Senin, 30 Mei 2011

Saya dan Republik Madagaskar, Escape to Africa

 
Pernah menonton film Madagaskar? Film ini, menceritakan tentang empat ekor hewan yang tinggal di sebuah kebun binatang di Amerika. Pada sekuelnya, akhirnya keempat hewan ini  berhasil pulang ke kampung halamannya di Afrika, tepatnya di Madagaskar. Penasaran dengan Madagaskar?





 
Madagaskar mempunyai ibu kota bernama Antananarivo yang juga merupakan kota terbesarnya. Bahasa resminya adalah Malagasi dan Perancis, karena Madagaskar adalah bekas jajahan negeri Napoleon tersebut. Merdeka pada tanggal 26 Juni 1960 dari Prancis dan mempunyai total luas wilayah 587.041 kilometer persegi. Populasinya mencapai 20 juta orang lebih.
Republik Madagaskar adalah sebuah negara berbentuk pulau yang terletak di Samudra Hindia. Tepatnya di lepas pantai tenggara benua Afrika. Pulau Madagaskar memiliki luas sekitar 587.000 kilometer persegi dan dikenal sebagai pulau terbesar keempat di dunia. Madagaskar juga dikelilingi oleh pulau- pulau kecil dengan pulau terbesar bernama Jadilah usil dan usil Bohara.
Zaman dahulu, pecahnya benua Gondwana memisahkan daratan Madagaskar, Antartika, dan India dari Amerika Latin dan Afrika. Madagaskar kemudia terlepas dari India sekitar 88 juta tahun yang lalu. Terisolirnya pulau ini menciptakan spesies- spesies yang unik di dalamnya. 80% spesies yang ada di sini tidak dapat ditemukan dibagian dunia manapun. Geografis madagaskar dabat dibagi menjadi beberapa wilayah, terdiri dari hutan hujan di timur dan selatan, hutang kering di barat, serta padang pasir dan hutan berduri di selatan. Sayangnya, satwa- satwa liar yang unik saat ini keberadaanya semakin terancam oleh pemukiman manusia dan penggundulan hutan. Padahal, dulu pada saat kepemimpinan presiden Ravalomanana, pemerintah Madagaskar bermitra dengan lembaga internasional untuk menerapkan langkah- langkah konservasi besar- besaran terkait dengan ekowisata sebagai bagian dari strategi pembangunan nasionall. Namum, dibawah pemerintahan Rajoelina, terjadi peningkatan dramatis dalam kasus illegal logging kayu langka dan perburuan serta penjualan spesies langka dan ternacam punah, seperti lemur.
Para arkeolog percaya bahwa Madagaskar pertama kali dihuni antara sejak 300 tahun sebelum masehi dan 500 tahun sesudah masehi. Kemungkinan besar, nenek moyang orang madagaskar berasal dari Nusantara, tepatnya dari pulau Kalimantan yang sampai kesana dengan menggunakan perahu kano. Sekitar 1000 tahun sesudah masehi, barulah imigran lain asal arab, afrika timur, Indian, cina, dan perancis berdatangan. Hal ini membuat Madagaskar sangat kaya akan budaya. Kelompok etnis di Madagaskar serng dibagi menjadi enam belas atau lebih. Kelompok terbesar adalah Merina yang tinggal di dataran tinggi sekitar Antananarivo dan suku Betsimisaraka yang tinggal di pantai timur sekitar daerah  Toasmasina. Penampilan tubuh orang Austronesian yang merupakan nenek moyang madagaskar, sangat terlihat di penampilan fisik merak hingga kini. Dan tidak hanya itu, nenek moyang madagaskar juga mewariskan budaya- budaya timur seperti penghormatan terhadapa nenek moyang, alat musik tradisi, bentuk bangunan, dan norma- norma. Madagaskar juga dikenal sebagai negara yang memakan nasi terbanyak di dunia. Bahasa resmi Madagaskar ada Malagasi dan Prancis. Mayoritas warganya mengantuk kombinasi kepercayaan tradisional dan Kristen. Namun ada juga kelompok minoritas yang beragama islam atau hindu. 
 
Sejarah Madagaskar
Madagaskar dihuni oleh manusia untuk pertama kalinya pada 2000 tahun yang lalu. Penghuni Madagaskar pertama adalah orang Indonesia atau campuran keturunan Indonesia/Afrika. Para pedagang Arab kemudian datang pada 800-900 Masehi berdagang di sepanjang pantai bagian utara.

Orang Eropa pertama yang melihat Madagaskar adalah kapten kapal Portugis, Diogo Dias, pada 10 Agustus tahun 1500, setelah kapalnya berubah haluan karena angin ketika berlayar menuju India. Dia menamakan pulau itu St. Lawrence. Kemudian pada tahun 1700-an, bangsa Perancis berusaha membangun posisi militer di pantai utara tetapi kembali mengalami kegagalan. Hingga akhir abad 19, satu-satunya wilayah yang berhasil dikuasai oleh bangsa Perancis adalah Sainte Marie.

Sementara itu, sepanjang tahun sekitar 1700-an, orang-orang suku Sakalava di pantai barat membangun kerajaan pertama di Madagaskar. Pada tahun 1810, lawan-lawan mereka, suku Merina, membangun kerajaan di hampir semua tempat di pulau tersebut. Raja mereka, Radama, membangun hubungan dengan bangsa Inggris dan membuka jalan bagi missionaris untuk menyebarkan agama Kristen di pulau tersebut dan membuat catatan tentang Malagasy. Di bawah rezim raja Radama, sebuah revolusi industri kecil membawa ide industri ke pulau tersebut. Radama meninggal karena dibunuh mantan istrinya, Ranalova, yang meneror negeri selama 33 tahun dengan menganiaya umat kristen, mengusir bangsa asing, membunuh lawan-lawan politik, dan menghidupkan kembali tradisi membunuh bayi yang lahir pada hari sial. Setelah kematian Ranalova, hubungan dengan bangsa Eropa kembali terjalin.

Pada tahun 1883, bangsa Perancis menginvasi Madagaskar dan pada 1896 Perancis berkuasa di negara tersebut, dan akhirnya Madagaskar menjadi jajahan Perancis. Bangsa Perancis memfungsikan Madagaskar sebagai sumber kayu dan rempah-rempah yang eksotis, seperti vanilla. Orang-orang Malagasy memberontak terhadap Perancis, dua perlawanan terbesar yaitu pada tahun 1918 dan 1947, tetapi tidak berhasil memperoleh kemerdekaan hingga 26 Juni tahun 1960.

Pada tahun 1975, Didier Ratsiraka mengambil alih pemerintahan negara tersebut. Dia menguasai Madagaskar sebagai diktator hingga akhirnya digulingkan pada tahun 1991 di tengah-tengah kejatuhan ekonomi. Dia kembali menjadi presiden tidak lama setelahnya dan berkuasa hingga akhirnya kalah pada pemilihan umum tahun 2001. Presiden baru, Marc Ravalomanana, berjanji akan menjunjung demokrasi di negara tersebut. Setelah pada awalnya memulai bisnisnya dengan membonceng dagangannya berjualan yoghurt di jalanan, Ravalomanana akhirnya membangun kerajaan bisnis dan menjadi orang terkaya di Madagaskar. Hingga tahun 2005, dia masih menjadi presiden dan perkonomian pun terus berkembang.  

Politik dan Ekonomi
Semasa pemerintahan diktator Didier Ratsiraka, Madagascar merupakan salah satu negara dengan ekonomi sossialis dan menjalankan politik luar negeri yang berbeda dengan teman-temannya di Afrika darat. Presiden Ratsiraka selama tahun 1978-1991 menjalin banyak hubungan dekat dengan negara-negara sosialis komunis seperti Kuba, Libya, Iran dan Korea Utara.
Madagaskar adalah salah satu negara yang paling tidak berkembang yang ditentukan oleh PBB. GDP perkapita tahun 2003 mencapai 339 dolar AS. Populasi penduduk miskin menduduki 75% total penduduknya. Ekonominya mengutamakan pertanian. 2/3 lebih sawah di seluruh negara ditanami beras. Tanaman bahan pangan lainnya adalah ubi dan jagung. Volume hasil herbalnya menduduki nomor satu seluruh dunia. Pertambangan Madagaskar sangat kaya raya. Areal hutan mencapai 123 ribu kilometer persegi, menduduki 21% areal total negara tersebut.
Pemerintah Republik Madagaskar mengubah kebijakan dan orientasi kerja sama luar negeri ke negera di belahan timur. Negara bekas jajahan Prancis itu melihat peluang bisnis dan perdagangan yang menjanjikan di kawasan timur dunia, setelah berpuluh-puluh tahun berkiblat ke barat. Pemerintah negara pulau besar di pantai timur Afrika itu pun melihat Indonesia sebagai potensi pasar yang cukup besar. Indonesia tidak hanya punya potensi pasar untuk produk pertanian dan perkebunan Madagaskar, tetapi juga potensi di bidang jasa dan meningkatkan efektivitas pengelolaan aset budaya negara tersebut.
Secara kebetulan pemerintah RI melakukan ekspedisi kapal Borobodur, dengan salah satu rute Madagaskar. Begitu kapal hasil inspirasi dari salah satu pahatan perahu bercadik di Candi Borobudur-yang konon mengarungi Samudera Hindia pada abad ke-8-mendarat di Pelabuhan Mahajangga, masyarakat setempat menyambut sangat antusias.
Pemerintah Madagaskar juga menjajaki penerbangan rute langsung ke Bangkok. Rute langsung Asia itu akan memanfaatkan negara pulau di Samudera Hindia, seperti Seychelles dan Maladewa sebagai bandara singgah. "Rute langsung Asia ini akan lebih mendekatkan Madagaskar dengan negara-negara di kawasan timur daripada harus terbang dulu ke Paris atau Frankfurt sebelum ke Asia."
Kondisi alam dan jalan-jalan di Madagaskar umumnya terjal dan berbukit. Dataran negara pulau ini memang dipenuhi bukit-bukit batu. Dengan kondisi alam seperti itu diperlukan ban kendaraan yang kuat namun harganya sesuai dengan kocek masyarakat. Ban kendaraan bermotor buatan Indonesia seperti Good Year, Intirub dan Bridgestoon telah lama megantarkan penduduk Madagaskar menjelajahi bukit-bukit berbatu itu. Dari segi harga, ban Indonesia dapat bersaing dibandingkan ban impor lainnya. Selain itu, aksesories mobil buatan Indonesia seperti velk racing, radio tape, TV, DVD juga telah lama ikut berlaga dalam persaingan dengan lawan utama produk China.
Produk Indonesia lainnya yang banyak beredar di pasar Madagaskar adalah tas dan sepatu wanita dari Cibaduyut. Produk ini sangat diminati karena kualitas yang prima dan harga bersaing. Konon tas dan sepatu dari Indonesia selalu habis terjual dan kedatangan pasokan memerlukan waktu cukup lama. Peluang ini nampaknya dapat lebih diperhatikan untuk digarap oleh dunia usaha Indonesia. Produk serupa dari China juga membanjiri pasar Madagaskar namun kualitasnya relatif lebih rendah.

Pertanian atau sektor primer kegiatan ekonomi memberikan kontribusi hampir 27% terhadap PDB. Kopi, kakao, vanili, tebu, cengkeh dan kacang tanah adalah tanaman utama yang tumbuh di Madagaskar. Beras, tapioka, pisang, dan kacang-kacangan adalah tanaman pangan penting pulau ini. Pulau Samudra Hindia ini dengan garis pantai sekitar 4.830 km memiliki luas peluang perikanan dan pariwisata. Perikanan dan produk-produk peternakan merupakan kegiatan penting yang berbasis pertanian.
Penyamakan kulit, makanan laut dan pengolahan daging, gula manufaktur, dan pembuatan bir adalah industri dominan. Industri di sektor manufaktur termasuk kaca, tekstil, kertas, semen, minyak bumi, dan perakitan mobil. Sektor industri menyumbang hampir 16% dari PDB.
Sektor jasa, memberikan kontribusi lebih dari 57% terhadap PDB, termasuk pariwisata sebagai komponen utama. Kegiatan lain termasuk transportasi, telekomunikasi, real estate, dan perbankan.
Kopi, gula, vanili, kain katun, produk-produk minyak bumi, kromit, dan kerang adalah ekspor utama Madagaskar. Produk makanan, minyak bumi, barang modal, dan barang-barang konsumsi merupakan yang dominan impor. Perancis, Jerman, Inggris, Italia, Afrika Selatan, Mauritius, Cina, dan Hong Kong adalah negara perdagangan utama Madagaskar.

Rencana pembangunan yang 1982-1984, lebih sederhana daripada sebelumnya karena sumber daya yang terbatas, menyerukan pergeseran investasi sosial (terutama pendidikan dan kesehatan) untuk pertanian, industri, dan infrastruktur. Pada rencana 1984-1987 pengeluaran terutama berpusat pada perbaikan transportasi dan pembangunan pertanian. Rencana 1986-90, yang digantikan dengan rencana 1984-87, mempunyai 30% dari anggaran yang berasal dari sumber-sumber swasta dan 40% dari sumber-sumber asing. Sosialisasi rencana tersebut menghasilkan sumberk investasi dari 47% di sektor pertanian dalam upaya berkesinambungan untuk mencapai swasembada pangan dan diversifikasi tanaman.
Pemogokan Antigovernment, korupsi, dan kurangnya komitmen telah membatasi kemajuan dalam reformasi sejak awal 1990-an. Pada bulan Maret 1997, penyesuaian struktural kredit Bank Dunia sebesar $ 70 juta telah disetujui; pada bulan Juli 1999, $ 100 juta kredit, dan $ 40 juta dari Dana Moneter Internasional (IMF). Tingkat pertumbuhan PDB meningkat dengan cepat sejak kredit tersebut dialokasikan ke Madagaskar. Namun, utang eksternal tetap di $ 4 milyar di seluruh dekade. Salah satu pertanda baik, adalah bahwa tingkat inflasi dipotong dari 45% pada tahun 1993 menjadi 6,2% pada tahun 1998.
Pada tahun 2000, Madagaskar disetujui untuk $ 1,5 miliar dalam bantuan layanan utang di bawah IMF / Bank Dunia Negara-negara miskin yang berutang (HIPC) inisiatif. Pada tahun 2001, itu dinegosiasikan US $ 111.3 juta untuk tiga tahun Penanggulangan Kemiskinan dan Pertumbuhan Facility (PRGF) Penataan dengan IMF. The PRGF itu akan berakhir pada bulan November 2004. Juga pada tahun 2001, Paris Club menyetujui penghapusan utang sebesar $ 161 juta, dan Bank Pembangunan Afrika (AfDB) menyetujui pembatalan utang sebesar $ 71.46 juta dan diberikan kredit tambahan sebesar $ 20 juta untuk memerangi HIV / AIDS dan kemiskinan. Investasi asing langsung di zona pemrosesan ekspor Madagaskar negara memperkuat neraca pembayaran dari 1997-2001, tingkat pertumbuhan PDB riil rata-rata 4.75%, dan inflasi terbatas. Pemerintah memulai agenda reformasi dan peraturan perusahaan publik pada tahun 2002. Kemiskinan, bagaimanapun, tetap menjadi kendala pada pertumbuhan dan perkembangan.
  

Budaya Madagaskar
MEMASUKI kampung-kampung di Madagaskar dan mengikuti upacara di sebuah gereja Katolik, agama terbesar di Madagaskar, mendapatkan fakta bahwa kepercayaan tradisional justru mendominasi kehidupan masyarakatnya. Akulturasi yang kental dalam upacara gereja merupakan salah satu petunjuknya. Musik pujian yang dilantunkan ditambah tari-tarian tradisional yang mengiringi upacara, semua berbau tradisional.
Hal itu memperkuat dugaan bahwa bangsa Malagasi merupakan percampuran berbagai suku di Indonesia, bahkan dengan bangsa-bangsa lain yang datang terlebih dahulu maupun kemudian. Percampuran itulah yang memudahkan mereka untuk berakulturasi hingga kini. Menurut Romo Marbun, perkawinan antarsuku, antarbangsa, dan juga antaragama tidak pernah menjadi masalah di Madagaskar. Meskipun demikian tradisi tetap menyatukan mereka, misalnya dalam hal poligami, upacara kelahiran anak, dan kematian. Mereka mengikuti acara-acara gereja, namun hanya sedikit yang bersedia melakukan upacara perkawinan gereja. Aturan tentang perkawinan gereja tak sejalan dengan tradisi mereka yang memperkenankan kawin-cerai dan poligami.
Di sebuah taman makam di Antananarivo, bangunan makam tak beda dengan di Tapanuli. Di sini juga ada upacara pemindahan tulang, bangunan makam dibuat sekokoh mungkin bahkan dikunci kuat-kuat. Juga ada kepercayaan bahwa kematian merupakan sisi gelap sehingga begitu salah satu anggota keluarga meninggal, seluruh barang di rumah itu harus dibersihkan, minimal dicuci. Ini menjadi kepercayaan rata-rata suku Merina, bahkan mereka yang sudah modern pun melakukannya.
Lain lagi dengan suku Simiheti, mereka selalu mengenakan pakaian paling buruk ketika melayat orang meninggal. Tujuannya, begitu selesai melayat pakaian itu dibuang, tidak boleh masuk rumah lagi. Di beberapa suku, minimal suku Jawa, sehabis melayat orang harus membersihkan diri sebelum masuk rumah agar tidak membawa sial ke semua penghuni rumah itu.
Mengenal lebih banyak lagi masyarakat Malagasi, menurut Romo Marbun, kita akan menemukan budaya daerah Tapanuli, Aceh, Jawa, Bajo, Melayu, Flores, Dayak, dan lain-lain. Semula setiap daerah memiliki ciri budaya khas dan gampang ditengarai dengan nama kotanya. Misalnya, ada kota bernama Ramli Marantsetra yang dihuni penduduk yang kemungkinan berasal dari keluarga Ramli, tokoh Suny dari Aceh; Ambu Malasa yang berpenduduk asal Malaya; dan beberapa kota lain yang jika dirunut melalui kebiasaan penduduknya bisa menandakan dari mana kemungkinan mereka berasal.
Semua suku dari Indonesia tersebut akhirnya bercampur dengan budaya bangsa Komoro yang sekaligus membawa agama Islam dan India. Kini semua itu diyakini telah melahirkan satu bangsa: Malagasi yang bernaung dalam negara Madagaskar.

Sumber:

http://www.unisosdem.org/kliping_detail.php?aid=3071&coid=1&caid=34
http://indonesia.mongabay.com/madagascar/05-history.html
http://arunadarmaja.blogspot.com/2009/11/gambaran-umum-negara-madagaskar.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Madagascar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar