Rabu, 25 Mei 2011

Saya dan Museum Kebangkitan Nasional.

        Pada tanggal 21 Mei 2011, saya pergi mengunjungi sebuah museum bersama dengan teman-teman saya yaitu Amira, Ici, Nina, dan Fitri. Museum yang saya kunjungi adalah Museum Kebangkitan Nasional. Pukul 10.00 pagi hari saya berangkat menuju sekolah untuk bertemu dengan teman-teman yang lain dan melanjutkan perjalanan ke museum bersama. Untuk hari Sabtu, museum tutup pada jam 2 siang. Saya dan teman-teman saya langsung memulai perjalanan agar tidak sia-sia ketika sampai di tempat. Museum Kebangkitan Nasional itu sendiri berlokasi di daerah Senen, tepatnya di  Jl. Abdul Rahman Saleh 26, Jakarta Pusat.  Museum ini adalah bekas dari Gedung Stovia (School Tot Opleiding Van Inlandsche Arsten) yakni sekolah Kedokteran untuk orang-orang bumi putera yang berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, sekolah ini dikenal juga dengan sebutan sekolah dokter pribumi yang didirikan pada tahun 1902. Gedung ini hanya dipakai Stovia sampai  1920 karena pendidikan kemudian  dipindahkan ke  Jl. Salemba No. 6, karena gedung lama tidak memenuhi syarat lagi untuk pendidikan kedokteran. Setelah kepindahan ke Salemba gedung ini dipakai untuk MULO (SMP), AMS (SMA) dan Sekolah Asisten Apoteker dan tahun 1942  digunakan untuk tempat penampungan bekas tentara Belanda (sebagai tawanan perang). Karena  pada tanggal 20 Mei 1908 sebagai tempat lahir organisasi pergerakan nasional pertama, yakni Budi Utomo, maka pada April 1973 Pemerintah DKI Jakarta melakukan pemugaran gedung tersebut, dan setelah pemugaran selesai, gedung ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 Mei 1974 dengan nama  ”Gedung Kebangkitan Nasional. Sedangkan untuk sekolah kedokteran yang dulunya Stovia, sekarang lebih dikenal dengan nama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang berlokasi di Salemba.
Setelah cukup lama berputar-putar mencari alamat lokasi, akhirnya kami menemukan gedung tersebut. Berdasarkan informasi yang kami dapatkan, harga tiket masuknya adalah Rp. 750,-. Akhirnya pun kami masuk ke gedung tersebut, bangunannya terlihat cukup tua dan cukup luas. Ketika masuk, kami menemui petugas yang bertugas mencatat kedatangan pengunjung. Ternyata, hari itu Museum Kebangkitan Nasional sedang melakukan sebuah pameran. Jadi kami dapat masuk secara cuma-Cuma tanpa mengeluarkan uang. Dan harga tiket yang aslinya adalah Rp. 2000,-, informasi yang kami dapatkan ternyata bukan yang terbaru. Di dalam gedung ini, tidak hanya ruangan-ruangan saja yang ada. Terdapat taman dengan rumput yang hijau yang sangatlah enak untuk dipandang dan membuat tempat ini menjadi lebih asri. Kebetulan kami berbarengan dengan rombongan dari suatu SMP dan SD yang membuat kunjungan ini terasa ramai dan menyenangkan. Dan mulailah kami mengunjungi tiap-tiap kelas/ruang yang ada di gedung tersebut.

Museum Kebangkitan Nasional memiliki banyak koleksi. Terdapat banyak patung wajah-wajah pahlawan Nasional. Karena gedung ini merupakan bekas gedung kedokteran, maka banyak koleksi yang berhubungan dengan kedokteran dan alat-alatnya. Koleksi-koleksi yang ada ditempatkan pada sebuah ruangan/kelas, lengkap dengan informasi dan patungnya. Ruangan-ruangan tersebut terbagi menjadi 4, yaitu Ruang Pengenalan, Ruang Awal Pergerakan Nasional, Ruang Kesadaran Nasional, Ruang Pergerakan Nasional, Ruang Ptopaganda Studie Fonds, Ruang Memorial Budi Utomo, Ruang Alat-alat Kedokteran. Untuk tugas ke-3 ini, saya akan mengambil beberapa koleksi untuk dijelaskan. Pertama, sesuai dengan urutan ruangan yang pertama, saya masuk ke ruangan pengenalan. Koleksi yang pertama saya ambil adalah patung dengan ukiran wajah Dr. Soetomo. Patung tersebut berwarna cokelat tua dan hanya mengukir bagian wajah dari Dr. Soetomo. Tokoh ini sangatlah berpenagruh besar terhadap keberadaan gedung ini dan sangat berperan penting mengenai sekolah kedokteran di Indonesia yang melahirkan pemuda-pemudi yang cerdas. Dr. Soetomo adalah  tokoh pendiri Budi Utomo, organisasi pergerakan yang pertama di Indonesia. Tokoh ini  lahir di Ngepeh, Loceret, Nganjuk, Jawa Timur pada tanggal 30 Juli 1888 dan wafat di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 30 Mei 1938 saat umurnya 49 tahun. Beliau adalah dokter yang terkenal dengan sifatnya yang murah hati dan rela menolong dengan ikhlas.
Dr. Soetomo
Kapal VOC
Selanjutnya, beralih ke koleksi yang berikutnya. Ruangan tersebut penuh dengan koleksi-koleksi yang berhubungan dengan VOC. Saya memilih kapal yang digunakan oleh VOC untuk berlayar di Indonesia. VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) adalah perusahaan dagang Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia. Berdasarkan informasi dari museum tersebut, pada tahun 1596 untuk pertama kalinya kapal Belanda dibawah pimpinan Cornelis De Houtman mendarat di Banten. Sejak saat itu banyak kapal-kapal dagang Bealnda datang ke Indonesia. untuk menghindari persaingan diantara para pedagang Belanda sendiri, maka pada tahun 1602 dubentuklah kongsi dagang yang diberi nama VOC. VOC memperoleh hal-hal yang mana hal tersebut membawa dampak permusuhan dengan bangsa pribumi dan penjajah Belanda atas Indonesia dimulai pada abad ini.
Rempah-rempah 

Berikutnya saya memilih koleksi rempah-rempah, karena ada cukup banyak macam dari rempah-rempah yang ada maka saya dan teman-teman yang lain memutuskan untuk membagi sama rata. Namun saya akan menjelaskan rempah-rempah secara umum. Pada zaman dahulu, rempah-rempah harganya sangatlah mahal dan sulit dicari. Kebetulan, indonesia merupakan salah satu negara yang menghasilkan rempah yang berlimpah. Rempah-rempah yang dimaksud antara lain adalah pala dan bunga pala, cengkeh, lada timah dan kopi. Rempah-rempah di Indonesia sangat menjadi pusat perhatian berbagai negara dari Barat karena sangat banyak dan harga rempah di dunia perdagangan dunia sangatlah mahal.
Keris, senjata tradisional.
Disini juga terdapat senjata tradisional, salah satunya adalah keris. Perlawanan Bangsa Indonesia melawan penjajah Belanda dilakukan sebagai cara perang. Perlawanan bersenjata hampir terjadi di seluruh daerah di Indonesia masing-masing daerah mempunyai senjata tradisional yang mempunyai ciri khas seperti : Keris (Jawa), Mandau (Kalimantan), Badik (Sulawesi), dan Rencong (Aceh).

Peragaan kelas Stovia

Lanjut ke ruangan yang selanjutnya yaitu ruang awal pergerakan nasional. Koleksi yang saya ambil adalah peragaan kelas Stovia. Dalam peragaan tersebut digambarkan suasana sebuah kelas lengkap dengan perlengkapan kelas, murid, dan profesornya. Para pelajar STOVIA diwajibkan untuk tinggal di dalam lingkungan Asrama sampai mereka menamatkan masa pendidikan mereka, asrama yang dimaksud berada tidak jauh dari gedung tersebut. Lamanya masa pendidikan di bagi dalam dua tahapan yaitu : Pendidikan Masa Persiapan adalah selama 2 – 3 tahun. Lalu Pendidikan Masa Pembelajaran Praktek Ilmu Kedokteran adalah 5 – 6 tahun.
Peragaan kelas Kartini

Persis disebelahnya, ada ruang yang selanjutnya yaitu ruang kesadaran nasional. Koleksi peragaan kelas R.A Kartini menarik perhatian saya.  Apa yang diperlihatkan kepada pengunjung adalah suasana yang sama dengan apa yang ada di foto ketika itu. Ada banyak murid perempuan yang duduk lesehan sambil membaca buku dan mendengarkan ajaran dari R.A Kartini. Perjuangan Kartini adalah memperjuangkan hak seorang wanita. Zaman dahulu, wanita tidak diperbolehkan mengikuti sekolah ataupun kegiatan diluar rumah. Namun berkat Kartini, hak wanita untuk menuntut ilmu dierjuangkan olehnya. Hingga akhirnya wanita juga bisa mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki. Hal yang paling terkenal dari beliau adalah buku karangannya sendiri, “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Informasi yang tertera ada adalah sebagai berikut, R.A. Kartini lahir di Jepara 21 April 1879. Beliau menyadari dalam upaya untuk memajukan kehidupan bangsanya maka harus diusahakan pengajaran dan pendidikan untuk kaum wanita. Usaha Kartini yang pertama adalah mendirikan sebuah kelas Kartini di seambi pendopo Kabupaten Jepara yang diselenggarakan 4 kali dalam seminggu. Murid-muridnya mendapat pelajaran membaca, menulis, kerajinan tngan, masak-memasak, jahit-menjahit. Setelah Kartini meninggal, usahanya diteruskan dengan didirikannya sekolah-sekolah Kartini di Semarang, Jakarta dan kota-kota lainnya.

Di ruangan pergerakan nasional, terdapat banyak diorama dan informasi penting mengenai perjalanan awal dari jalannya pergerakan Nasional di Indonesia, yang dimulai dengan berdirinya organisasi Budi Utomo, Indische Partij, Muhammadiyah dan lain sebagainya. Saya tidak mengambil gambar pada ruang ini karena tidak ada koleksi yang ingin saya cantumkan disini. Selanjutnya ada ruang Ptopaganda studie fonds. Ruangan ini Menggambarkan suasana pada saat pertemuan antara Wahidin dengan para pelajar STOVIA, untuk membicarakan tentang keadaan masyarakat yang pada umumnya sangat tertinggal dalam bidang pendidikan, sehingga muncullah ide pembentukan Studie Fonds. Saya tidak masuk ke ruangan ini karena pada saat itu ruangan ini terlihat gelap dan tidak ada yang masuk kedalam. Jadi kami melewati ruangan tersebut dan langsung melanjutkan ke ruangan selanjutnya. Di ruang memorial budi utomo, saya juga tidak memasukinya karena ruangan tersebut gelap dan tertutup. 
Alat Rontgen
Peralatan dukun bayi


Berhentilah kami di ruangan khusus alat-alat kedokteran. Ada banyak koleksi yang menarik perhatian saya karena alat-alat tersebut sangatlah sederhana dibanding dengan alat yang sekarang digunakan untuk dunia kedokteran. Ruangan ini memiliki alat-alat seperti alat bedah, alat rontgen, mikroskop, alat ukur (timbangan), alat kebidanan, alat bantu pernafasan, alat kedokteran gigi dan THT, pensteril alat-alat kedokteran (sebuah mesin kecil yang berfungsi untuk mensterilkan peralatan sebelum digunakan), dan lainnya.
Perlengkapan kedokteran bedah

Pada salah satu bagian gedung ini, kami menemukan ruang perpustakaan. Namun sayangnya perpustakaan ini dikunci sehingga kami tidak bisa masuk. Kami berasumsi ada banyak sekali buku berbahasa Belanda mengenai kedokteran. Museum ini bagus untuk dikunjungi, menurut saya meseum ini tidak kalah bagus dan pentingnya dengan Museum Nasional. Meskipun tempat ini kecil dan koleksinya tidak terlalu banyak, tetapi tempat ini memiliki banyak informas-informasi penting yang mungkin sebelumnya belum kita ketahui. Saya dan teman-teman saya tidak memilihi Museum Nasional karena sudah terlalu banyak teman-teman dikelas kami yang mengambil tempat itu. Kami ingin mencoba hal yang baru dan saya memang sangat tertarik karena museum tersebut berhubungan dengan hal kedokteran. Andai saja museum tersebut diperbaiki sedikit lagi, mungkin bisa mendatangkan lebih banyak pengunjung karena tempat ini merupakan salah satu museum penting.

Demikian tugas tiga ini saya buat, terimakasih dan semoga bermanfaat bagi anda yang membaca!  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar