Jumat, 27 Mei 2011

Saya dan Negara Maroko

Nama resmi Kerajaan Maroko dalam bahasa Arab adalah al-Mamlaka al-Maġribiyya (المملكة المغربية) yang bila diterjemahkan menjadi Kerajaan Barat. Kata al-Maġrib atau Barat pun seringkali digunakan untuk merujuk negara ini. Untuk keperluan penelitian sejarah, sejarawan abad pertengahan menggunakan Al-Maghrib al Aqşá atau Yang Terjauh di Barat untuk merujuk Maroko.
Nama inggris Maroko, yakni Morocco, berasal dari kata Spanyol, Marruecos, yang diambil dari bahasa Latin abad pertengahan, Morroch, yang merujuk pada bekas ibukota Almoravid and Almohad, Marrakesh. Di dalam bahasa Parsi dan Urdu, Maroko secara sederhana disebut Marrakesh, seperti nama di masa pra-modern Arab. Di dalam bahasa Turki, Maroko disebut Fas yang berasal dari ibukota kuno Idrisid dan Marinid, yakni Fes.
Ada dugaan bahwa kata Marrakesh kemungkinan merupakan kombinasi dua kata dalam bahasa Barber, yakni Mur-Akush yang berarti Tanah Tuhan.
Ibu kota Maroko adalah Rabat, namun bandara internasionalnya terletak di Casablanca yang berjarak 91km dari Rabat,
Negara ini memiliki populasi penduduk hamppir 33 juta dengan luas wilayah 710.850 km2. Maroko adalah bagian dari daerah Maghreb, selain Tunisia, Algeria, Mauritania, dan Libya yang juga berbagi kebudayaan, sejarah, dan hubungan linguistik. Bahasa yang digunakan masyarakat dalam berkomunikasi merupakan campuran antara Darija dan bahasa Berber dari Maroko dengan logat daerah yang berbeda-beda.

SEJARAH
Wilayah yang kini dikenal dengan Maroko telah dihuni sejak zaman Neolitikum, setidaknya sekitar 8.000 sebelum Masehi. Di masa itu, kawasan ini tidak setandus yang kita kenal sekarang. Di zaman klasik, Maroko juga dikenal sebagai Mauritania (yang namanya mirip dengan nama negara di Laut India). Penelitian yang dilakukan selama berpuluh tahun menemukan suku bangsa yang memberikan sumbangan genetik kepada manusia Maroko saat ini, mulai dari Amazighs/Berbers, suku bangsa yang utama, lalu Arabs, Iberians, Phoenicians, Yahudi Sephardik, dan Afrika Sub-Sahara.
Afrika Utara dan Maroko di masa lalu perlahan tapi pasti semakin terintegrasi dengan kawasan perdagangan Mediterania yang dikendalikan pedagang dan pemukim Phoenician di awal masa Klasik. Pemukiman utama Phoenician di masa itu terletak di Chellah, Lixus dan Mogador. Mogador sendiri diduga telah dihuni oleh keluarga-keluarga Phoenician pada abad ke-6 SM. Kehadiran orang-orang Phoenician di kawasan itu memberikan bukti bahwa sejak lama Maroko terlibat aktif dalam perdagangan yang melibatkan Kekaisaran Romawi dan dikenal sebagai Mauretania Tingitana.
Di abad ke-5, bersamaan dengan kehancuran Kekaisaran Romawi, kawasan ini jatuh ke tangan suku-suku Vandals, Visigoths, dan kemudian Yunani-Bizantium. Sepanjang masa ini, bagaimanapun juga, kawasan pegunungan Maroko tidak dapat ditaklukkan oleh pendatang. Wilayah di pegunungan ini tetap dikusai suku Barber.
Agama Kristen diperkenalkan di Maroko pada abad ke-2 M dan menjadi begitu populer di kawasan perkotaan juga di kalangan suku Barber.
Di abad ke-7 M, tepanya pada tahun 670 M, pasukan Umayyah yang dipimpin Uqba ibn Nafi menaklukkan Afrika Utara. Orang-orang Arab membawa adat kebiasaan, budaya dan agama Islam. Orang-orang Barber beramai-ramai memeluk Islam dan beberapa kerajaan Islam berukuran kecil berdiri di kawasan itu seperti Kerajaan Nekor dan Kerajaan Barghawata. Di bawah Idris ibn Abdallah, pendiri Dinasti Idrisiah, kawasan yang telah dipersatukan itu segera memutus hubungan mereka dengan Bani Abasiah yang berada di Baghdad dan Bani Umayyah di berada di Damaskus dan menguasai hingga Andalusia. Wangsa Idrisiah mendirikan kota Fes yang kemudian dikenal sebagai pusat pendidikan dan pusat kekuasaan di kawasan itu.
Setelah kekuasaan bani Idrisiah memudar, orang-orang Arab mulai kehilangan kontrol politik di Maroko. Sementara orang-orang Barber setelah memeluk Islam membentuk pemerintahan dan mulai mengambil alih kekuasaan. Maroko pun mencapai puncak keemasannya di bawah kekuasaan Barber setelah abad ke-11 M. Dinasti Almoravids, Almohads, kemudian Marinid dan akhirnya Saadi berusaha mengembangkan pengaruh Maroko ke seluruh Baratlaut Afrika. Menyusul pembantaian dan pengusiran di Eropa yang dikenal dengan Reconquista di Semenanjung Iberia, orang-orang Muslim, bersama orang-orang Yahudi, melarikan diri dan menyeberang ke Maroko.
Setelah keluarga Saadi dari Dinasti Alawi berkuasa, Maroko menghadapi serangan dari Spanyol dan Kekaisaran Otoman Turki yang bergerak ke arah barat. Alawi berhasil mempertahankan kekuasaan, dan semakin kaya disbanding sebelumnya, walaupun mereka kehilangan banyak wilayah.
Pada tahun 1684, Alwai menginvasi Tangier. Pada kurun 1672 hingga 1727 pemerintahan di bawah Ismail bin Sharif yang berlawanan dengan suku-suku local mulai membentuk satu negara. Maroko adalah negara pertama yang mengakui kedaulatan Amerika Serikat sebagai sebuah negara yang merdeka pada tahun 1787.
Hubungan baik dengan Amerika telah terbentuk setidaknya satu dekade sebelum itu. Ketika kapal-kapal dagang Amerika diserang oleh bajak laut, pada bulan Desember 1777, Sultan Muhammad III dari Maroko menyatakan bahwa semua kapal dagang Amerika yang melintas di Atlantik Utara berada di bawah perlindungan Maroko. Kini perjanjian persahabatan antara Amerika dan Maroko menjadi perjanjian persahabatan tertua di Amerika yang tidak pernah lekang.
Keberhasilan Portugis menguasai pantai-pantai Samudera Atlantik di abad ke-15 tidak berdampak pada jantung Mediteranian di Maroko.
Setelah Perang Napoleon, Mesir dan Afrika Utara perlahan tapi pasti melepaskan pengaruh Istanbul. Dan bersamaan dengan industrialisasi Eropa, Maroko pun, seperti juga seluruh wilayah Afrika, menjadi kawasan yang begitu berharga dan penting untuk dikuasai.
Prancis mulai memperlihatkan keinginan mereka menaklukkan Maroko pada tahun 1830. Kekuasaan Prancis di Maroko yang diakui Inggris pada tahun 1904, memancing reaksi keras dari Jerman. Krisis yang terjadi di tahun 1905 pun menghasilkan Konferensi Algeciras di Spanyol tahun 1906. Dalam konferensi itu, kekuasaan Prancis di Maroko semakin diakui. Krisis politik di Eropa yang dipicu oleh perebutan pengaruh terhadap Maroko di Eropa kembali terjadi pada tahun 1912 setelah Maroko dan Prancis menandatangani Perjanjian Fez yang menjelaskan bahwa posisi Maroko berada di bawah perlindungan Prancis. Di dalam Perjanjian Fez itu juga disebutkan bahwa bahwa Spanyol memperoleh hak menguasai kawasan selatan Maroko yang dikenal.
Walau berstatus sebagai sebuah begara yang berada di bawah perlindungan Prancis, namun kehidupan politik di Maroko ketika itu sungguh berwarna. Politisi-politisi Maroko memanfaatkan Atlantik Charter yang ditandatangani oleh pemimpin AS dan Inggris yang isinya antara lain memberikan hak bagi setiap orang untuk menentukan kedaulatan.
Manifesto yang disampaikan Partai Istiqlal pada tahun 1944 merupakan salah satu permintaan yang disampaikan partai politik Maroko secara terbuka di masa itu.
Pada bulan Agustus 1953, Ahmed Belbachir Haskouri, salah seorang tangan kanan Sultan Muhammad V memproklamirkan Sultan Muhammad V sebagai penguasa Maroko yang sah.
Pada Oktober 1955, kelompok Jaish al-Tahrir atau Pasukan Pembebasan yang dibentuk oleh Komite Pembebasan Arab Maghrib melancarkan serangan ke jantung pertahanan dan pemukiman Prancis di kota-kota besar di Maroko.
Peristiwa di atas, bersama peristiwa lain di masa itu telah meningkatkan solidaritas di kalangan orang Maroko. Masyarakat Maroko mengenal masa itu sebagai masa revolusi yang digerakkan oleh Raja dan Rakyat atau Taourat al-Malik wa Shaab dan dirayakan setiap tanggal 20 Agustus

POLITIK
Maroko merupakan kerajaan konstitusional dengan parlemen yang dipilih oleh rakyat dalam sebuah pemilihan umum. Raja Maroko dengan kekuasaan eksekutif dapat membubarkan pemerintah dan mengerahkan pasukan militer. Partai oposisi dibenarkan secara hukum, dan beberapa di antaranya berdiri dalam beberapa tahun terakhir.
Sistem politik Maroko berada dalam kerangka kerja parlementer kerajaan konstitusional, dimana Perdana Menteri menjadi kepala pemerintahan yang dibentuk oleh sejumlah partai (multi-partai). Kekuasaan eksekutif dimiliki oleh pemerintah. Sementara kekuasaan legislatif dibagi bersama antara Pemerintah dan dua kamar di parlemen, yakni Dewan Perwakilan Rakyat Maroko dan Dewan Konsuler.
Konstitusi memberikan kekuasaan yang besar kepada Raja. Di sisi lain Raja juga memiliki dua tugas penting, sebagai pemimpin politik sekuler dan Pemimpin Keyakinan sebagai keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW.

GEOGRAFI
Maroko adalah salah satu dari 22 Negara Arab yang tergabung dalam Organisasi Liga Arab yang bermarkas di Cairo, Mesir. Negara ini terletak persis di ujung utara benua Afrika dan berbatasan di sebelah utara dengan laut tengah, sebelah timur dengan aljazair, sebelah selatan dengan Mauritania dan sebelah barat dengan Samudera Atlantik. Letak Maroko yang sangat strategis di perairan Samudera Atlantik dan Laut Tengah menyebabkan Negara ini menjadi incaran kaum imperalis barat.

Walaupun letak Maroko di benua Afrika, alamnya tak jauh berbeda dengan wilayah asia yang subur, hijau dan terdapat perngairan di mana-mana. Sehingga tak jarang pelancong dari manca negara tercengang melihat kesuburan tanah Maroko yang dipenuhi dengan pepohonan dan penghijauan di segenap wilayah. Pemerintah Maroko juga memberikan perhatian yang cukup besar terhadap usaha penghijauan wilayah. Bahkan boleh dikatakan, di antara Negara-negara Arab dan Afrika, Maroko termasuk Negara pertanian terkemuka dan unggul.
Kota-kota penting di Maroko umumnya berada di wilayah pesisir, seperti Tanger, Tetouan (baca: tetwan), Nador, Oujda (baca: wujda), Casablanca, Rabat, Safi, es-Soiurah dan Agadir. Sebagian berada di sekitar Pegunungan Atlas, seperti Fes, Marrakech, Meknes dan Ifran. Letak geografis masing-masing kota tersebut sangat mempengaruhi keadaan suhu dan cuaca setempat. Misalnya pada puncak musim dingin, daerah pesisir umumnya berada pada suhu maksimal 5 o C sedangkan daerah pegunungan dan pedalaman melewati angka 0 o c hingga -10 o c yang ditandai turunnya salju di beberapa kota seperti ifran. Demikian juga sebaliknya pada puncak musim panas, suhu daerah pesisir berkisar antara 25 o c – 29 o c, sedangkan daerah pedalaman dan pegunungan, kadangkala melebihi angka 50 o c. namun di balik itu, daerah pedalam dan pegunungan umumnya memiliki udara yang bersih dan sehat dibandingkan dengan daerah pesisir. Maroko mengenai empat musim yaitu musim dingin, musim semi, musim panas dan musim gugur.

KERJASAMA MAROKO-INDONESIA
Indonesia, salah satu Negara demokrasi yang berada diwilayah asia tenggara, bagian timur dari benua asia. Sedangkan Maroko adalah Negara kerajaan yang berada di wilayah afrika utara atau bagian barat dari benua Afrika yang sering disebut denganMaghribi (negeri matahari terbenam).
Jarak kedua Negara yang melebihi sekitar sepertiga lingkaran dunia tidak menghalangi hubungan kerjasama antara kedua Negara, bahkan hubungan tersebut telah dimulai sejak awal kemerdekaan kedua Negara tersebut. Maroko sering menyebut Indonesia sebagai "Akh Syaqiq"(Saudara kandung) dikarenakan kedekatan antara kedua Negara.
Lebih jauh hubungan Indonesia-Maroko telah terjalin sejak pertengahan abad 14 Masehi ketika musafir terkenal Ibnu Battutah melakukan perjalanan dari Maroko menuju Mesir, India, dan akhirnya tiba di Indonesia di Kerajaan Samudera Pasai, Aceh. Begitu juga Maulana Malik Ibrahim, salah satu sesepuh Wali Songo, yang lebih dikenal dengan nama “Syeikh Maghribi” juga datang dari negara ini.
Pada zaman modern, hubungan diperkuat lagi. Tahun 1955, Maroko turut aktif berperan di Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, Jawa Barat. Dan tanggal 2 Maret 1956, Maroko merupakan salah satu negara pertama di Afrika Utara yang meraih kemerdekaan dari kolonial Perancis. Empat tahun kemudian, 2 Mei 1960, Presiden Soekarno tiba di kota Rabat bertemu Raja Muhamad V. Soekarno merupakan presiden pertama yang datang ke negara itu. Ini awal hubungan diplomatik Indonesia dan Maroko. Presiden Soekarno juga dianggap sebagai pemimpin revolusi dunia yang membangkitkan semangat kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika.
Dari kunjungan Presiden Soekarno dan hubungan persahabatan itulah yang membuat Raja Mohammed V memberi kenang-kenangan khusus bagi Soekarno yaitu penamaan jalan yang mengambil namanya yaitu Rue (jalan) Soekarno di jantung kota Rabat, ibukota kerajaan Maroko.Tidak hanya jalan Soekarno saja yang ada di kota Rabat ada lagi nama jalan yaitu Rue (jalan) Bandoeng dan jalan Jakarta.
Penamaan jalan tersebut juga membuat Presiden Soekarno mengambil nama Casabalanca yaitu kota perdagangan terpenting dan kota pelabuhan di Maroko sebagai nama jalan terpenting dan tersibuk yang ada di ibukota Negara kita yaitu Jakarta. Selain itu kota Casablanca juga adalah sister city-nya kota Jakarta. Kunjungan tersebut juga merupakan awal mulanya pendirian kedutaan besar Republik Indonesia di Rabat yang pada awalnya bertempat di Agdal. Selain itu Warga Negara Indonesia juga dibebaskan visa untuk masuk ke Negara Maroko yang bisa kita rasakan hingga sekarang terutama bagi Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Maroko.
Peristiwa 50 tahun yang lalu itu menjadi batu pijakan pertama yang menjadi landasan penting bagi para pemimpin ke dua negara untuk lebih memperkuat hubungan dan kerja sama Indonesia Maroko, baik di bidang politik, ekonomi, perdagangan, pendidikan, pariwisata dan kebudayaan.
Dalam hal pendidikan, setiap tahun Pemerintah Maroko menawarkan melalui AMCI (agen kerjasama internasional Maroko) 15 beasiswa kepada Indonesia melalui Departemen Agama. Dan mulai tahun 2010, Kementerian Wakaf dan Urusan Keislaman Maroko telah menyetujui permintaan PBNU untuk memberikan beasiswa khusus untuk putra-putri PBNU sebanyak 10-15 orang setiap tahun guna belajar di institusi pendidikan yang berada dibawah Kementerian Wakaf dan Urusan Keislaman Maroko, khususnya Universitas Qarawiyyin dan Pendidikan Tradisional (at Ta'liim al Atiiq) di masjid Qarawiyyin.
Namun sayangnya jatah yang sudah diberikan tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik oleh Indonesia, dengan tidak maksimalnya kedatangan mahasiswa Indonesia ke maroko sesuai kuota tersebut. Dan juga kurang selektifnya dalam memilih utusan-utusan penuntut ilmu, sehingga tidak sedikit yang kurang maksimal dalam belajar di negeri seribu benteng ini.
Penganut Tariqah yang berkaitan dengan tasawuf pun berkembang pesat di kedua negara. Masing-masing mempunyai tariqah yang sama seperti Tariqah Tijaniyah dan tariqah Budsyisyiah. pengikut thariqah ini di Indonesia sangatlah banyak, Setiap tahun mereka diundang ke Maroko untuk mengikuti Haul dan Muhadarah(pertemuan).
Selain dalam bidang pendidikan, dalam bidang kebudayaan pun kedua Negara telah berpartisi aktif, semakin terlihat jelas ketika Indonesia turut berpartisipasi Dalam Rangka Festival Teatre International untuk Pemuda ke XI di Taza, Maroko, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Rabat, menampilkan Sendratari Ramayana dengan berbagai macam improvisasi alias sedikit menyimpang dari aslinya. Pertama dalam sejarah, kisah Ramayana dipagelarkan dalam bahasa Arab yang di pentaskan oleh Masyarakat Indonesia di Maroko, Sebagian besar pemainnya adalah mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam wadah PPI Maroko. 
Kemudian pada Festival Music Internattional di Fes, Maroko, Dengan dukungan dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia. Indonesia menampilkan musik marawis yang dibawakan oleh Syubbanul Akhyar dari Cirebon, Indonesia. Gaya musik Marawis, warisan budaya sufi Yaman. Sebuah musik di persimpangan musik Arab dan musik Indonesia, segar dan sederhana dalam berekspresi yang terserap dalam musik tersebut.

Sumber:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar