Jumat, 22 April 2011

17 Tahun Hidup Saya


Hari Rabu, 8 Juni 1994, saya dilahirkan. Saya diberi nama Nabel Ihsan Muhammad, nama yang telah dipersiapkan oleh kedua orang tua saya 2 bulan sebelum saya lahir ke dunia. Saya dilahirkan pukul 11 malam, hampir mendekati tanggal 9 Juni. Saya dilahirkan dari pasangan Darwin Dalimunthe dan Safitri Rachmawati, seorang anak laki-laki semata wayang. Untunglah, impian orangtua saya terwujud, mereka ingin melahirkan saya di Rumah Sakit Pondok Indah, karena rumah sakit itu searah dengan jalan pulang kerja kedua orangtua saya yang dulu tinggal di Pamulang dan bekerja di Sudirman. Ada sedikit keanehan tentang kelahiran saya, yaitu saya dilahirkan setelah hampir 10 bulan berada dalam kandungan. Ini menyebabkan saya lahir sudah lengkap dengan rambut yang tumbuh lebat. Saya lahir dengan berat normal, sekitar 3,5 kilogram dan tentunya ketika saya baru lahir saya langsung menjadi tontonan di tempat bayi di rumah sakit karena rambut saya yang lebat. Tanggal kelahiran saya menjadi kebanggaan tersendiri terhadap keluarga saya, karena sama dengan tanggal kelahiran Presiden Soeharto yang saat itu sedang dikenal sukses menjalankan program pembangunan Indonesia.

MASA BALITA
Sekolah saya pertama adalah playgroup Tumble Tots. Namun saya memiliki kenangan buruk di tempat ini. Ketika datang pertama kali untuk perkenalan, saya langsung menangis karena ada tes yang mengharuskan saya untuk bermain perosotan dan melompati sebuah benda yang menurut saya menyulitkan. Akhirnya ibu saya mengurungkan niatnya untuk memasukkan saya ke playgroup, dan akhirnya tahun 1998 saat krisis moneter sedang mendera negeri ini, saya masuk ke TK Islam Dwi Matra yang hanya berjarak 20 meter dari rumah saya. Ketika saya berumur 4 tahun, tempat favorit saya adalah Taman Mini Indonesia Indah dan Ragunan. Saya senang melihat binatang-binatang besar yang banyak terdapat di Ragunan dan di Taman Mini kegiatan favorit saya adalah menaiki monorel dan mengunjungi museum. Sejak kecil, orangtua saya sudah sering mengajak saya berpergian. Bahkan ketika saya berumur 6 bulan, saya sudah terbang dengan pesawat menuju Padang. Saat balita, saya sudah diajak berpergian menuju Yogyakarta, terutama Candi Borobudur yang sudah saya kunjungi 2 kali dalam 4 tahun hidup saya. Menurut orangtua saya, mengajak saya pergi ke luar kota dengan jarak yang jauh bukan sebuah kesulitan karena saya jarang sekali menangis di perjalanan, mungkin karena saya sangat menikmati perjalanan yang jauh itu. Ketika saya memulai hari pertama bersekolah di TK Islam Dwi Matra, walaupun banyak anak-anak yang tinggal di daerah rumah saya, tetapi tidak seorangpun yang saya kenali. Namun dalam waktu sehari, saya sudah mendapatkan teman bermain yang awalnya sama-sama tidak memiliki teman juga yang kebetulan tinggal di komplek yang sama. Masa taman kanak-kanak bagi saya adalah waktu pertama kali saya mendapatkan ilmu dari orang selain kedua orangtua saya. Saya sudah dikenalkan dengan kedisiplinan sejak kecil dan juga kemandirian di TK tersebut. Hanya hari pertama saya pergi kesekolah diantar orangtua, tetapi hari selanjutnya saya langsung pergi ke sekolah sendiri, mengingat jarak yang dekat dengan rumah saya. Ada kebiasaan unik di TK saya setiap hari Sabtu, yakni membawa makanan untuk satu kelas yang berjumalh sekitar 20 siswa. Dan hari Sabtu menjadi hari favorit saya ketika saya TK, walaupun sebenarnya sama saja dengan hari lainnya, namun dengan adanya acara membagikan makanan untuk satu kelas membuat hari itu semakin seru. Bagi saya, TK sangat bermanfaat dalam pembentukan sikap dan kecerdasan anak-anak sejak dini.
MASA SD
Saya masuk ke sekolah dasar yang sama dengan TK saya, yaitu SD Islam Dwi Matra yang lokasinya masih sama pula. Bagi saya, ini adalah masa sekolah yang paling panjang dalam hidup saya. Banyak sekali cerita yang terdapat di dalam 6 tahun masa SD ini. Selama SD, saya sangat senang dengan pencapaian akademik saya. Saya selalu mendapatkan peringkat pertama dari 50an anak di satu angkatan sejak kelas 1 sampai kelas 6 SD. Saya yakin itu bukan karena jumlah anak yang sedikit karena teman-teman saya yang lainnya juga sangat baik dalam hal akademik. Saya sendiri tidak mengetahui apa rahasianya, bahkan dirumah saya tidak pernah belajar dan membaca buku. Hal yang sering saya lakukan dirumah adalah menonton TV dan mungkin hanya belajar ketika ulangan tiba. Jam pulang saya ketika SD adalah jam 2 siang, namun saya selalu pulang kerumah jam 5 sore, selalu menjadi yang terakhir dan terkadang masih melanjutkan bermain di rumah teman saya hingga malam hari. Orangtua saya memberikan kebebasan waktu untuk bermain, asalkan masih dalam jarak yang dekat dengan komplek perumahan saya. Hobi saya sejak kecil adalah bermain tenis, kebetulan karena ada lapangan tenis yang berjarak 500 meter dari rumah saya. Saya juga sering mengikuti perlombaan mata pelajaran MIPA dan mendapatkan beberapa penghargaan. Salah satunya adalah ketika saya mengikuti Olimpiade MIPA hingga tingkat provinsi. Selama saya SD, orangtua saya sering mengajak saya pergi keluar kota, dan perjalanan yang paling saya ingat adalah pulang ke kampung halaman ayah saya di Pekanbaru. Biasanya kami berkunjung ke Pekanbaru selama 3 minggu, termasuk keliling Riau, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat dengan mobil pribadi paman saya selama 1 minggu. Ini adalah pengalaman perjalanan terbaik saya, karena saya bisa mengunjungi Danau Toba yang sudah sejak lama ingin saya lihat dan tentunya Kota Bukittinggi yang sejuk dan indah. Semasa SD, saya melakukan perjalanan ini selama 2 kali, pada tahun 2002 dan 2005. Yang paling saya ingat ketika perjalanan di Sumatera tahun 2002 adalah saat saya mengunjungi Gunung Tua, daerah di Tapanuli Selatan dan saat saya menginap di hotel dekat Danau Toba. Saat berada di Gunung Tua saya merasakan angin yang sangat dingin dan kencang yang masih ada hingga 12 siang hingga kita sulit untuk berjalan melawan arus angin. Tetapi keindahan alam di tempat itu sangat menakjubkan dengan bukit-bukit yang tinggi dan indah. Kemudian saat saya menginap di hotel Danau Toba di kota Parapat, pertama kali dalam hidup saya, kami terpaksa tidur malam hari di dalam mobil karena hotel yang kami tempati bersebelahan dengan diskotik. Sungguh malam yang sangat melelahkan, tetapi pagi harinya semua terbayarkan dengan keindahan Danau Toba yang saya nanti-nanti. Selain perjalanan di Sumatera sebenarnya masih banyak perjalanan jauh yang saya tempuh, salah satunya adalah berkeliling Jawa dengan mbil pribadi. Saya sangat menikmati perjalanan dengan mobil pribadi karena banyak pemandangan yang bisa saya lihat. Namun ketika saya menginjak kelas 6 SD, saya tidak lagi berpergian ke luar kota yang berjarak jauh. Ini dikarenakan saya harus fokus untuk belajar agar mendapatkan SMP yang saya inginkan. Saya sejak kelas 5 SD sudah bercita-cita ingin masuk ke SMP Labschool Kebayoran dan tidak berniat untuk masuk ke SMP negeri. Saya mengikuti tes saringan masuk SMP Labschool dan syukur alhamdulillah saya diterima di sekolah tersebut. Pada tahun 2006 saya lulus dari SD Islam Dwi Matra dan 6 tahun di sekolah itu sangat berkesan dalam hidup saya dan ingin sekali mengulang masa-masa sekolah dasar.

MASA SMP
Penuh kecemasan saat saya masuk SMP Labschool Kebayoran, karena ini adalah pertama kali saya sekolah yang jaraknya tidak dekat dengan rumah saya. Ini adalah pertama kali saya harus diantar kesekolah oleh orangtua saya. Saya masuk ke SMP Labschool Kebayoran pada tahun 2006 dan pertama kalinya saya merasakan Masa Orientasi Siswa yang bagi saya cukup memberatkan. Angkatan 6 adalah angkatan saya ketika SMP dan mendapatkan nama Averla Sixeras saat kelas 3 SMP. Ketertarikan saya di Labschool meningkat ketika saya melihat OSIS yang sangat gagah dengan jas biru tuanya dan terlihat kerja mereka yang terorganisir. Karena itu, sejak awal saya masuk saya langsung berniat mengikuti rangkaian seleksi OSIS yang diawali dengan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa pada Maret 2007. Ini merupakan pelatihan materi dasar kepemimpinan dan saya berhasil menjadi peserta terbaik dalam acara itu. Kemudian dilanjutkan dengan berbagai rangkaian, salah satunya Orientasi Lanjutan di daerah Parung selama 3 hari dan akhirnya kami dikukuhkan sebagai Calon Osis angkatan 6. Bisa dikatakan masa-masa kelas 7 penuh dengan keinginan saya untuk menjadi OSIS, tetapi saya tetap memperhatikan prestasi saya dalam setiap pelajaran agar tidak menurun. Pada bulan Juli 2007, 3 teman saya mencalonkan diri sebagai ketua umum osis dan saya dimasukkan sebagai Ketua Bidang 2 OSIS, yang disekolah lain jabatan itu biasa disebut wakil ketua osis. Saya sangat bangga bisa menduduki jabatan osis yang saya inginkan sejak awal. OSIS angkatan saya bernama Heksatriya Praja Danadyaksa, dan tugas sebagai OSIS sangatlah berat. OSIS ini memiliki program kerja terbanyak, yakni sebanyak 88 program kerja dan alhamdulillah menjadi OSIS pertama yang berhasil menjalankan semua program kerjanya. Salah satu program kerja unggulan kami adalah Labspart yang diadakan pada bulan Agustus 2008. Yang paling dikenang dalam menjalankan program kerja ini adalah mencari dana sebanyak 86 juta dalam waktu 1 bulan. Tetapi akhirnya kami berhasil mendapatkan dana sebesar 30 juta dan sukses menyelenggarakan program kerja yang membuat saya suit tidur selama 2 minggu. Hal ini menjadi pengalaman baik dalam berorganisasi di masa depan. Kemudian kami purna tugas pada tanggal 17 Agustus 2008, tepat setahun masa jabatan kami. Pengalaman saya selama kelas 8 yang paling dikenang adalah mengikuti kegiatan Bina Mental Siswa (BIMENSI) di Yonif 2 Marinir Cilandak. Bagi angkatan kami, ini adalah 5 hari terburuk dalam sejarah hidup kami. 2 jam saya berada di Marinir, saya langsung rindu dengan rumah karena kegiatan ini sangat menguras mental dan tenaga kami semua. Sifat pelatih Marinir yang disiplin dan keras membuat kami semua dongkol, namun kami yakin ada nilai-nilai yang kami ambil dalam pelatihan itu. Selama 5 hari pelatihan, celakanya matahari dengan teriknya bersinar dan hanya satu kali hujan ringan selama 15 menit. Kegiatan yang seharusnya menyenangkan tetapi berubah menjadi kesengsaraan adalah ketika makan, karena kami hanya diberi waktu 5 menit untuk memakan nasi dan lauk yang kering, sampai-sampai saya harus menuangkan air minum saya ke nasi yang saya makan. Walaupun kegiatan ini sangat menyiksa, namun kenangan yang terlukis sangatlah banyak dan sangat berkesan. Bahkan hingga hari ini, alumni SMP Labschool Kebayoran masih sering menceritakan kenangan saat Bimensi. Selanjutnya, kelas 9 adalah masa-masa kami harus fokus untuk ujian nasional. Latihan ujian nasional dilakukan tiga kali seminggu dan selama kelas 9 kami melakukan empat kali tryout Ujian Nasional. Namun fokus saya berbeda karena saya sejak awal sudah ingin masuk ke SMA Labschool Kebayoran melalui jalur khusus. Alhamdulillah saya diterima di SMA Labsky melalui jalur khusus bulan Maret 2009, dan sejak itu saya sudah merasa tenang karena sudah mendapatkan SMA yang diinginkan. Namun bukan berarti saya tidak serius menjalan UN, hal ini terbukti karena saya juga berhasil mendapatkan nilai yang sangat memuaskan dalam hasil UN, yakni nilai 38.00. Akhirnya saya mengakhiri masa SMP saya dengan kelulusan pada tahun 2009. Sungguh SMP adalah masa yang sangat menyenangkan dan menjadi awal saya mencari jati diri sebagai remaja.

MASA SMA
Inilah saat yang ditunggu-tunggu setiap remaja di Indonesia, yakni saat duduk di bangku SMA. Tahun 2009 adalah awal saya menginjakan kaki di SMA Labschool Kebayoran yang berada di gedung yang sama ketika saya SMP. Perjalanan SMA saya diawali dengan Masa Orientasi Siswa yang berlangsung selama 3 hari oleh OSIS. Seperti pelatihan Labschool lainnya, pastinya membutuhkan mental dan tenaga yang baik agar bisa melewati kegiatan-kegiatan tersebut. Selanjutnya kami sebagai junior harus mengikuti kegiatan selanjutnya yaitu Trip Observasi 2010 yang diawali dengan 3 hari pra Trip Observasi pada bulan Oktober. Bagi saya, pra TO lebih berat dibandingkan TO sendiri karena ini adalah momen pembentukan kekompakan angkatan, karena pada saat pra TO angkatan kami akan resmi dibentuk dengan nama dan ketua angkatan yang dipilih bersama. Setelah selesai mengikuti pra TO selama 3 hari, akhirnya angkatan kami dilantik dengan nama Nawa Drastha Sandyadira yang memiliki makna sebagai angkatan 9 yang bermahkotakan persatuan yang kokoh, dan saya bersama Danto dan Olaf diangkat sebagai ketua angkatan yang memiliki singkatan Nawastra ini. Terbukti dengan dilantiknya angkatan kami, awalnya kami saling tidak mengenal dan terpecah-pecah menjadi beberapa kelompok, akhirnya kami bersatu dengan satu kebanggaan sebagai bagian dari Nawastra. Kekompakan ini memudahkan Nawastra untuk melaksanakan program kerja yang akan dilakukan selama SMA. Sejak pertengahan kelas 10, saya sudah berniat untuk kembali aktif di OSIS dan kali ini saya ingin mencoba menjadi ketua umum osis. Akhirnya pada bulan Juli 2010, saya terpilih sebagai ketua osis bersama Diannisa serta Eka Hastari sebagai ketua bidang. 17 Agustus 2010, OSIS ini dilantik dengan nama Dranadaraka Wiraksaka yang memiliki arti sebagai OSIS yang memiliki ketenangan, kekuatan, dan berjiwa pahlawan yang menjaga. OSIS ini memiliki singkatan Drakara yang berjumlah 56 orang sebagai pengurus dan terbagi menjadi 8 seksi serta BPH yang mengurus program kerja OSIS Drakara. Salah satu kegiatan OSIS yang akhirnya dijadikan sebagai kegiatan satu angkatan adalah Skybattle 2011 yang selesai kami selenggarakan pada bulan Februari lalu, sebuah perlombaan olahraga antar SMA sejabotabek. Kegiatan ini sangat menguras tenaga Nawastra karena kamilah yang harus membuat acara ini menjadi sukses. Kami juga menggandeng angkatan dibawah kami untuk bersama-sama mensukseskan Skybattle 2011, karena suksesnya tahun ini dapat sangat mempengaruhi kegiatan yang akan mereka lakukan tahun depan. Ini merupakan salah satu kegiatan yang sangat menyenangkan bagi siswa SMA karena membuat perlombaan olahraga ini menjadi kebanggaan satu sekolah dan kami selalu bersaing dengan sekolah lainnya. Namun berbagai macam kesulitan menerpa kepanitiaan acara ini, mulai dari masalah dana dan teknis acara. Tetapi kami berhasil mengatasi segala macam permasalahan yang terjadi dan dapat dengan sukses menyelenggarakan acara ini. Kami berhasil mendapatkan 65 sekolah yang ikut berlomba dalam Skybattle 2011, sungguh hasil kerja keras Nawastra serta angkatan dibawah kami hingga meraih sukses besar dalam acara ini. Terlihat jelas bagaimana Labschool memiliki siswa-siswa yang dapat mengorganisir acara dengan baik dan terkoordinir dengan rapi. Sekolah lain tentunya akan melihat Labschool Kebayoran sebagai sekolah yang sukses dalam menyelenggarakan berbagai macam acara dengan bermodalkan kekompakan angkatannya. Selanjutnya masih ada kegiatan besar lainnya yang akan mewarnai masa-masa SMA saya, yakni SkyAvenue 2011 yang akan dilaksanakan pada tanggal 30 Juli 2011 di Tennis Indoor Senayan. Sejak Skybattle berakhir, fokus kami langsung berlanjut kepada SkyAvenue yang tentunya memiliki tantangan yang lebih besar.

Masih panjang perjalanan seorang remaja menghadapi masa depannya. Saya memiliki cita-cita untuk melanjutkan kuliah di teknik pertambangan ITB dan bekerja di salah satu perusahaan ternama. Intinya, saya bercita-cita menjadi seorang anak yang bisa membanggakan kedua orangtuanya dengan hasil keringat dan kerja keras yang disertai dengan keikhlasan.


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar