Sumber sejarah saya adalah ayah saya sendiri yang bernama, Ir. Achmad Nawawi. Beliau lahir di Banjarmasin tanggal 5 maret 1952. Beliau sekarang adalah seorang Wirausaha. Beliau akan menceritakan sedikit tentang masa kecil nya yang berhubungan dengan kota asalnya itu. Saat masa itu beliau ini masih kecil, mungkin masih duduk di Sekolah Dasar tetapi pengingatan beliau masih sangat jernih sampai sekarang. Sehingga beliau dapat menjelaskan beberapa cerita masa lalu... Dahulu seingat beliau setelah Indonesia memerdekakan dirinya, Kalimantan dijadikan provinsi tersendiri dengan Gubernur Ir. Pangeran Muhammad Noor. Beliau juga pernah bercerita kalau di Kalimanatn Selatan juga diwarnai dengan terbentuknya organisasi ALRI di Mojokerto, Jawa Timur yang mempersatukan kekuatan dan pejuang asal Kalimantan yang berada di Jawa. Sewaktu beliau kecil beliau sering di suguhkan oleh masalah-masalah politik, mungkin karena kakek saya ingin ayah saya ini mengetahui hal-hal seperti itu kelak dan dapat membedakan mana yang baik dan benar.
Saat kembalinya Indonesia ke bentuk negara kesatuan, kehidupan pemerintahan di daerah juga mengalamai penataaan. Warga Kalimantan lebih terurus dan terorganisir. Di wilayah Kalimantan, penataan antara lain berupa pemecahan daerah Kalimantan menjadi 3 provinsi masing-masing Kalimantan Barat, Timur dan Selatan yang menurut sumber dituangkan dalam UU No.25 Tahun 1956. Sempat juga saat beliau masih balita sebagian besar daerah sebelah barat dan utara wilayah Kalimantan Selatan dijadikan Propinsi Kalimantan Tengah. Beberapa keluarga sempat mempermasalahkan hal itu, tapi keluarga ayah saya tidak, mereka dapat di bilang, warga negara yang mengikuti pemerintah & menjalani perintah mereka. Walapupum mememang, komentar-komentar dan cercaan bagi pemerintahpun sering di lontarkan oleh kakek saya. Wajar, menurut saya itulah warga negara yang baik, yang mengawasi kerja pemerintah tersebut. Menurut beliau, ada juga undang-undang yang memisahkan bagian utara dari daerah Kabupaten Kotabaru dan memasukkan wilayah itu ke dalam kekuasaan Provinsi Kalimantan Timur. Sejak saat itu Propinsi Kalimantan Selatan tidak lagi mengalami perubahan wilayah, dan tetap seperti adanya. Mungkin hanya itu yang bisa beliau ceritakan, beliau berkata bahwa perubahan wilayah-wilayah ini di karenakan Perjanjian Linggarjati yang isinya Kalimantan terpisah dari Republik Indonesia. Itulah yang mungkin menyebabkan Pemerintah susah untuk menempatkan Kalimantan secara pasti. Keraguan merekalah yang menyebabkan warga Kalimantan pernah berkonflik.
Waktu saya bertanya. Mengapa ayah tidak jadi politisi saja? Beliau langsung menjawab.. menjadi politisi itu gak gampang, banyak konsekuensinya, dan setiap mau tidur harus mikirin negara apalagi harus bekerja sama dengan politisi kita sekarang yang tidak jujur, susah itu nak…
Saya dan Keluarga (ki-ka: Kakak, Saya, Ibu & Ayah) |
Dengan mewawancarai Ayah saya ini saya mengetahui bahwa penempatan wilayah sampai sekarang ini kronologi nya panjang, jadi pemerintah itu susahtidak gampang, jadi warga pun juga. Cara keluar yang paling tepat hanya satu.. Kita hanyaharus bekerja sama & selalu transparan. Bantu juga mereka untuk mewujudkan negeri yang di impikan, jika mereka melakukan kesalahan, tegur mereka. Karena itu bukan pekerjaan yang gampang. dan pelajaran yang bisa saya petik lagi adalah sejarah itu sangat penting, dari sejarah lah kita dapat belajar banyak hal. Sejarah adalah suatu titik dimana kita dapat mengambil buah pengalaman dari orang-orang terdahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar