Nama saya Ruliana Nurfadhila. Panggilan saya Dyla. Saya dilahirkan di Rumah Sakit Asri daerah Panglima Polim Raya No 1 dengan dokter Krisna, yang masih saudaraan dengan ayah saya. Saya lahir pada hari Senin tanggal 16 Mei tahun 1994. Ayah dan ibu saya sangat bahagia saat saya dilahirkan. Pada tanggal 10 Juli 1988 ibu saya melahirkan kakak saya yang pertama. Lalu pada tahun 1992, kakak saya yang kedua dilahirkan tetapi pada hari yang sama, ia meninggal dunia dikarenakan sakit yang dideritanya. Pada tanggal 16 Desember 1995, ade saya dilahirkan. Jadi, saya adalah anak kedua dari tiga bersaudara.
Kakak, Saya dan Adik Saya |
Saya selalu dikelilingi orang-orang yang sayang sekali kepada saya. Saat saya kecil, saya sangat pendek dan gemuk. Tante dan om saya menanyakan kepada ibu saya, mengapa saya masih pendek jika dibandingkan dengan anak seumur saya. Mereka berpikir apakah saya tidak tumbuh tinggi seperti anak lainnya. Pada saat umur 2 tahun, saya mulai meninggi. Terus bertambah tinggi. Hingga saat saya SD kls 2, saat ada acara kumpul keluarga besar, saya dihampiri oleh tante saya. Tante saya berkata “kamu bertambah tinggi dengan sangat cepat, tante kira dulu kamu akan pendek tidak tumbuh tinggi”.
Pada umur 3 tahun saya dimasukkan playgroup oleh orang tua saya yang letaknya dekat rumah nenek saya, di daerah Dwijaya. Jarak antara rumah nenek saya dan playgroup saya sekitar 5 rumah. Tetapi sekarang playgroup tersebut sudah tidak ada. Tanah sudah dibeli orang dan dijadikan tempat tinggal. Terakhir saya kesana saat kls 1 SMA, hanya terdapat tanah yang di atasnya ada rumah kosong. Gelap, kotor, dan tidak terawat, seperti tidak ada yang menghuni disana.
Saat saya berangkat ke playgroup, saya diantar oleh orang rumah yang sedang tidak beraktifitas, tetapi saat pulang dari playgroup saya pulang sendiri. Saya sudah mulai dididik mandiri oleh orang tua saya. Di playgroup saya bernyanyi-nyanyi dan bermain bersama teman-teman. Setiap bel pulang berbunyi, kursi harus dinaikkan ke atas meja. Terkadang saya tidak kuat untuk mengangkat kursi untuk diletakkan di atas meja. Teman sebelah saya suka membantu untuk meletakkan kursi di atas meja. Sebelum pulang, di playgroup diwajibkan untuk berdoa terlebih dahulu dipimpin oleh seseorang di depan kelas. Setelah berdoa, kita semua sekelas menyanyi lagu “Sepatu Gelang” bersama-sama dipimpin oleh bu guru di depan kelas. Setelah selesai bernyanyi, kami semua diizinkan pulang ke rumah masing-masing. Saya tidak takut untuk pulang sendiri ke rumah. Tetapi setiap pulang ke rumah harus melewati jalan yang rumahnya ada seekor anjing. Tetangga nenek saya memelihara anjing besar berwarna coklat. Saya sangat takut kepada anjing. Saya pernah dikejar anjing tersebut hingga menangis. Karena saat melihat anjing itu saya berlari ketakutan, oleh sebab itu saya dikejarnya. Saya menceritakan tentang anjing ke ibu saya. Ibu saya berkata, “Setiap melihat anjing tidak boleh berlari agar kamu tidak dikejar”. Hari setelahnya, saya masih merasa takut. Sehingga saya menginginkan untuk diantar dan dijemput saat sekolah. Beberapa hari setelahnya, saya pulang sendiri lagi. Setiap perjalanan pulang, saya selalu bertemu dengan anjing tersebut. Dan saya selalu jalan dengan sangat pelan-pelan agar tidak dikejar dengan terus melihat ke belakang memeriksa apakah anjing tersebut mengejar saya atau tidak. Setiap hari saya selalu waspada dengan anjing tersebut.
Pada tahun 1997, saat saya berumur 3tahun, Indonesia mulai mengalami krisis. Krisis yang melanda bangsa Indonesia, menjadi awal terpuruknya sebuah negara dengan kekayaan alam yang melimpah. Dari awal 1998, sejak era orde baru mulai terlihat Indonesia terus mengalami kemerosotan, terutama dalam bidang ekonomi. Pada Februari 1998, Presiden Suharto memecat Gubernur Bank Indonesia. Suharto dipaksa mundur pada pertengahan 1998 dan B.J. Habibie menjadi presiden sampai 1996, Asia menarik hampir setengah dari aliran modal negara berkembang. Tetapi, Thailand, Indonesia dan Korea Selatan memiliki “current account deficit” dan perawatan kecepatan pertukaran pegged menyemangati peminjaman luar dan menyebabkan ke keterbukaan yang berlebihan dari resiko pertukaran valuta asing dalam sektor finansial dan perusahaan.
Saat umur 4 tahun, saya lulus dari Playgroup dan dimasukkan ke TK yang bernama TK Aisyiyah di daerah Limau. Saya sering memenangkan berbagai lomba yang ada di TK. Seperti loma Drumband meraih juara 2, se-tingkat Nasional Taman Kanak-Kanak, lomba mewarnai, lomba menempel, dan lain-lain. Saya sangat menyukai hari Sabtu saat TK karena setiap hari sabtu ada makan-makan bersama di dalam kelas dengan teman-teman. Menu yang biasanya dimakan bersama adalah sate ayam. Setiap hari Selasa dan Kamis, ada jadwal Diniyah, yaitu membaca iqra. Saya pergi dan pulang naik mobil jemputan. Tahun pertama saya di TK A, belajar bernyanyi dan menari. Tahun setelahnya saya di TK B, sudah mulai belajar berhitung dan menggambar.
Setelah lulus dari TK B, untuk masuk ke Sekolah Dasar harus dilakukan tes IQ. Saya diterima di SD Muhammadiyah 5 di Limau. Saya bersekolah 6 tahun di Sekolah Dasar. Saat kls 1 hingga kelas 3, jadwal masuk berganti-ganti setiap minggu. Minggu pertama masuk jam 7 pagi lalu pulang jam 10 pagi (masuk pagi), minggu kedua masuk jam 10 pagi pulang jam 1 siang (masuk siang), terus menerus seperti itu hingga saya kelas 3. Saat saya kelas 3, diadakan percobaan pejaran Bahasa Arab. Kami semua sekelas mendapat nilai rendah untuk pelajaran tersebut sehingga untuk tahun setelahnya Bahasa Arab ditiadakan. Di kelas 3, ada seorang bapak guru yang sangat saya takuti, Setiap beliau mengajar, saya sangat takut. Beliau tinggi, dan suaranya besar. Saya pernah menangis dikarenakan ketakutan saat bertemu dengannya. Setiap pelajaran beliau, saya sering keluar kelas untuk menghindari pelajarannya. Saat kelas 4, jadwal masuk sekolah sudah dari jam 7 pagi hingga jam 1 siang, dilanjutkan solat zuhur berjamaah. Saat kelas 6, setelah solat zuhur berjamaah diadakan pelajaran tambahan untuk persiapan ujian akhir sekolah dan masuk ke jenjang selanjutnya yaitu Sekolah Menengah Pertama. Saya menginginkan untuk bersekolah di SMP Negri 19. Saya belajar dengan rajin untuk mendapat SMP yang saya inginkan. Saya bimbel di Bintang Pelajar. Di Bintang Pelajar, saya berteman dengan anak Al-Azhar Pusat. Saya memberitahu kepada ibu saya kalau saya ingin mencoba tes masuk Al-Azhar Pusat. Ibu saya mencari informasi tentang SMP Al-Azhar Pusat. Pendaftaran telah tutup. Penerimaan telah selesai, tetapi kata tata usaha di SMP Al-Azhar tersebut masih ada dua bangku kosong karena anaknya mengundurkan diri. Jadi saat hari Sabtu bulan April, saya mengikuti tes masuk. Alhamdulillah, saya diterima di SMP Al-Azhar Pusat 01. Saya sangat senang mendengar kabar baik tersebut. Perpisahan SD Muhammadiyah 5 dilakukan di Vila Ratu di Sukabumi, keluarga saya ikut untuk menemani.
Setelah lulus SD dan masuk ke SMP, saat MOS pertama saya sangat takut. Di kelas 7, saya bertemu dengan banyak teman baru. Dimulailah hari-hari saya bersama teman-teman SMP. Saya mempunyai nilai yang cukup baik saat SMP. Beberapa minggu setelah MOS, dibuka pendaftaran pengurus baru OSIS SMPI Al-Azhar Pusat 01. Saya sangat berminat mengikutinya. Pada hari yang ditentukan, saya datang untuk menjalani tes Pra-LDK (Pra-Latihan Dasar Kepemimpinan) dengan menginap 2 hari 1 malam. Malam harinya terdapat jurit malam di dalam gedung sekolah. Dalam perjalanan jurit malam tersebut, banyak kakak kelas yang menyamar menjadi setan. Sangat menyeramkan. Setelah tes Pra-LDK selesai, kls 7&8 menunggu hasil pengumuman yang lulus dan dapat melanjutkan untuk ikut LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan). Saat pengumuman saya lulus, dan meneruskan mengikuti LDK. Setelah LDK, dilantiklah pengurus OSIS yang baru. Saya kelas 7 menjabat sebagai seksi humas. Saat kelas 7, terdapat program sekolah yang bernama JAMBORE, dimana siswanya menginap di puncak dan melihat kakak-kakak kelasnya untuk mendemokan ekskul-ekskul mereka. Selain melihat demo ekskul, di sana juga diberi pengetahuan beserta games-games. Ada acara buka bersama seangkatan di bulan Ramdhan yang dilaksanakan di aula sekolah.
Pada tahun selanjutnya, saya naik ke kelas 8, tepatnya di kelas 8D. Pada tahun inilah, tahun yang benar-benar berarti buat saya. Di kls 7, masih terlalu kecil untuk segala hal, di kls 9 banyak ujian-ujian, saya tidak begitu menyukainya. DI kls 8 ini, masa-masa sangat dekat dengan teman-teman sekelas, bermain bersama, melakukan hal-hal yang ingin kita ketahui bersama, pada masa-masa inilah saya merasa mulai menyimpang dan memang nilai saya menurun pada tahun ini, tetapi saya tetap dapat mempertahankan agar tidak terlalu menurun. Masa jabatan OSIS periode 2007-2008 telah berakhir, sehingga dibuka pendaftaran untuk pengurus OSIS selanjutnya. Saya mengikuti pendafataran OSIS, dan mengikutin program Pra-LDK dan LDK untuk pemilihan pengurus. Saat pengumuman pengurus, saya keterima. Saya sangat senang. Jabatan saya pada OSIS SMPI AL-Azhar Pusat periode 2008-2009 adalah Kasekbid Humas. Di kelas 8, ada program Pesantren Ramadhan yang dilaksanakan di Cigombong.
Pada Juli 2009, saya naik ke kelas 9, tepatnya 9C. 9C mempunyai wali kelas yang sangat baik, Sangat mengerti kami, benar-benar dapat menjadi orang tua kedua di sekolah. Beliau bernama Bu Wiwit. Saya mempunyai sahabat baik yang bernama Nur Rahmaniah. Semua teman-teman saya selalu bilang saya dan Nur adalah kembar. Kita berdua tidak merasa kembar, pernah suatu hari kita berdua bercermin bersama dan tertawa setelahnya karena waktu itu kita terlihat memang mirip. Tapi setelahnya kita tidak mirip. Suatu hari kita berdua jalan bersama, dan banyak orang yang berkata “kalian kembar ya?”.
Saya dan Nur |
Saya ingin bersekolah di Labschool. Saya les BTA untuk lebih mempersiapkan diri untuk UN, dan masuk SMA. Bulan Maret, pendaftaran SMA Labschool Kebayoran dibuka. Saya dan teman-teman mengambil formulir pendaftaran. Saya belajar dengan baik agar dapat diterima di sekolah yang saya inginkan, yaitu SMA Labschool Kebayoran. Akhirnya hari tes SMA Labschool dilaksanakan, saya mengerjakan dengan kemampuan yang saya punya. Pada pengumuman penerimaan siswa baru, saya sangat senang karena nomer tes saya ada di daftar nama yang keterima. Di lain sisi, saya sangat sedih karena harus berpisah sekolah dengan sahabat saya, Nur. Saya alumnus angkatan 37 yang bernama “Incredibles Memories of Thirty Seven” (IMMORTAL).
Bulan Juli 2009, saya mengikuti MOS SMA Labschool Kebayoran. Saya kaget sewaktu awal harus makan dihitung, secara komando. Di kls 10, banyak sekali kegiatan yang sangat melatih fisik dan mental. Di bulan Oktober, ada “Trip Observasi” yang sangat melatih kemandirian, kekompakan dan tanggung jawab kita. Saat Pra-TO selesai, lahir nama angkatan 9, yang bernama “Nawa Drastha Sandyadira” (NAWASTRA). Pada bulan April 2010, ada Lapinsi, lalu TPO yaitu tes fisik dan tes makalah untuk menjadi pengurus OSIS. Pengumuman penerimaan OSIS diumumkan setelah BINTAMA selesai. Pada Juni 2010, seminggu setelah class meeting, ada program BINTAMA. BINTAMA dilakukan di Serang, Grup-1 Kopassus selama 6 hari 5 malam. Beberapa minggu seusai BINTAMA, diumumkan hasil tes osis. Pada 9 Agustus 2010 dilakukan Lalinju (lari Lintas Juang) berjarak 17km dan pada 17 Agustus 2010 saya beserta teman-teman dilantik untuk menjadi pengurus OSIS yang baru yang bernama “Dranadaraka Wiraksaka”
XE |
Saya bersyukur dapat masuk ke kelas XI IPA yang saya inginkan. Di kelas IPA sangat membutuhkan belajar yang keras untuk mengerti pembahasannya. Saya berusaha memperbaiki nilai raport karena sekarang nilai raport sudah mempengaruhi UN saat kelas 12 nanti. Tanggal 15 Desember 2010, ayah saya meninggal dunia. Ini adalah hal yang paling saya takuti. Demi ayah, biar ayah dapat tenang, kami semua yang ditinggalkan belajar untuk ikhlas.
Saya bercita-cita menjadi dokter dan dapat menjadi mahasiswi FKUI. Selain berusaha, saya juga berdoa agar dapat yang terbaik dari Allah buat kehidupan saya kedepannya. Saya ingin dapat membanggakan kedua orang tua saya, terutama ayah.
Adik Saya, Saya, Kakak Saya, ke Tempat Ayah :') |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar