya dari negara bagian selatan Sudan yaitu Uganda (Sumber persenjataan pemberontak Sudan Selatan sekaligus “adik angkatnya Amrik”). Tepat 22 hari dilantiknya DR.John Garang menjadi wakil presiden I.
Hal inilah yang menjadi pemicu kerusuhan pada tanggal 1 Agustus 2005 yang memakan korban hampir 250-an orang. Terutama bagi warga asing keturunan Arab dan masyarakat Sudan Utara yang umumnya berwajah arab. Pusat kerusuhan terletak di wilayah Khartoum I tempat pusat pemerintahan, industri, usaha.
Tertanggal 28 Juli 2005 DR.John Garang tewas atas jatuhnya helikopter yang ditumpanginya setelah ziarahnya dari negara bagian selatan Sudan yaitu Uganda (Sumber persenjataan pemberontak Sudan Selatan sekaligus “adik angkatnya Amrik”). Tepat 22 hari dilantiknya DR.John Garang menjadi wakil presiden I.
Hal inilah yang menjadi pemicu kerusuhan pada tanggal 1 Agustus 2005 yang memakan korban hampir 250-an orang. Terutama bagi warga asing keturunan Arab dan masyarakat Sudan Utara yang umumnya berwajah arab. Pusat kerusuhan terletak di wilayah Khartoum I tempat pusat pemerintahan, industri, usaha.
Sudan Selatan memilih untuk berpisah dari Utara dan menciptakan negara ke-193 dunia. Demikian hasil sementara referendum pada 9-15 Januari lalu yang dirilis, kemarin.
Chan Reec selaku ketua Biro. Referendum Sudan Selatan di Juba menyatakan sebanyak 99,57% suara memilih kemerdekaan. Hanya 16.129 suara yang ingin tetap bersatu dengan Sudan. Pemisahan juga merupakan keinginan warga Sudan Selatan yang bermukim di Utara dan luar negeri dengan jumlah suara masing-masing sebanyak 58% dan 99% suara. Adapun penghitungan suara sementara secara keseluruhan yang dimuat situs Komisi Referendum Sudan Selatan menunjukkan dukungan mutlak terhadap kemerdekaan, yaitu 98,83% suara atau sekitar 3,8juta orang. sehingga semenjak saat itu terbentuklah dua negara di tanah sudan, yaitu Sudan dan Sudan selatan.
source:
- id.wikipedia.org
- wahdahsudan.wordpress.com
- bataviase.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar