Bayi |
Nama saya Sabrina Tatya Aprisasuri, saya lahir di Jakarta tanggal 27 April tahun 1994. Saya lahir di sebuah rumah sakit bernama “Rumah Sakit Bersalin Asih”. Saya adalah anak pertama dari pasangan Budi Prasongko dan Lisa Sulistiowati. Saya lahir melalui proses normal, dan saya lahir dalam kondisi sehat wal afiat dengan berat 3,1 kilogram serta panjang 47 cm. Pada umur 1 tahun saya sudah terlihat bakat montok dari tubuh saya.
Saya adalah seorang anak perempuan yang gemuk dan banyak tingkah namun lucu. Dikarenakan saya adalah anak pertama maka wajar saja kalau saya sangat dimanja oleh keluarga saya. Setiap hari nenek saya sering mengajak berjalan-jalan walau saya hanya pakai kaos kutang dan popok. Tidak seperti yang terlihat, saya yang bertubuh besar dan bergaya seperti jagoan ternyata sering sekali muntah. Baru tertawa sedikit saya sudah muntah, menangis pun saya muntah. Penyakit muntah saya itu bertahan hingga saya masuk sekolah. Sebagai anak tunggal saya memang dimanja, setiap tahunnya ulangtahun saya selalu dirayakan meskipun hanya dengan keluarga, namun selalu tersedia kue yang sangat enak.
Pada umur 3 tahun, ibu mendaftarkan saya untuk sekolah playgroup di Mutiara Indonesia, sampai saya masuk ke TK A saya bersekolah di sana. Ekskul yang saya ikuti adalah menari, dan saya pernah mengikuti acara tari di TVRI yang menurut saya sangat menyenangkan. Menginjak ke TK B ibu memindahkan saya sekolah di TK Islam Al-Azhar Bintaro. Saya cukup merasa senang bersekolah di sana, apalagi sekolah itu memiliki taman bermain yang cukup banyak mainannya. Sekolah itu juga sangat dekat dengan rumah saya yang terletak di Jalan Camar, daerah Bintaro Jaya sector 3 sehingga saya seringkali berjalan kaki jika pulang sekolah.
Pada waktu kecil saya memang anak yang terlalu dimanja mengakibatkan hingga menjadi nakal, saya sering sekali main ke rumah tetangga dan terkadang diajak pergi tanpa izin kepada ibu atau ayah. Kadang mereka memarahi saya. Sewaktu kecil saya juga sering sekali buang air besar di celana tanpa bilang ke orangtua saya, mereka sangat marah ketika mengetahuinya. Hal itu bertahan cukup lama, mungkin sampai saya masuk Sekolah Dasar di SD Islam Al-Azhar Bintaro. Saya juga sering sekali bermain bersama teman-teman di sekitar komplek, biasanya kami melakukan permainan lompat tali, main lego, main hulahup, main sepedah dan berbagai macam mainan lainnya. Saya juga sering bermain dengan menggunakan pakaian dan sepatu hak tinggi milik ibu saya. Bermain adalah cara satu-satunya untuk menghilangkan rasa bosan dan sepi di rumah, mengingat saya belum juga mempunyai adik saat menginjak umur 6 tahun. Selagi kecil ibu saya mendaftarkan saya untuk mengikuti berbagai les untuk mencari bakat saya, diantaranya les ballet, les menyanyi, les renang, les mengaji, les aritmatika, les piano. Diantara sekian banyak les yang saya ikuti, yang kemudian saya tekuni hingga besar kini adalah les piano.
Akhirnya setelah hampir 8 tahun saya menikmati dimanja serta merasakan kesepian sebagai anak tunggal, ibu saya melahirkan seorang adik perempuan yang diberi nama Shafira Naya Aprisadianti. Perasaan saya senang sekali saat adik saya itu lahir. Pikiran saya saat itu adalah saya memiliki teman bermain sehingga saya tidak akan merasa kesepian lagi di rumah. Namun meski begitu saya juga merasa sedikit iri karena sejak adik saya lahir semua perhatian keluarga saya jadi tertuang ke arahnya. Terkadang saya melakukan hal-hal aneh atau bisa dianggap bodoh hanya untuk menarik perhatian orangtua saya. Adik saya yang kedua lahir ketika saya berumur 10 tahun dan diberi nama Farrel Ayman Abisatyo.
Masa sekolah dasar saya sangat menyenangkan dengan mengenal teman-teman yang sangat beragam. Saya pernah merasakan sangat sedih, ketika kelas 5 SD teman terdekat saya memberi tahu saya bahwa ia akan segera pindah sekolah. Bukan hanya pindah sekolah, tetapi ia akan pindah ke Negara lain. Amerika. Saya tahu itu sangat jauh dan saya tidak akan bertemu lagi dengan dia. Pada saat hari ia akan pergi saya menangis sejadi-jadinya. Bayangkan, hampir setiap malam saya berkomunikasi lewat telepon dengan dia, bercerita tentang permasalahan masing-masing yang terjadi, dan sekarang dia akan pergi ke suatu tempat yang sangat jauh untuk waktu yang tidaklah sebentar. Rasanya sedih sekali. Hari demi hari setelah kepindahan dia, saya mulai bisa bermain lagi dengan teman-teman yang lain, meskipun terkadang rasa kangen sering hinggap.
Kelas 6 SD adalah akhir perjuangan saya di Sekolah Dasar, saat itu saya benar-benar menikmati masa-masa SD saya. Saya memiliki teman-teman yang luar biasa menyenangkan dan telah mengalami suka duka selama 6 tahun lamanya bersama mereka. Rasanya sangat berat untuk meninggalkan kenangan di SD, namun masa depan menanti dengan cerah sehingga saya pun terus belajar untuk mendapatkan hasil terbaik di akhir pendidikan dasar saya.
Saya lulus SD dengan nilai yang cukup memuaskan, dan melanjutkan pendidikan ke SMP Labschool Kebayoran. Beberapa teman SD saya juga masuk ke sekolah yang sama. Di sana saya adalah angkatan ke enam. Tahun pertama di SMP cukup menyenangkan, nilai-nilai saya juga cukup memuaskan sehingga saya bisa naik kelas dengan baik. Begitupun tahun kedua, yang sering dianggap masa ‘nakal-nakalnya’. Benar saja, pada tahun kedua SMP, nilai saya menurun secara drastis, dan jelas orangtua saya marah besar, kemudian saya benar-benar berusaha untuk mengembalikan nilai saya yang dulu jauh lebih baik dari masa itu, dan Alhamdulillah, saya bisa naik ke kelas 3 dengan lancar.
Tahun ketiga saya bersekolah di SMP Labschool Kebayoran adalah masa yang paling indah yang pernah saya rasakan, dimana kami angkatan Averla Sixeras bersama-sama berjuang untuk mendapatkan hasil yang sangat memuaskan dalam 3 tahun pendidikan kami di SMP. Saya sempat mengalami yang namanya “Stress” belajar pada saat kelas 3, saya juga sempat terserang sakit demam berdarah yang menyebabkan saya harus dirawat inap selama beberapa hari di rumah sakit. Namun pada akhirnya semangat belajar saya kembali tumbuh untuk kemudian meraih hasil sebaik-baiknya.
Rasanya berat dan sedih sekali untuk berpisah dengan teman-teman yang sungguh luar biasa menyenangkan, juga yang telah berjuang bersama-sama, dan kemudian harus melanjutkan ke SMA pilihan masing-masing demi mencapai cita-cita dan masa depan yang cerah yang telah menanti di depan sana. Angkatan kami lulus 100% dan sukses di terima di sekolah SMA pilihan masing-masing, dan itu adalah saat-saat yang paling membahagiakan sekaligus mengharukan bagi saya dan teman-teman saya.
Dan akhirnya, saya pun masuk di SMA Labschool Kebayoran, lingkungan yang sudah tidak asing lagi bagi saya, seperti yang sudah saya terangkan bahwa saya adalah lulusan dari SMP Labschool Kebayoran. Saya adalah angkatan ke 9 dan memiliki nama Nawa Drastha Sandyadira. Masa di SMA memang menyenangkan, apalagi memiliki teman-teman baru dari berbagai latar belakang SMP yang berbeda-beda, sangatlah menyenangkan. Namun sangat sulit bagi saya untuk menyesuaikan pelajaran yang harus di pahami. Kelas 10 saya lalui dengan susah payah, remed berkali-kali, nilai yang kurang dan tidak kunjung tuntas saya alami. Namun hasil dari usaha itu saya dapat naik ke kelas 11 dengan jurusan IPA, jurusan yang memang saya inginkan, dengan juga harapan dapat membanggakan kedua orangtua saya. Saya juga sangat ingin tergabung dalam organisasi OSIS pada saat itu, dan Alhamdulillah berkat usaha yang tekun dan ridho dari Allah, saya dapat lulus tahap-tahap pemilihan OSIS, dan kini bergabung dalam OSIS Dranadaraka Wiraksaka, di akhir kelas 10 juga saya berkesempatan mengikuti festival budaya di Perancis, dan itu merupakan pengalaman yang sangat mengesankan yang tidak akan pernah saya lupakan bersama teman-teman.
Kini saya duduk di kelas 11 IPA 3, dan sedang dalam upaya keras menaikkan nilai-nilai saya yang kembali turun. Meskipun saya tahu itu tidaklah mudah, namun saya yakin bahwa saya bisa dan saya mampu untuk memberikan yang terbaik di akhir kelas 11 ini. Harapan saya untuk kedepan, saya dapat naik kelas 12 dengan nilai yang sangat memuaskan dan lancar dalam menjalankan kelas 12 serta lulus UAN dan kemudian diterima di perguruan negeri yang saya dambakan yaitu Universitas Indonesia fakultas ekonomi, lalu menjadi orang yang sukses dan berbakti serta selalu ingat dengan Allah.
Sekian autobiografi tentang saya, semoga tulisan saya ini bisa menjadi pelajaran atau mungkin motivasi bagi anda yang membaca, mohon maaf atas segala kekeliruan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar