

Islam di Mauritania
![]() |
Masjid Jami Nouakchott, ibukota Mauritania |
Sebagaimana diketahui, Islam dianut oleh 100% penduduk Mauritania sejak abad ke-10. Dan lebih perkasa lagi, setelah Bani Hasaniyah menguasai Mauritania pada abad ke-16. Baik suku bangsa Moor/Berber (putih dan hitam), Pulaar (Fulani) Soninke, Tukolor atau Wolof adalah penganut Islam yang setia, sejak berabad-abad lalu. Mereka menganut madzhab Sunni, sedangkan aliran sufi yang dianut adalah sufi Qadiriyah. Mauritania dikenal sangat kental sebagai Republik Islam. Islam diterapkan dalam segala faktor kehidupan, baik sosial, politik, budaya maupun ekonomi. Oleh karena itu, Islam di Mauritania tidak perlu diperjuangkan seperti negara-negara Afrika hitam lainnya, namun perlu dikembangkan dengan benar, sesuai al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Dalam Konstitusi yang telah diratifikasi pada tanggal 20 Juli 19991 ditegaskan bahwa ‘Mauritania adalah Republik Islam yang tak dapat diubah’. Selanjutnya dalam pasal 5 UUD tersebut dinyatakan bahwa ‘Islam adalah agama penduduk dan negara’. Dengan dua ayat tersebut menunjukkan bahwa Mauritania bukan negara sekuler, dan terjemahan selanjutnya adalah bahwa setiap penduduk Mauritania adalah Muslim, dan pegawai negeri di negara tersebut secara resmi harus beragama Islam. Namun, menyusul peristiwa pemboman WTC New York pada tanggal 11 September 2001, pemerintah Mauritania tidak ingin dijadikan sasaran kemaranah Barat, karena semata Mauritania adalah negara Islam. Seluruh kegiatan keagamaan di Mauritania di bawah pengawasan Kementerian Pengembangan dan Kebudayaan Islam. Sehingga pemerintah akan mudah mengontrol, apakah kehidupan keberagamaan di Mauritania masih tetap moderat atau sudah sampai pada tahap ekstrim. Karena perlu diingat, bahwa memang Pemerintah Mauritania mempunyai kedekatan hubungan, baik dengan Amerika Serikat maupun Israel. Pemerintah Mauritania, yang memang sebagai Negara Islam, tentu tak mau tercemar oleh kegiatan asing (baca: kegiatan ekstremis), semisal al-Qaedah, yang bisa saja meracuni generasi muda. Saat ini, memang banyak generasi muda Islam di belahan dunia manapun, sangat membenci terhadap ambivalensi politik luar negeri Amerika Serikat, yang dianggap sangat memusuhi Islam, sehingga mereka banyak terjebak pada tindakan terror sebagaimana dilakukan oleh al-Qaedah. Oleh karena itu, Mauritania sebagai negara Islam, tak ingin dianggap sebagai negara Islam yang suka dengan kekerasan dan memusuhi negara atau agama lain. Bila ini terjadi, tentu akan membahayakan pemerintah Mauritania sendiri. Pernyataan ini disampaikan oleh Perdana Menteri Mauritania, Sheikh Al Avia Ould Mohamed Khounala pada tanggal 18 Mei 2003 yang lalu. Mauritania adalah negara Islam tak terkenal di Afrika Utara, ternyata sangat membanggakan bagi perkembangan Islam di dunia.
Kudeta Militer di Mauritania
Pasukan militer Mauritania menangkap Presiden Sidi Ould Cheikh Abdallahi dan Perdana Menteri Yahya Ould Ahmed Waghf dalam operasi kudeta yang dilakukan ibukota negara itu. Selain menangkap presiden dan perdana menteri, pasukan militer juga menutup radio serta televisi pemerintah. "Kami mengadakan kontak dengan kedutaan besar kami untuk memperoleh kepastian mengenai kejadian-kejadian yang berlangsung di Nouakchott. Berdasarkan informasi awal, tampaknya sekelompok jendral menahan perdana menteri," kata seorang jurubicara Kementerian Luar Negeri Prancis, Rabu (7/8). Mauritania dalam krisis politik dan pada Senin (4/8) lalu setelah 48 anggota parlemen meninggalkan partai berkuasa. Hal ini terjadi kurang dari dua pekan setelah mosi tidak percaya terhadap pemerintah mendorong perombakan kabinet. Presiden Abdallahi menjadi presiden pertama Mauritania yang terpilih secara demokratis tahun lalu setelah periode peralihan yang diawasi sebuah dewan militer yang mendepak presiden sebelumnya dalam sebuah kudeta tidak berdarah pada Agustus 2005. Negara gurun Afrika Barat itu memiliki sejarah kudeta sejak kemerdekaannya dari Perancis pada 1960. Presiden Mauritania itu bulan lalu mengancam membubarkan parlemen setelah para wakil rakyat mengajukan mosi tidak percaya terhadap pemerintah barunya, yang kemudian mengundurkan diri. Anggota parlemen berusaha mengadakan sidang khusus untuk membentuk sebuah komisi yang akan menyelidiki tanggapan negara atas biaya hidup yang terus meningkat, dan juga pendanaan sebuah yayasan yang dikelola istri presiden. Mauritania merupakan salah satu negara miskin di Afrika yang mengimpor lebih dari 70 persen kebutuhan pangannya dan kini dilanda krisis pangan. Sementara itu di markas PBB, Sekretaris Jendral Ban Ki-moon menyatakan, ia sangat menyesalkan penggulingan pemerintah Mauritania dan mendesak pemulihan tatanan konstitusi. Komisi Eropa mengatakan, kudeta militer itu membahayakan kemajuan demokrasi yang dicapai negara Afrika Barat tersebut dalam beberapa tahun terakhir ini. Kudeta itu juga membahayakan bantuan tambahan 156 juta euro (241 juta dolar) untuk tahun 2008-2013 yang telah disepakati dengan pemerintah Mauritania, kata Komisaris Bantuan Kemanusiaan Uni Eropa Louis Michel
![]() |
Presiden Mauritania, Mohamed ould Abdel Aziz bersama Kolonel Moamar Khadafy |
Terorisme Mauritania hingga kini
Al-Qaidah Maghreb Islam (AQIM) mengatakan akan membuat "usaha baru" untuk membunuh Presiden Mohamed Ould Abdel Aziz setelah serangan yang gagal pekan lalu. AQIM mengatakan pihaknya akan terus menargetkan Abdel Aziz "selama perang proxy dilancarkan melawan Mujahidin atas nama Perancis terus berlanjut," kata pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita lokal ANI. Ia menyerukan tentara Mauritania untuk menggulingkan kepala negara, mengklaim dia "memaksakan perang pada mereka yang sebenarnya bukan mereka." Militer Mauritania meledakkan sebuah mobil yang penuh dengan bahan peledak minggu lalu, mencegah AQIM yang pada saat itu mengklaim merupakan sebuah upaya pembunuhan terhadap presiden. Kedutaan Perancis dan barak tentara juga ditargetkan, menurut beberapa sumber. Sementara itu, Menteri Kerjasama Perancis Henri de Raincourt mengatakan di Nouakchott bahwa Paris akan berdiri dengan Mauritania dalam memerangi AQIM. Pasukan Perancis berpartisipasi dalam serangan bersama dengan tentara Mauritania di tempat persembunyian AQIM di negara tetangga Mali dalam upaya yang gagal untuk membebaskan sandera Perancis Michel Germaneau tahun lalu. AQIM mengatakan akan mengeksekusi orang itu sebagai pembalasan atas serangan, yang menewaskan beberapa anggotanya. Pada hari Sabtu lalu anggota AQIM diduga meledakkan dirinya di Mauritania selatan setelah pasukan keamanan berhasil memojokkan dirinya. Seorang tersangka kedua ditangkap hidup-hidup dalam insiden di wilayah Brakna yang terpencil, dekat perbatasan dengan Senegal, kata mereka. Keduanya diyakini di antara beberapa anggota AQIM yang masuk Mauritania dari Mali dalam tiga kendaraan seminggu yang lalu dengan rencana untuk meluncurkan serangan di ibukota Nouakchott. Mauritania adalah di antara beberapa negara di wilayah Sahara di mana pejuang al Qaidah telah meningkatkan keberadaan mereka dengan serangkaian serangan dan penculikan. AQIM tumbuh dari gerakan Salafi militan di Aljazair dan telah bergerak ke arah selatan di mana ia mengambil keuntungan dari daerah padang pasir yang luas dan tanpa hukum Mauritania, Mali dan Niger.
![]() |
Bangkai kapal di Teluk Nouadhibou |
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar