16 TAHUN PENUH ARTI KEHIDUPAN
Saya lahir dengan sehat dan gendut di waktu subuh pada hari jumat 12 agustus 1994 di sebuah rumah sakit bernama graha medika yang terletak di daerah kebon jeruk Jakarta barat. Saya lahir dengan berat sekitar 3,5 kg dan berkulit putih. Rumah sakit tersebut berada sangat dekat dari rumah saya yang juga berada di kebon jeruk. Saya adalah anak ke-3 dari 3 bersaudara dari pasangan marwan cut hasan dan rosmiwati. Saya lahir pada saat ibu dan ayah saya berusia 11 tahun perkawinan. Pada tahun 1994 ayah saya masih bekerja di sebuah bank bernama Bank Duta dan saat itu banyak sekali kerabat dekat ayah saya yang berkunjung untuk melihat kelahiran saya di rumah sakit. Ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga tulen yang sangat mahir memasak dan sangat mencintai anak anaknya. Pada saat saya baru lahir, saya terkena virus penyakit yang sedang berkembang di rumah sakit tersebut yang menyebabkan saya harus dirawat kembali di rumah sakit. Saya dirawat selama hampir 1 bulan. pada waktu itu saya mengalami masa-masa kritis karena daya tubuh seorang bayi itu sangan rendah.
MASA BALITA
Sejak lahir saya sudah tinggal di rumah saya yang cukup luas dan indah di Taman Kedoya Permai B4 No 9 Kebon jeruk. Semasa kecil saya sering dibawa pergi ke luar rumah seperti mall, sekolah kakak abang saya, bahkan sekedar ke taman di perumahan saya. Masa masa kecil saya lumayan mengasyikkan ayah saya memberikan saya sepeda sekedar untuk bermain di dalam rumah. Karena waktu itu umur saya berbeda sekitar 8 dan 5 tahun terhadap kakak abang saya, maka ketika kecil saya kurang dekat dengan mereka. Mereka lebih sering mengganggu saya sampai saya menangis hahaha. Berhubung ketika kecil saya memang gendut dan sangat gemar makan makan banyak orang yang senang dengan saya.
Pada tahun ke-tiga saya sekeluarga berlibur ke Jogjakarta menggunakan kendaraan pribadi. Liburan ini sangat menyenangkan walaupun tidak banyak yang diingat karena masih kecil. Jadi pada waktu itu saya sekeluarga dan satu supir naik mobil sedan. Sepanjang perjalanan sering mengompol di pangkuan ibu saya dan kami singgah di kota2 besar sepanjang perjalanan contohnya semarang Cirebon bandung solo magelang dan lainnya. Saat disana kami mengunjungi banyak tempat seperti candi Borobudur, candi prambanan dan juga keraton jogja. Umur 3 tahun saya sudah memasuki masa pra-sekolah playgroup. Masa masa itu saya mulai bersosialisasi kepada orang-orang dan memiliki teman. Dimana saat itu saya disenangi guru dan teman-teman. Kakak dan abang saya saat itu sudah menginjak bangku sekolah sd dan smp.
Banyak kegiatan yang saya ikuti pada umur 4. Saya sering diikutkan perlombaan abang none, menyanyi, melukis, peragaan busana, dan masih banyak perlombaan yang sering membuahkan hasil. Pada waktu itu juga saya sering berkunjung ke kantor TVRI untuk masuk TV. Pada tahun itu pula kami sekeluarga berwisata ke Pulau Bali. Saya takut sekali dengan pasir laut saya tak mengerti mengapa saya takut akan pasir. Kemudian disana saya sering sekali berfoto dengan turis-turis yang berwisata juga. Menurut ibu saya saya sering sekali rewel dan menangis jika melihat pasir.
Pada tahun 1998 pula terjadilah gejolak ekonomi krisis moneter di Indonesia yang menyebabkan harga dollar melanjok ke kisaran Rp 15.000 per dollar. Pada waktu itu sering terjadi huru-hara dan penjarahan massal. Karena kebetulan ada sebuah supermarket bernama permata sehingga banyak orang-orang yang membawa hasil jarahannya memasuki perumahan saya, banyak sekali yang membawa troli berisi makanan hasil jarahan dan apapun yang tersisa di toko tersebut. Pada waktu itu orang-orang merusuh dengan merusak-rusak toko orang orang yang berdarah tionghoa. Banyak orang keturunan tionghoa yang dibunuh dan disiksa karena memang penjarahan itu sangat sensiitif teradap keturunan tersebut. Pada waktu itu kami sekeluarga hanya bisa menonton dari rumah saja. Kami tidak berpergian keluar rumah untuk menjaga keselamatan diri. Saya ketika itu menangis karena melihat peristiwa mobil, toko, rumah dibakar.
Banyak kegiatan yang saya ikuti pada umur 4. Saya sering diikutkan perlombaan abang none, menyanyi, melukis, peragaan busana, dan masih banyak perlombaan yang sering membuahkan hasil. Pada waktu itu juga saya sering berkunjung ke kantor TVRI untuk masuk TV. Pada tahun itu pula kami sekeluarga berwisata ke Pulau Bali. Saya takut sekali dengan pasir laut saya tak mengerti mengapa saya takut akan pasir. Kemudian disana saya sering sekali berfoto dengan turis-turis yang berwisata juga. Menurut ibu saya saya sering sekali rewel dan menangis jika melihat pasir.
Pada tahun 1998 pula terjadilah gejolak ekonomi krisis moneter di Indonesia yang menyebabkan harga dollar melanjok ke kisaran Rp 15.000 per dollar. Pada waktu itu sering terjadi huru-hara dan penjarahan massal. Karena kebetulan ada sebuah supermarket bernama permata sehingga banyak orang-orang yang membawa hasil jarahannya memasuki perumahan saya, banyak sekali yang membawa troli berisi makanan hasil jarahan dan apapun yang tersisa di toko tersebut. Pada waktu itu orang-orang merusuh dengan merusak-rusak toko orang orang yang berdarah tionghoa. Banyak orang keturunan tionghoa yang dibunuh dan disiksa karena memang penjarahan itu sangat sensiitif teradap keturunan tersebut. Pada waktu itu kami sekeluarga hanya bisa menonton dari rumah saja. Kami tidak berpergian keluar rumah untuk menjaga keselamatan diri. Saya ketika itu menangis karena melihat peristiwa mobil, toko, rumah dibakar.
Saat saya berumur 5 tahun saya mulai memasuki kelas TK B. Pada saat itu juga saya pergi menuju kota Surabaya untuk menghadiri pesta pernikahan saudara sepupu. Kami berangkat menggunakan kereta eksekutif argo anggrek yang sangat nyaman. Waktu itu saya sangat menikmati perjalanan dengan kereta karena bisa melihat pemandangan yang indah seperti sawah-sawah dan gunung yang terlintas sepanjang perjalanan menuju Surabaya. Kereta menuju Surabaya sering melakukan persinggahan di stasiun-stasiun besar seperti stasiun Cirebon dan stasiun Semarang. Kami mengitari kota Surabaya dan akhirnya menuju kota malang yang terkenal sebagai kota penghasil apel. Cuaca di kota Malang adalah sejuk sehingga nyaman untuk dinikmati.
MASA SD
Pada Tahun 2000 saya menginjakkan kaki di bangku sekolah SD Bhakti YKKP. Di sekolah itu banyak sekali teman-teman TK yang akhirnya masuk di SD yang sama. Saya masuk ke kelas 1A yang katanya isinya orang-orang pintar. Pada tahun tahun awal di sekolah SD, saya mulai bersosialisasidengan teman-teman. Prestasi saya ketika masuk ke sekolah ini termasuk biasa-biasa saja. Tapi saya cukup menyenangi pelajaran-pelajaran saat itu. Pada tahun itu saya dan sekeluarga melancong ke Negara Singapura. Itu untuk pertama kalinya saya pergi keluar negeri. Saya sangat menikmati perjalanan itu karena mendapatkan suasana baru yang tidak ada di Indonesia. Saat berada di Singapura saya menginap di sebuah hotel bernama Royal Plaza. Hotelnya sangat bagus menurut saya dan hotel tersebut termasuk hotel islami karena hampir semua staffnya mengucapkan salam dalam islam kepada kami sekeluarga. Hari-hari di singapura lebih sering untuk berbelanja entah itu pakaian sepatu ataupun sekedar makan eskrim potong di pinggir jalan orchard. Orang-orang yang berada di singapura sangat tertib berlalu lintas dan juga patuh dan tunduk dalam aturan sehingga kami yang dari Indonesia yang terkenal kurang patuh aturan sangat terkesima oleh sikap warga Negara singapura atau bahkan pelancong yang sedang berada disana. Mereka membuang sampah di tempat sampah khusus untuk sampah basah kering dan sampah kaleng-kalengan. Para pejalan kaki juga tertib berlalu lintas dengan menyebrang di tempat yang disediakan di lampu merah dan tidak menyebrang di tengah jalan yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Kendaraan umum disana juga sangat terawatt dan sangat teratur. Bus-bus nya pun sangat amat nyaman dan sangattertib berlalu lintas juga. Saat disingapura saya mengunjungi beberapa temat seperti jurong bird park, sentosa island dan juga sentec city. Jurong bird park hampir tidak ada beda dengan taman safari. Jujur saja saya lebih senang ke taman safari karena lebih berhawa sejuk menurut saya. Disana saya membeli pakaian dan juga mainan yang sangat jarang di Indonesia. Kebetulan saya sangat menyukai mainan mobil-mobilan dan saya memborong banyak sekali mainan disana. Ada suatu peristiwa yang membuat saya ketakutan disana. Saya hampir saja hilang saat sedang berbelanja di mall takashimaya. Jadi ceritanya ketika sedang berbelanja, saya ditinggal ayah saya yang sedang berblanja di bagian lain mall tersebut. Saat saya sudah selesai melihat-lihat mainan saya tidak melihat ayah saya, jadi saya memutari departemen store tersebut untuk mencari ayah saya. Karena saya belum fasih berbahasa inggris maka saya tidak memberanikan diri ke 'call center'. Akhirnya setelah setengah jam saya memutari departemen store tersebut, saya akhirnya baru menemui ayah saya. Saya sempat meneteskan airmata karena saya takut saja hilang di negeri orang. Apalagi disana menggunakan bahasa inggris walaupun banyak yang bisa berbicara bahasa melayu.
Ketika berumur 7 tahun saya menginjak bangku kelas 2 SD. Saya mengakui ini adalah masa-masa saya tidak mengerti tentang pelajaran. Nilai-nilai saya di kelas 2 SD terlihat sangat anjlok, entah mengapa sebab akibatnya saya tidak tahu.yang pasti memang saya tidak menyerap apa-apa yang diajarkan pada kelas 2. Peristiwa penting di tahun 2001 adalah terjadinya peristiwa 11 september atau 9/11 yang terjadi di Amerika serikat. Jadi ada sebuah pesawat yang dengan sengaja menabrak gedung World Trade Center Twin Tower. Akibat peristiwa ini banyak sekali korban meninggal. Banyak sekali yang menuduh tokoh alqaeda yang melakukan aksi keji ini. Tapi saya sebagai umat islam tidak mempercayai kabar gossip ini. Orang-orang asikg sengaja menciptakan paradigm bahwa orang islam yang melakukan aksi ini. Padahal sampai sekarang ini belum ada fakta yang jelas tentang perisitiwa ini.
Umur 8 di kelas 3 adalah titik balik saya dalam proses belajar di sekolah. Saat saat itu saya mulai bisa menyerap pelajaran dengan baik sehingga saya bisa mendapat kan peringkat ke 4 dikelas waktu itu saya sangat bangga denga prestasi tersebut. Saya tidak pernah membayangkan bahwa saya sebenarnya pintar tapi tidak rajin dalam belajar.
Memasuki kelas 4 saya mulai mengikuti kejuaraan-kejuaraan sains untuk mata pelajaran ipa. Karena waktu itu pelajaran ipa sangat amat menyenangkan maka saya sering mendapatkan nilai 9. Maka saya sering diikutkan dalam lomba-lomba sains antar SD.
Memasuki kelas 5 di tahun 2004 saya selalu mendapatkan ranking 3 di kelas. Saya dulu sangatlah bisa belajar dengan tekun. Mungkin kalu bisa dibilang, saat kelas 5 adalah masa-masa terpintar dalam hidup saya. Pada tahun 2004 saya berlibur ke kota Banda Aceh untuk mengunjungi kerabat-kerabat yang memang tinggal disana. Saya ke Aceh sebelum bencana Tsunami melanda aceh. Jadi sebelumnya saya sempat menemui keluarga saya yang saat Tsunami menjadi korban meninggal ataupun hilang. Bencana ini merenggut nyawa banyak keluarga saya dari sebelah ayah. Karena kebanyakan dari mereka adalah orang pesisir yang tinggal di dekat pantai.
Kelas 6 adalah kelas penentuan yang menurut saya proses pembelajarannya sudah mulai menuju ke tingkat yang lebih serius. Saya mulai diberikan soal-soal yang membutuhkan analisis tingkat tinggi. Di kelas enam tersebut saya mulai menetapkan sekolah menengah pertama apa berikutnya yang akan saya emban. Setelah melalui seluruh tes yang cukup sulit, Alhamdulillah saya diterima di SMPN 75. Sekolah tersebut adalah sekolah unggulan di daerah Jakarta barat. Untuk kesekian kalinya pada kelas 6 saya berkunjung ke Nanggroe Aceh Darussalam, kali itu saya ingin melihat perkembangan kota Aceh setelah dilanda bencana Tsunami. Kondisi yang saya lihat pada waktu itu adalah masih belum keseluruhan kota yang telah dirapihkan kembali. Bahkan masih ada perahu-perahu yang bertengger diatas rumah penduduk. Bahkan ada suatu kapal pembangkit listrik yang menjadi saksi bisu dan sekarang telah dijadikan sebagai monument tsunami di tengah kota Banda Aceh.
MASA SMP
Masa SMP saya dimualai dengan masuknya saya ke Sekolah Menengah Pertama 75 di daerah Jakarta barat. Saya menjalani hidup di smp tersebut hanya selama 1 tahun. Saya dipindahkan oleh orang tua ke SMP Labschool Kebayoran pada kelas 2. Pada saat tes masuk kelas 1 SMP Labschool saya tidak diterima, maka orang tua saya mengusakan saya untuk dapat masuk pada kelas 2. Akhirnya setelah saya mengikuti rangkaian tes yang cukup sulit, Alhamdulillah saya dapat diterima di kelas 2. Saya sangat senang dapat diterima di Labschool karena saya melihat sekolah tersebut sangat prestise di mata orang-orang.
Memasuki kelas 2 di sekolah yang baru buat saya adalah suatu tantangan yang harus dijalani. Saya sebagai warga baru pada saat itu sangat canggung pada orang-orang. Bahkan ada suatu ketika saya susah untuk mendapatkan teman karena saya adalah orang yang agak lama untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Pada saat itu saya diterima di kelas 8A. anak2 di kelas itu cukup ramah terhadap kehadiran saya. Tantangan saya berikutnya adalah mempertahankan nilai agar tidak turun di kemudian hari.
Di kelas 3 saya menambah kinerja belajar saya menuju ke yang lebih baik lagi. Saat itu adalah saat dimana sekolah saya sangat sering memberikan kegiatan belajar seperti ‘paket’. Paket ini diberikan setiap hari dan sebenernya saya muak. Tapi tak apalah ini demi kebaikan kita bersama kan. Karena keseringan mendapatkan paket-paket tersebut menyebabkan saya menjadi rajin dan membuahkan hasil yang memuaskan. Saya memperoleh nilai uan 38,25. Itu sangat amat cukup untuk saya. Saya berharap bisa kembali seperti dulu yang selalu rajin belajar di setiap kondisi. Di kelas 3 smp saya baru mengetahui sesuatu yang lebih dari teman. Dan untuk pertama kalinya saya mengungkapkan perasaan yang lebih kepada seseorang. Hahaha tapi itu hanyalah sekedar hiburan dan suatu yang untuk diingat. Dan di kelas 3 itu orang tua saya sangat membebaskan saya untuk pergi kemanapun karena memang nilai saya lagi cemerlang-cemerlangnya pada saat itu.
MASA SMA
Saya diterima di SMA Labschool Kebayoran menggunakan jalur khusus bagi siswa SMP Labschool Kebayoran yang berminat untuk melanjutkan sekolah disana. Jadi Jalur khusus hanya disiapkan untuk 40 siswa. Alhamdulillah saya diterima dan orang tua sangatlah senang saya diterima. Masa-masa kelas 1 sma saya lalui dengan sukaduka pelajar. Saya sangat senang berada di kelas xe karena anak-anaknya kompak dan sangatlah seru. Di kelas 1 kami memiliki banyak sekali acara sekolah seperti Pra-TO, Trip Observasi, Bintama, TPO dan juga acara besar seperti Sky Battle dan Sky avenue. Sejak kelas 1 nilai saya agak menurun karena semangat belajar saya agak menurun. Di kelas 1 kami semua ditunut untuk memilih jurusan yang diminati antara ipa dan ips. Kami semua saat itu ingin masuk ipa, tapi nilai yang menyebabkan penjurusan ini. Alhamdulillah saya diterima di kelas ipa. Di akhir masa kelas xe, kami semua menuju puncak untuk melakukan perpisahan kelas. Kenangan itu sangatlah seru apalagi rumah Della tempat kami menginap sangatlah bagus dan terdapat kolam renang di halaman belakangnya. Kelas 10 ditutup dengan manis.
Saya memasuki kelas 2 dengan sukacita karena saat itu saya akhirnya masuk organisasi MPK Bathara Satya Hayaskara sebagai koordinator seksi Bela Negara yang sangat oke. Jadi organisasi ini adalah memiliki tugas sebagai yang mengendalikan OSIS agar menjalankan tugas dengan benar. Sebagai MPK saya telah mengikuti banyak sekali program sekolah seperti Trip Observasi yaitu program sekolah menuju Purwakarta. Program ini secara keseluruhan sangatlah mendidik. Program ini mengajarkan bagaimana kita hidup di kondisi desa yang membuat kita untuk hidup lebih sederhana dan melakukan pekerjaan yang dikerjakan oleh bapak asuh kita. Selain itu acara yang baru saya ikuti sebagai MPK adalah Bintama di grup 1 kopassus serang. Acara ini sangatlah seru karena menagasah kekompakan angkatan dan membina mental peserta agar menjadi orang yang lebih tangguh kedepannya. Tapi sayangnya di tahun ini, para pelatih kopassus agak melembek terhadap peserta, sehinggal saya kurang melihat adanya hukuman terhadap peserta entah itu push-up atau hukuman apapun. Menurut desas-desusnya, kepala sekolah meminta kepada komandan latihan untuk tidak mengerasi para peserta. Sehingga pelatih acara tersebut terlihat sangat melunak terhadap peserta. Menurut saya seharusnya Bintama harus keras agar mental peserta juga terbentuk. Di kelas 2 ini kami melakukan studi lapangan ke Jogjakarta ke beberapa tempat bersejarah dan juga ke tempat tentang pengetahuan. Trip jogja sangatlah seru karena kami semua naik pesawat terbang yang menurut saya cukuplah nyaman. Setelah melaksanakan Trip jogja kami semua langsung melaksanakan proker angkatan yaitu SKY BATTLE 2011 : Fight For The Pride. Acara ini Alhamdulillah berjalan dengan sukses dengan target surplus tercapai. Proker kami yang berikutnya adalah SKY AVENUE 2011 : Helloween’s Town tunggu kedatangannya aka nada artis artis seru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar